13

510 46 3
                                    

Maheesa sudah selesai dengan urusan kampusnya, ia kembali dengan cepat ke rumahnya. Saat memasuki rumahnya ia di sambut dengan wangi makanan dari arah dapur rumahnya, Maheesa berjalan ke arah dapur dan tersenyum saat mendapati Azkana yang tengah berkutat dengan alat alat masak. Maheesa menghampiri Azkana lalu memeluknya dari belakang, mengecup pipi Azkana dan menaruh dagunya di bahu Azkana.

"Wangi banget, masak apa sih cantik?"

"Masak ini aja yang ada di kulkas, bersih bersih dulu gih terus makan, tadi ibu bilang kalau dia bakalan lama di tokonya terus bilang gini adek kalau mau masak bahan bahannya ada di kulkas ya sayang terus aku jawab oke ibu"

"Ibu tau kalau kamu jago masak, nanti dulu bersih bersihnya biarin gini dulu"

Kini Maheesa malah mendusalkan wajahnya di ceruk leher Azkana menghirup wangi Azkana yang menguar dari sana sementara Azkana hanya membiarkan hal itu dan melanjutkan acara memasaknya yang belum selesai itu.

Duk! Duk! Duk!

"MAHEESAAAAAAA!"

Azkana terlonjak saat mendengar suara pintu yang di pukul dengan kencang dan teriakan seseorang dari luar, Azkana menepuk pelan tangan Maheesa yang melingkar di perutnya

"Buka dulu itu siapa"

"Cium dulu sekali lagi ya?"

Tanpa menunggu jawaban dari Azkana, Maheesa kembali mencium pipi berisi itu. Lalu Maheesa berbalik badan tanpa melepaskan pelukannya pada Azkana membuat Azkana terkejut dan mempererat pegangannya pada teflon yang ia bawa.

"Kak ya di lepas dulu dong pelukannya kalau mau balik badan, untung ga tumpah kan ini dagingnya"

"Hehe lupa maaf"

"Yaudah lepas! Gue lagi pegang teflon panas loh ini kak, mendarat di muka lo habis kadar ketampanan lo itu"

Maheesa segera melepaskan pelukannya lalu berlari ke arah pintu rumah miliknya sementara Azkana hanya menghela nafasnya lalu kembali melanjutkan memasak, hanya tinggal beberapa detik lagi masakannya itu akan matang tapi Maheesa mengganggunya. Saat sudah selesai Azkana menata hasil masakannya di atas meja makan serta menyediakan nasi di wadah besar yang ia simpan di tengah tengah meja makan tersebut. Azkana yang penasaran siapa yang datang barusan lantas melepaskan celemek yang melekat pada tubuhnya lalu menghampiri ruang tamu.

"Loh abang, Biyu, Raven?"

Ketiganya tersenyum ke arah Azkana lalu beranjak dan memeluk pemuda itu. Azkana membalas pelukan ketiganya

"Maafin abang ya, abang ga ikut nyari kamu karena larangan dari ayah"

"Gapapa abang, maaf Azka udah bikin kalian khawatir"

Jayandra dan Sabiyu melepaskan pelukannya pada Azkana namun Raven masih enggan melepaskan pelukan tersebut malah semakin erat.

"Kenapa sih? Kan gue udah di sini juga"

"Takut banget gue sumpah, jangan jauh jauh dong kalau mau kabur tuh"

"Gue di usir ya bukan kabur!"

Maheesa yang melihat itu hanya memasang wajah datarnya lalu menepuk bahu Raven pelan

"Jangan lama lama!"

Raven mendengus kesal lalu melepaskan pelukannya pada Azkana, Azkana tersenyum lalu mengajak keempatnya untuk makan bersama. Mereka tidak lama berada di rumah Maheesa karena ada urusan masing masing yang masih harus di kerjakan, setelah makan mereka berpamitan pulang. Kini Maheesa tengah mencuci bekas makan mereka padahal Azkana sudah melarangnya namun Maheesa ngotot tetap ingin mencucinya.

LOVE [HEESUN] END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang