"ketika aku bertanya "untuk apa aku diciptakan?", semesta dengan lantang menjawab; untuk terluka"
~anindita cahyaningrum ~_oOo_
jangan pernah memandang lemah seseorang hanya karena ia berbicara tentang lukanya, kamu tidak tau bagaimana dia berjuang agar bisa kembali membuka mata esok hari, kamu bukan dia dan dia bukan kamu. ada seseorang yang terlihat baik di luar namun hancur berantakan di dalam, jiwa nya terguncang mental nya rusak tak berbentuk, kamu tidak tau karena hanya dia sendiri yang merasakan bagaimana tersiksa jiwanya selama ini, kamu hanya melihat raga yang tampak baik baik saja , padahal di dalam sana sudah terluka begitu parah hingga berdarah darah, cacat tak sempurna.
"udah gue bilang kan kalo sepatu ini gabisa asal asalan nyuci nya!!, bego banget jadi manusia lo liat ini!!! Sepatu gue rusak sialan". Bentak dipta murka, ia layangkan sepatu yang ada di tangannya ke kepala anin yang hanya tertunduk diam.
"maaf a' anin gatau,". Hanya itu yang mampu keluar dari mulut anin sebab sekarang ia tengah ketakutan setengah mati, jika aa' atau kakak laki laki nya ini sudah marah ia tak akan pernah segan untuk bermain tangan, seperti tadi belum apa apa kepala anin sudah di lempar sepatu miliknya, jangan tanya bagaimana rasanya sudah jelas sangat sakit sekali ketika sepatu yang memiliki tapak besi itu mendarat di kepala nya.
"gue muak banget sama lo sialan!!, ini sepatu mahal dan dengan gaada otak nya lo rusakin!!, bahkan lo jual harga diri lo itu gak bakal bisa ganti sepatu gue". ucap dipta lalu kembali memukul kepala adiknya itu sekuat tenaga membuat anin tersungkur kelantai. "cuih" dipta meludahi anin sebelum ia benar benar berlalu.
Anin hanya diam, tidak menangis namun seperti ada yang menghimpit dada nya saat ini sesak sekali, pukulan dipta di kepala nya tidak seberapa di banding dengan kata kata yang terlontar dari mulut aa' nya tadi.
"bahkan lo jual tubuh lo itu gak bakal bisa ganti sepatu gue". kalimat itu terus terngiang di telinga anin, se rendah itu kah anin di mata dipta?.
Jika tidak bisa menerima setidaknya tolong pandang anin sebagai manusia.
Anin bangkit berjalan menuju kamar membawa luka di hatinya yang masih berdenyut akibat perkataan dipta tadi, seseorang di ujung tangga mengalihkan perhatian anin. Ia hanya menatap datar ke arah anin , kini air mata anin benar benar jatuh namun senyum yang di tampilkan anin untuk orang tersebut.Anin menghampiri orang tersebut yang masih diam . "kenapa ma?". Tanya anin kepada orang tersebut saat ia sudah tiba di tempat nya.
"kenapa diem aja liat anin di pukul aa'?,". tanya anin lagi, wanita yang di panggil mama oleh anin hanya bergeming tak berniat menjawab.
"anin ini apa ma?, tolong liat anin sekali aja ma, tolong liat putri mama yang menyedihkan ini ma". Ucap anin , dan tetap tidak mendapat jawaban dari lawan bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAIT TERLUKA
Fiksi Remaja"bagaimana jika pada akhirnya kita tidak akan pernah bertemu dengan bahagia?" "siapkah untuk terus bersahabat dengan luka?" "bait kita akan terus abadi untuk berdarah"