I

408 19 3
                                    

[Suka dengan cerita ini? Jika halaman ini membuatmu tersenyum, berikan vote dan komentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Suka dengan cerita ini? Jika halaman ini membuatmu tersenyum, berikan vote dan komentar. Setiap dukunganmu adalah bahan bakar semangat untuk terus menulis!🔥]
—————-

"A-apa nek?, Aku tidak salah dengar kan?" Ucap gadis super rupawan itu pelan takut menyinggung perasaan neneknya yang tahun ini memasuki usia 65 tahun. Satu-satunya keluarga yang ia miliki. Saat ini.

"Maafkan nenek yang sakit sakitan ini" ucapnya membelai pipi gadis di hadapannya itu lembut. Ada kehangatan di sana, namun juga kesedihan yang tak bisa disembunyikan.

Sullyoon terdiam, hatinya bergejolak. "Bukan itu, nek. Aku tidak keberatan bekerja untuk kita berdua. Tapi... apa benar jadi pengasuh? Aku tidak salah dengar, kan?"

"Yang nenek jaga memiliki umur seusiamu Sullyoon, tuan muda Haruto mengingatkanku padamu. Dan nenek sudah menganggapnya sebagai cucu nenek sendiri, nenek sangat menyayanginya. Dan juga, keluarga Watanabe sangat berjasa terhadap keluarga kita sejak kakek dan nenek masih muda, dulu kakekmu adalah supir pribadi disana"

Sullyoon tidak dapat berkata kata ketika neneknya nampak bahagia mengalami kilas balik ketika ia bekerja disana bersama kakeknya sebelum kepergiannya. Ia bungkam karna bingung harus merespon bagaimana.

"Dulu, siapa yang mau memperkerjakan orang dengan hanya lulusan SD, nenek sangat bersyukur bertemu keluarga Watanabe" neneknya nampak berkaca-kaca ketika mengingat nasib pait yang dialami oleh keluarganya sebelum bertemu keluarga Watanabe. Sepasang pebisnis asal Jepang yang melebarkan sayapnya di Korea Selatan dalam usaha properti.

Bagi pendatang di negara orang, Tuan dan Nyonya Watanabe tidak mensyaratkan pendidikan khusus apabila ingin bekerja bersamanya, cukup loyal dan berguna sudah cukup menurutnya. Orang-orang kaya itu tidak suka sesuatu yang bertele-tele. Yang penting adalah tidak menggigit tuannya sendiri.

"T-tapi nek aku baru 18 tahun *(ditulis saat tahun 2022), aku tidak bisa merawat seseorang 😢 bahkan aku tidak cukup baik merawat diriku sendiri" ucapnya bimbang dan berusaha meyakinkan neneknya bahwa dia tidak bisa melakukan hal seperti merawat seseorang. Mata bulatnya menatap lugas ke arah neneknya penuh kebuntuan. Ia takut jika berurusan dengan jiwa orang lain. Tanggung jawab itu terlampau berat baginya.

"Aku bisa mencari pekerjaan lain nenek, yang lain. Apapun selain mengasuh seseorang"

"Siapa yang mau mempekerjakan anak dibawah umur sepertimu, dan juga mana tega nenek membiarkanmu dipekerjakan orang lain yang tidak nenek kenal. Sekarang marak gadis usia muda sepertimu mendapat pelecehan di tempat umum apakah kau tau?. Nenek tidak mau kau mengalami hal seperti itu. Kau adalah tanggung jawab nenek sampai kapanpun" tangan kurus nan keriput itu mengusap surai legam cucunya yang begitu disayanginya itu.

Malang sekali garis takdir yang telah ditetapkan Tuhan pada anak ini, sudah ditinggal orang tuanya, di usia remajanya dia tidak bisa bersenang-senang layaknya orang berkecukupan di lingkungan sekitarnya. Dan dia yang harus menjadi tulang punggung keluarga kecilnya ini.

𝐖𝐚𝐧𝐭 𝐭𝐨 𝐬𝐞𝐞 𝐲𝐨𝐮 || 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐭𝐨 𝐱 𝐒𝐮𝐥𝐥𝐲𝐨𝐨𝐧 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang