LOVE [HEESUN] END✔️

16

Maheesa mengedarkan pandangannya pada setiap sudut club untuk mencari keberadaan Azkana, siapa tau ia datang kemari namun Maheesa tidak menemukan eksistensi pemuda tersebut akhirnya Maheesa memutuskan untuk segera memutar musik yang akan memeriahkan club malam ini, Maheesa tidak sendiri kali ini tetapi bersama dengan temannya karena kebetulan ada sebuah pesta yang di adakan di club itu dan meminta yang menjadi DJ Maheesa serta temannya. Namun club itu tidak di tutup untuk umum, siapapun boleh bergabung.

Azkana kini tengah berada di dalam kamar mandi club bersama dengan Raven. Azkana membuka kancing kemeja flanel yang ia kenakan sehingga menampakkan crop top berwarna hitamnya, crop top itu hanya menutupi tubuh Azkana sampai perut sementara pinggang nya terekspos namun ketika ia mengangkat tangannya ke atas maka perutnya akan ikut terlihat. Azkana memakai kembali pelembab bibirnya sebelum pergi ke luar.

"Udah mulai ayo!!"

Raven menarik tangan Azkana dan membawanya ke lantai dansa. Raven ikut turun malam ini karena ia penat dengan tugas tugasnya yang menumpuk. Azkana menggulung lengan kemejanya lalu mulai menggerakkan tubuhnya bersama Raven, ramai sekali pengunjung club hari ini hingga Azkana harus berhati-hati agar tidak terlalu bersentuhan dengan orang lain. Namun usahanya sia sia karena kini seseorang sudah merangkul pinggang Azkana mengajaknya untuk sedikit lebih ke depan, dengan cepat Azkana menarik tangan Raven untuk berjaga jaga takut ia di bawa.

Azkana sudah sampai di bagian paling depan lantai dansa tersebut bersama seseorang yang menariknya dan Raven yang ia tarik. Azkana menatap ke arah salah satu DJ yang sedang beraksi itu, mata keduanya bertatapan meskipun di bawah temaramnya lampu tetapi keduanya saling mengenali satu sama lain, Azkana tersenyum seraya mengedipkan sebelah matanya.

"Centil"

Maheesa terkekeh lalu mulai memperhatikan Azkana yang kembali menggerakkan tubuhnya, Azkana sedikit mengangkat tangannya sehingga membuat perutnya sedikit terlihat. Maheesa terkejut di buatnya, ia baru menyadari kalau pakaian Azkana bukan seperti biasanya yang ia kenakan. Maheesa jadi tidak fokus di buatnya karena kini Azkana di peluk oleh seseorang, Azkana berusaha melepaskan pelukan itu dan berhasil lalu ia sedikit menjauh dari orang itu namun orang itu malah kembali mendekati Azkana. Maheesa masih memperhatikan semuanya.

Azkana akhirnya diam karena sudah tidak bisa bergerak lebih leluasa lagi, Azkana juga diam saat seseorang itu berhasil mencium tepat di bibirnya. Azkana terkejut sungguh tapi ia hanya bisa diam saat ini. Seseorang itu mulai melumat bibir Azkana seraya menarik pinggang Azkana untuk lebih dekat dengannya. Maheesa yang melihat itu geram, ia segera menghampiri Azkana dan menariknya menjauh dari keramaian. Maheesa membawa Azkana ke luar dari club, ke samping club yang sepi. Maheesa mendorong sedikit kasar tubuh Azkana sehingga punggung sempit itu menghantam dinding club.

"Pelan pelan sakit tau!"

Maheesa mengunci tubuh Azkana dengan kedua tangannya yang berada di samping tubuh Azkana, bertumpu pada dinding club. Maheesa menatap Azkana tajam

"Kalau mau balas dendam bukan gini caranya, kalau kamu di bawa sama orang itu gimana Azkana?"

"Ya emangnya kenapa kalau aku di bawa? Kakak jadi bisa puas buat ciuman atau sekalian pacaran sama kak Jean. Kakak ga usah repot repot urusin aku lagi kalau aku di bawa sama orang itu, biar aja aku hamil sama dia terus aku kab-hhhmmphh"

Perkataan Azkana terpotong karena Maheesa membungkamnya dengan mencium kasar bibir Azkana, Maheesa melumat dan menyesap bibir atas serta bawah milik Azkana. Ia mengigit bibir Azkana sehingga bibir itu terbuka dan membiarkan lidahnya melesak begitu saja. Maheesa meraba pinggang polos Azkana, tangannya bersentuhan langsung dengan kulit pinggang Azkana, Maheesa meremat pinggang Azkana cukup kencang seraya semakin memperdalam ciumannya pada Azkana. Azkana hanya bisa menyalurkan semua yang ia rasakan dengan membalas ciuman Maheesa serta meremat bahu kekasihnya.