End

187 16 2
                                    

Wang Yibo mengendarai mobil dengan kecepatan penuh, ia tidak mempedulikan apapun lagi, yang ia fikirkan bagaimana caranya agar bisa sampai tepat waktu.

"Xiaobao ayo nak" XiaoZhan dan putranya kini berada dibandara, mereka akan kembali keLondon

ditempat lain, Yibo segera berlari keluar setelah memarkirkan mobilnya.

Wang Yibo berlari seperti orang kesetanan, ia beberapa kali menabrak orang lain yang berpapasan dengannya.

Tubuh tinggi dan tegap itu tiba-tiba saja jatuh terkuai diatas lantai, Wang Yibo berjongkok dan memeluk kedua kakinya, serta meremas kesal rambutnya, badannya seketika lemas ketika melihat jadwal pesawat yang XiaoZhan tumpangi ternyata sudah lepas landas.

Ia ingin menangis dan berteriak sekencang mungkin, ia sudah membiarkan XiaoZhan pergi untuk yang kedua kalinya, Yibo benar-benar marah kepada dirinya sendiri, mengapa ia begitu bodoh pikirnya, terlebih lagi setelah ia mengetahui jika Xiaobao adalah putra kandungnya.

Sebenarnya, kepergian Yibo yang begitu saja dari kantor XiaoZhan beberapa hari yang lalu bukan tanpa alasan, Yibo masuk dan memeluk Xiaobao untuk mengambil sehelai rambutnya dan melakukan tes DNA, Yibo yakin jika Xiaobao anaknya tapi ia tau bagaimana sifat Xiaozhan, tanpa bukti tes DNA ia yakin jika Xiaozhan akan terus menyangkal.

Setelah hasil tes keluar, Yibo segera bergegas kekantor XiaoZhan, tapi ia harus menelan kekecewaan, karna orang yang ingin ia perjuangkan tidak ada disana.

Masih berjongkok dan memeluk lututnya, Yibo tiba-tiba merasa ada seseorang yang memegang bahunya, ia berfikir jika itu satpam yang menyuruh ia pergi agar tidak  mengganggu jalan

"maaf saya akan pergi" Tanpa menengok lagi, Yibo segera berdiri dan berjalan meninggalkan tempat itu, sampai tiba-tiba ada satu genggaman yang menahan langkahnya

Wang Yibo sejenak menghela nafasnya "saya sedang dalam mood yang tidak baik, jika saya melanggar peraturan tolong katakan berapa denda yang harus saya bayar, saya lelah tolong biarkan saya pergi"

"Daddy"

DEG
sangat familiar pikirnya, Wang Yibo segera menolehkan kepalanya dan ternyata benar, Xiaobao yang sejak tadi menggenggam tangannya

Tanpa basa basi Wang Yibo segera membawa Xiaobao kedalam pelukannya

"Aww.." tiba-tiba saja Wang Yibo merasakan sakit ditelinganya

"anda membuat putra saya tidak bisa bernafas tuan Wang" ucap XiaoZhan masih dengan tangan menjewer telinga Yibo.

WangYibo memegangi telinganya yang kini sudah merah, sedangkan Xiaobao hanya terkekeh

***

(Flashback)

Satu jam yang lalu XiaoZhan dan Xiaobao yang hendak masuk keimigrasi untuk cek dokumen, tidak sengaja bertemu dengan Yu shuxin, awalnya XiaoZhan langsung pergi seolah tidak melihat siapapun, terlihat jelas XiaoZhan ingin menghindarinya, tapi Yu shuxin yang selama ini merasa bersalah atas keputusannya beberapa tahun yang lalu, tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, ia tidak mau terus larut dalam penyesalan, akhirnya ia terus berusaha menahan Xiazhan dan menceritakan semua yang terjadi, termasuk bagaimana keadaan Yibo ketika ditinggal pergi olehnya,bagaimana frustasinya dia ketika tau kakinya lumpuh.

Tanpa disadari setelah mendengar cerita Yu Shuxin, air mata XiaoZhan jatuh membasahi pipi, ia menyesal kenapa disaat Wang Yibo berada dimasa sulit ia tidak berada disampingnya dan tidak menemaninya, melihat sang papah menangis, Xiaobao segera menggenggam tangan XiaoZhan

(Flashback end)

***

XiaoZhan, Wang Yibo dan Xiaobao berada direstoran untuk menikmati makan siang

"Jadi apa anak daddy akan tinggal disini dan menemani daddy" Ucap Yibo sambil mengelus kepala putranya yang masih menikmati makanannya

"Xiaobao akan ikut bersamaku, enak saja kamu Yibo, baru datang sudah mau mengambil putraku"

"putra kita sayang"

"cihhh siapa yang kamu panggil sayang"

"Sayangku selama ini tentu saja XiaoZhan siapa lagi"

"papa daddy berhenti, berisik tau" Xiaobao kesal melihat kedua orang tuanya berdebat seperti anak kecil.

Wang Yibo kemudian menggelengkan kepala dan tertawa pelan melihat kelakuan putranya, akhirnya senyum dan tawa Yibo yang hilang beberapa tahun yang lalu kembali terukir dibibirnya.

***

Setelah makan siang, mereka berjalan-jalan sebentar, lalu kemudian Wang Yibo mengantar XiaoZhan pulang.

"Mmm terimakasih tumpangannya, apa kamu mau mampir ?" sebenarnya XiaoZhan hanya basa basi, tapi siapa sangka dijawab dengan anggukan oleh Yibo, tentu saja Yibo tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Mereka masuk kedalam apartemen, XiaoZhan masuk kekamar untuk merebahkan Xiaobao yang sudah tertidur sejak perjalanan pulang.

"Maaf kebetulan kulkasnya baru aku kosongkan kemarin, aku hanya punya ini" XiaoZhan meletakan segelas air putih dimeja

"Apakah lelah ?"

XiaoZhan tidak mengerti apa yang dikatakan Yibo.

"kamu harus berkuliah sambil mengandung Xiaobao, kemudian harus bekerja sambil membesarkan Xiaobao seorang diri" ujar Yibo yang kini tengah duduk disofa

"mmm tidak juga"

"Maaf" Wang Yibo kini memegangi kedua tangan XiaoZhan yang duduk disampingnya

"Maaf aku sudah mengecewakanmu, maaf sudah menyakitimu dan Xiaobao" lanjutnya kemudian meraih XiaoZhan kedalam pelukannya

XiaoZhan bisa merasakan bahunya membasah karna air mata Yibo, karna tidak tega akhirnya XiaoZhan membalas pelukan Yibo dan mengelus pundaknya

"Kenapa kamu melakukan itu Yibo, aku tidak selemah itu, apapun yang terjadi aku akan selalu berada disampingmu, tolong jangan melakukan hal itu lagi"

"Aku janji Zhan, aku janji tidak akan mengulanginya lagi, aku tidak akan membiarkan air matamu keluar karna perbuatanku"

Wang Yibo kemudian melepaskan pelukannya dan memegangi pipi XiaoZhan, sambil menghapus air mata dipipinya

"Mari kita mulai dari awal lagi, Demi cintaku yang tidak pernah berubah sedikitpun, dan demi anak kita"

XiaoZhan kemudian menganggukan kepalanya dan entah siapa yang memulai, bibir mereka kini sudah menempel.

Setelah saling menahan rindu selama bertahun-tahun akhirnya kedua bibir itu kini saling menghisap dan memanjakan satu sama lain, pergulatan panas terjadi tanpa kenal tempat.

Akhirnya kini mereka kembali bersama, memperbaiki kesalahan-kesalahan dimasalalu dan hidup bahagia

(End)

The youth memories Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang