[Suka dengan cerita ini? Jika halaman ini membuatmu tersenyum, berikan vote dan komentar. Setiap dukunganmu adalah bahan bakar semangat untuk terus menulis!🔥]——————
Sullyoon menatap ruangan megah di hadapannya, merasakan ketegangan yang menyelimuti suasana. Rumah keluarga Watanabe, simbol kesuksesan bisnis nomor satu di Korea Selatan dan Jepang, memiliki desain yang megah namun misterius. Dinding-dindingnya dihiasi dengan lukisan-lukisan indah, tetapi ada sesuatu yang membuatnya terasa menyeramkan—mungkin karena pencahayaan yang redup dan bayangan yang bersembunyi di sudut-sudut ruangan.
Gadis itu berdiri tegak di hadapan Tuan dan Nyonya Besar Watanabe, seorang pria dan wanita berusia dengan wajah tegas dan tatapan tajam yang seolah mampu membaca pikirannya.
"Se-selamat pagi, saya Seol Yoona. Saya akan menggantikan nenek Nam untuk merawat tuan muda Haruto mulai hari ini" ucapnya membungkuk 90° di hadapan nyonya dan tuan Watanabe di ruang kerjanya sebagai rasa hormat . Sullyoon gugup sekali karena ditatap seperti itu, rasanya seperti ditelanjangi. Aura orang-orang dan rumah ini tidak main main. Betul kata sahabatnya lalu, rumah dan perawakan orang-orang disini misterius.
Tuan dan Nyonyanya Watanabe tidak langsung merespons. Dia hanya mengangguk kecil sambil menyesap teh dari cangkir berukir naga yang tampak mahal.
"Berapa usiamu?" Tanya nyonya Watanabe seperlunya, memecah keheningan tidak nyaman, nyonya besar itu tampak tidak terlalu tertarik untuk memandangi gadis itu lamat-lamat.
"18 tahun Nyonya"
"Bagus, kamu bisa bekerja lebih lama dari nenekmu jadi kita tidak pusing mencari pengasuh lagi" Ucap Tuan Watanabe meyesap segelas teh di gelas dengan ukiran indah naga itu. Sullyoon menebak, harganya pasti jutaan.
Sullyoon hanya bisa tersenyum getir, aura di rumah ini sangat tidak enak untuk ditinggali. Luas namun sunyi dan dingin. Seperti tidak ada aura kehidupan di rumah ini. Pokoknya penilaian pertama Sullyoon disini adalah tidak nyaman. Namun Sullyoon mencoba mempertahankan senyumnya meskipun tekanan di ruangan itu semakin terasa. Aura rumah ini memang berbeda seperti rumah orang lainnya.
"Kamu masih sekolah?"
"Ye, saya mahasiswa baru di Universitas Nasional Seoul"
"Kamu bisa kan mengatur jadwalmu sendiri?, Saya tidak mau alasan itu berdampak pada pekerjaanmu disini dan saya tidak mau berurusan dengan polisi karena memperkerjakan anak dibawah umur. Catat itu"
"Ye Nyonya, siap" berusaha menunjukkan sikap profesional meskipun hatinya bergetar.
"Bagus, naiklah ke lantai 4. Minta security di lantai itu untuk menunjukkan kamar Haruto. Aku harap kamu seterampil nenekmu." Ucap Nyonya Watanbe langsung beranjak keluar ruangan disusul oleh Tuan Watanabe.
"Baik Nyonya dan Tuan" Sullyoon keluar dari ruang kerja itu dengan langkah gontai. Kedua tungkai panjangnya seakan kehilangan minat untuk mulai bekerja hari itu juga. Lantai 4 katanya(?), ini rumah atau kos-kosan deh.
Sullyoon melangkah masuk ke dalam ruangan utama keluarga Watanabe yang megah dan misterius, tetapi saat matanya menyapu denah yang luas, dia merasa seperti berada di labirin. Beberapa bangunan besar terhubung dengan kolam yang berisi buaya! Ya, kalian tidak salah baca, buaya! *lihat foto di atas
Dia mengerutkan kening, membayangkan skenario terburuk. "Apa yang terjadi jika aku melakukan kesalahan? Apakah aku akan dilempar ke kolam buaya itu?" pikirnya sambil merinding. Bayangan dirinya terjun ke dalam kolam, dicabik-cabik buaya yang kelaparan, membuatnya ingin tertawa dan menangis sekaligus.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖𝐚𝐧𝐭 𝐭𝐨 𝐬𝐞𝐞 𝐲𝐨𝐮 || 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐭𝐨 𝐱 𝐒𝐮𝐥𝐥𝐲𝐨𝐨𝐧
Romance"Mama.....aku juga ingin disayang seperti kakakku yang lain" -Watanabe Haruto