Terima kasih

33 4 8
                                    

" kita hampir tiba pada bagian indah itu, ah bukan kita lebih tepatnya kamu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" kita hampir tiba pada bagian indah itu, ah bukan kita lebih tepatnya kamu".

~~~~~~
halo ini aku upp ulang , soalnya kemaren upp nya kedikitan.

.
.

kini sudah seminggu sejak operasi retina mata yang byan jalani, dirinya masih di rawat intensif di rumah sakit. perban di mata byan masih terpasang, dokter bilang hari ini perban itu bisa di lepas dan byan dapat melihat.

bahagia bunda benar benar tidak tertakar, sebentar lagi putra sulungnya bisa melihat, sungguh tak pernah ia bayangkan hari ini benar benar akan tiba, bunda bahagia demi tuhan ia sangat bahagia.

Dipta sedari tadi memperhatikan Anin yang sibuk berdandan di depan cermin, Sunggingan senyum tergambar jelas di wajah Dipta.

"mau kemana sih kok dandan cantik banget gitu". Anin menoleh melihat keberadaan Dipta yang sejak tadi bersandar di depan pintu memperhatikan dirinya.

"mau ketemu byan a' ". jawab Anin riang, sungguh pemandangan langka yang baru Dipta lihat.

"bahagia banget ya kayaknya". tutur Dipta sembari mendekat ke arah Anin, lantas Anin mengangguk sembari tersenyum.

"Anin makasih banget sama aa', pokoknya makasih banget". ujar Anin sedangkan Dipta diam menyimak.

" a', Anin boleh nanya sesuatu gak?". tanya anin.

"tanya apa yang mau di tanyakan nanti aa' jawab semua nya". ucap Dipta membalas pertanyaan Anin barusan.

" a' apa Anin benar benar sebuah kesalahan untuk mama?, apa memang Anin tidak bisa selayaknya di terima sebagai putri nya?,". Dipta yang semula tersenyum kini wajahnya berubah sendu.

"kenapa bertanya seperti itu?". Dipta kembali melayangkan pertanyaan untuk Anin.

" gapapa a' Anin cuma penasaran apa mama bisa kaya a' Dipta yang mau Nerima anin". jawab Anin.

"pasti bisa , ini cuma perihal waktu. suatu saat mama pasti sadar kalau ini bukan kesalahan kamu, mama hanya belum bisa menerima keadaan, dan merasa bersalah untuk sesuatu yang terjadi di masa lalu". ujar Dipta membuat Anin tersenyum sembari mengangguk .

" a' Dipta benci gak sama ayah Anin?". pertanyaan yang tak pernah Dipta sangka justru keluar dari mulut Anin sekarang. bohong jika Dipta tidak membenci orang yang telah membuat Morat marit keluarga kecil nya kala itu, namun kembali lagi jika ini bukan hanya kesalahan dari satu orang melainkan kesalahan dari 2 raga yang belum selesai dengan cinta nya. Dipta tak boleh hanya membenci ayah Anin sebab mama nya juga bersalah dalam hal ini.

BAIT TERLUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang