III

145 10 0
                                    

"Saya akan mengantar tuan ke kamar mandi"

Jika kalian bertanya-tanya kenapa Sullyoon balik lagi?, karena dia baru 3 0 menit disini gais. Masa diusir dia pulang, ya gak lah. Apa kata Tuan dan Nyonya Watanabe....dan neneknya tentu saja. Dia cukup lama menenangkan diri di lantai 1 sebelum menyatukan pikirannya. 

"Dia harus bisa menaklukkan Haruto"

Ini adalah awal dari kenyataan dunia kerja. Bisa jadi ia bertemu hal yang lebih tidak terduga di masa depan. Dia tidak boleh cengeng dan mengecewakan neneknya di rumah.

"Gak, saya bisa sendiri!. perasaan saya sudah menyuruhmu keluar, kenapa kau masih disini?!" ucap Haruto sarkas langsung meraba raba sekitar

"Kau bodoh ya?"

"Maaf tuan, saya diperintahkan oleh nyonya Watanabe untuk menjadi pengasuh tuan menggantikan nenek. Saya hanya menjalankan tugas"

"Saya adalah tuanmu juga!!, Dan....saya merasa tidak nyaman denganmu. Saya harap kamu mengerti, tolong. Keluar dari kamar saya" ucapnya tenang namun tetap dengan nada mengintimidasi. Sullyoon bingung, apakah dia membuat kesalahan hingga tuan muda ini merasa tidak nyaman? Perasaan Sullyoon baru bertemu tuannya ini hanya tadi sore.

*Di satu sisi ...

Ini benar benar tidak seperti kebiasaan Haruto, dan itu membuatnya sedikit linglung dan panik. Biasanya ketika hendak mandi, dia melepas seluruh pakaiannya di luar lalu meminta pengasuhnya untuk membawanya ke kamar mandi, lalu dia akan menyelesaikan urusannya sendiri, namun berbeda dengan hari ini, pengasuhnya adalah seorang wanita berusia 18 tahun, itu membuatnya malu dan tidak nyaman. Karena mereka hampir seumuran. Dan jujur saja, Haruto juga takut.

"Baik tuan" ucap Sullyoon agak takut. Pemuda ini aneh dan kasar. Itu adalah first impression dari Sullyoon ke Haruto. Tamatlah Haruto yang memiliki kesan buruk untuk Sullyoon. Kedepannya pasti akan sulit.

Tuan muda itu tampak kebingungan mencari kamar mandi, dia meraba raba sekitar dengan gusar. Sebetulnya Haruto tau tata letak kamarnya ini, tapi dengan Sullyoon diruangan ini menjadikannya sedikit panik karna ada sepasang mata yang mengamatinya. Dari mana Haruto tau?, hanya feeling. Dan Haruto yakin dengan mata keduanya itu.

"Tuan saya bisa membawa anda ke kamar mandi" ucap Sullyoon di belakang dengan tetap menjaga jaraknya dengan Haruto. Sullyoon takut perilaku impulsif Haruto akan menyakitinya.

"Saya bilang gak perlu, pergi siapkan makan malamku!" Ucapnya membentak Sullyoon, kesabaran Haruto sudah di puncaknya sekarang. Kenapa wanita ini bebal sekali.

"B-baik tuan, maafkan saya" ucapnya kaget dan membuatnya hampir menangis

"Kenapa mama menerima pengasuh perempuan seumuran dengan ku?!" Geram Haruto, dia bahkan tidak membiarkan Sullyoon menyiapkan pakaiannya. Padahal dia tidak bisa melakukan apapun sendiri, itu membuatnya frustasi. Dia malu dan banyak kekhawatiran membuatnya gelisah. Well, dengan kekurangannya ini, semakin membuatnya frustasi.

"Gila tu orang, orang niatnya baik malah dibentak bentak. Emang dia bisa sendiri apa. Makanan lu gue kasih racun mampus lu ye"
Sullyoon kembali ke lantai satu dan menanyakan dimana ia bisa mendapatkan makan malam untuk Haruto. Ketika Sullyoon melangkahkan kaki ke ruang makan yang telah ditunjukkan arahnya oleh security, Nyonya Watanabe ternyata sudah bersiap untuk makan malam bersama sembilan pemuda yang lain duduk mengitarinya. Tanpa Tuan Watanabe disampingnya.

"Bi itu siapa yang cowo-cowo semua itu?, banyak banget"

"Kamu siapa?"

"Saya pengasuh barunya tuan Haruto bi"

"Ha?, Kamu semuda ini, Memang bisa jadi pengasuh?"

"Pake nanya lagi, jelas gabisa lah" -batin Sullyoon hanya membalas dengan senyuman 😔

"Bi itu siapa, belum dijawab juga"

"Anak anaknya Tuan Watanabe lah"

"Oooo"

"Kok tuan Haruto ga diajak makan malem bareng di sini?, Kenapa saya disuruh nyiapin makanan buat dibawa ke kamarnya?"

"Dari dulu gitu, memang tuan Haruto ga pernah makan bareng disini"

"Kenapa bi?"

"Udah daripada banyak tanya, bantuin sajiin ke ruang makan cepetan"

"Loh bi" tangannya udah diberi beberapa piring

Melayani keluarga Watanabe yang cukup dibilang besar ini memerlukan banyak waktu, karena keluarga ini makan layaknya keluarga kerajaan. Begitu banyak piring dan sendok yang Sullyoon sendiri tidak tau apa bedanya. Belum lagi sajian makan malamnya, hal ini membuat Sullyoon melupakan Haruto untuk sementara waktu.

"Bawa itu ke meja Tuan Hyunsuk!"

"Tuan Hyunsuk yang mana bii..." Ucapnya bingung

"Yang rambut pirang, ini buah untuk tuan Junkyu"

"Junkyu yang mana satu biii"

"Yang mukanya imut"

"Ha?" Ucapnya plonga plongo, mana ada yang imut?. Benar kata Yumi tempo hari, semua orang disini bermuka antagonis. Termasuk pelayan dan securitynya juga.

"Cepet, mereka sibuk. Setelah ini harus bergegas pergi ke rapat perusahaan"

"Ah nde nde"

Begitulah petang ini mengacaukan Sullyoon hingga ia melupakan sesuatu.

Namun satu hal yang ia tahu, orang yang memarahinya tadi karena mengetuk pintu kamar Haruto adalah Hyunsuk.

-Penulis 🍁

𝐖𝐚𝐧𝐭 𝐭𝐨 𝐬𝐞𝐞 𝐲𝐨𝐮 || 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐭𝐨 𝐱 𝐒𝐮𝐥𝐥𝐲𝐨𝐨𝐧 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang