IX

56 8 2
                                    

Tanpa mempertanyakan banyak hal meskipun aneh dalam benaknya, namun cukup membuatnya tinggal di kamar itu. Keinginannya adalah perintah untuk Sullyoon.

"Anda perlu sesuatu?"

Tidak ada jawaban dari Haruto, apa tuan mudanya ini ngelindur?. Yah mungkin benar ngelindur... Sullyoon setenang mungkin keluar dari kamar Tuannya itu.

Uhuk..
Uhuk....
Hoek......

Terlambat kusadari...plak, terlambat sudah. Muntahan isi perutnya sudah mengenai kasur yang sepreinya baru diganti beberapa waktu yang lalu

"Apa perut anda sakit?" Ucapnya sambil mengurut bagian belakang leher pemuda itu, yang hanya dibalas gelengan. Yang tidak diketahui Sullyoon, bagian belakang leher merupakan bagian sensitif untuk sebagian orang bukan?, main asal pegang saja huh.

Sullyoon reflek mengusap bekas muntahan itu dengan selimut yang sekiranya masih bersih. Sekalian pikirnya.

"Minum tuan" ucapnya menyodorkan segelas air mineral langsung ke mulut tuannya itu

"Saya tidak meracuni anda" ucapnya panik, takut takut tuannya menuduhnya macam-macam. Apa yang salah? -Sullyoon pov

"Tidurlah di kamar saya malam ini tuan, ini terlalu kacau. Saya akan segera membereskannya"

Haruto masih terengah engah hingga tak sadar ia menitihkan air mata. Itu adalah reaksi normal ketika seseorang muntah.

Sullyoon membantu Haruto ke kamar mandi, tanpa banyak cincong dengan cekatan mendudukkannya di closet yang sudah ditutup itu. Menggunting lengan baju dimana tangan yang diinfus itu tergolek.

Haruto tertawa pelan sambil mendengus. Sullyoon akui, tuan muda ini sangat tampan bagi remaja seusianya, hanya minus akhlaknya saja.
"Kenapa kau menggunting bajuku" ucapnya imut sekali

"Apa anda masih merasa mual tuan?" Tanya Sullyoon memastikan

Haruto kembali menggeleng lemah, kepalanya seperti akan jatuh ke depan. Apakah dia akan tidur disini?. Yang tepat adalah, kepalanya serasa berputar. Apa yang salah? Aku pusing sekali astagaa-Haruto pov

Sullyoon kemudian bergegas menyeka tubuh bagian atas tuannya yang terkena muntahan, untung tidak dengan celananya. Atau Haruto harus total mandi ulang. Tak lupa menyangga kepala yang sudah tak kuat disangga leher sang empunya. Menyangga dengan telapak tangan kirinya. Sementara tangan kanannya sibuk kesana kemari.

"Tunggu sebentar" Sullyoon mengambil kaus dengan lengan lebar yang sekiranya mudah untuk tangannya yang diinfus masuk.

"Sudah ayo ke kamar saya tuan, segeralah istirahat"

"Lalu kamu mau tidur dimana?"

"Tidak perlu memikirkan saya tuan" Sullyoon memapah Haruto sekuat tenaga. Dan tentu saja dengan tatapan heran semua orang di rumah ini, mau dibawa ke mana Haruto oleh Sullyoon

Di tengah perjalanan menuju mess

"Ada yang perlu dibantu nona?"

"Ah ndee pak, tolong bantu saya memapah tuan muda ke mess saya"

"Kenapa kesana?" Security itu lantas membantu memapah Haruto yang Segede titan ini, sedangkan Sullyoon berada di belakang mereka untuk bernafas. Punggungnya rasanya mau remuk, tak sempat menjawab pertanyaan security tersebut.

.
.
.
.
.
.
.

"Kasurnya mungkin tidak selembut yang ada di kamar tuan, tapi yang penting tuan bisa istirahat" Sullyoon memberikan selimut yang khusus dia bawa di rumah untuk Haruto. Entah mengapa ia memiliki feeling bahwa Haruto tidak akan suka dengan selimut mess ini karena kasar dan baunya lembab. Ya meskipun selimutnya sendiri tidak sewangi itu karna ya sempat kena ilernya juga. Tapi ada yang bilang "smells like home" begitu ceunah Sullyoon mendeskripsikan bau dari selimutnya.

𝐖𝐚𝐧𝐭 𝐭𝐨 𝐬𝐞𝐞 𝐲𝐨𝐮 || 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐭𝐨 𝐱 𝐒𝐮𝐥𝐥𝐲𝐨𝐨𝐧 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang