"tolong lihat rayyan sebagai rayyan , jangan terus menuntut rayyan menjadi orang lain. tolong biarkan rayyan bersinar dengan cahaya rayyan sendiri"
~rayyan haidar
----------"mau kemana rayyan?”. Suara yang sangat rayyan kenali itu berhasil menghentikan langkah nya yang hendak keluar rumah. Itu mama nya , rayyan sempat diam beberapa detik , bukannya pagi tadi mama nya pergi ke luar kota bersama papa untuk urusan pekerjaan.
“loh mama di rumah?, bukannya tadi pagi berangkat ke luar kota bareng papa?”. Tanya rayyan .
“kenapa? Kamu ga suka kalau mama di rumah?, mau kemana kamu?, mau main ?, mau bolos belajar?”. Bukannya mendapat jawaban justru rayyan malah di berondong pertanyaan oleh mamanya.
“enggak mah gak gitu, rayyan Cuma mau minjem buku ke temen”. Elak rayyan mencoba beralasan, supaya ia bisa keluar untuk bertemu anin dan byan.
“buku apa ?, jangan pinjam biar mama belikan masuk aja ke kamar, belajar nanti buku nya di anter kurir”. Tegas mama membuat rayyan tak bisa lagi membantah. Rayyan masih diam di tempatnya tidak beranjak dari sana.
“rayyan! Mama tanya buku apa biar mama pesankan di toko online”. Teriak mama membuat rayyan sedikit terlonjak kaget.
“buku untuk persiapan uas mah”. Jawab rayyan asal , ia benar benar tak berani membantah ucapan orang tua nya, katakan jika rayyan lemah karena memang itu kenyataannya.
“ya sudah masuk kamar belajar, kamu itu harus bisa kaya mas kamu yang nilai nya slalu 100, gak malu maluin kaya kamu”. Ucap mama rayyan yang mulai menjadikan mas esa sebagai tolak ukur untuknya.
“mama tuh heran ya sama kamu, kenapa kamu tuh gabisa kaya mas kamu, banggain mama papa kaya mas esa yang slalu dapet peringkat satu di sekolah bahkan sampe dia kuliah sekarang nilai nya ga pernah kurang dari seratus”.demi apa pun rayyan sudah sangat muak mendengar kalimat itu.
“karena rayyan ini rayyan mah bukan mas esa, rayyan cape mah slalu di bandingin sama mas esa. Tolong mah tolong lihat rayyan sebagai rayyan bukan sebagai mas esa”. Rasanya sudah terlalu sesak untuk di pendam akhirnya rayyan memberanikan diri mengungkapkan apa yang slalu ia tahan selama ini.
“makanya kalau tidak mau dibandingkan itu di setarakan!!”. Balas mama kini nada nya mulai naik satu oktaf.
“mah... rayyan dan mas esa itu berbeda mah, kami 2 raga yang berbeda mah! , tolong jangan memaksa rayyan untuk jadi seperti mas esa , rayyan ga akan mampu mah”. Jawab rayyan lagi, sudah cukup rayyan juga perlu membela dirinya sekarang.
“ anak mama itu 2 mah, mas esa dan rayyan . tolong lihat rayyan sebentar mah, lihat anak mama yang ini mah, lihat rayyan yang sering mama abaikan,". tambah rayyan lagi mengeluarkan segala unek unek nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAIT TERLUKA
Teen Fiction"bagaimana jika pada akhirnya kita tidak akan pernah bertemu dengan bahagia?" "siapkah untuk terus bersahabat dengan luka?" "bait kita akan terus abadi untuk berdarah"