나랑 같이 자야 해

378 38 3
                                    

HANNI POV

"Bu, kamu tidak memberitahuku. Siapa dia?"-Minji

"sayang dia isterimu" jawab nyonya Kim menatapku, merasa bersalah dengan seluruh situasi.

"istri?... Berarti aku suaminya?" dia bertanya lagi.

"iya Min"-Nyonya Kim

"seperti kamu dan ayah?" dia bertanya sambil menatap ibunya dengan mata lebar dan penasaran.

"iya sayang. seperti aku dan ayahmu"-Ny. Kim

"Artinya dia akan selalu bersamaku seperti yang kamu dan ayah lakukan?" dia bertanya lagi.

"iya Minji selalu. sekarang tidak ada pertanyaan lagi, kamu perlu istirahat sayang" kata ibunya, mengakhiri sesi tanya jawabnnya dengan sang anak

Dia sedikit cemberut dan kemudian mulai memainkan kubus rubiknya dengan gembira.

Walapun aku sudah mengetahui semua hal ini tapi mendengarnya dari mulut ibunya. Menyadarkanku bahwa kini aku harus hidup seperti ini dengan kondisi yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Saya tidak pernah menyangka kehidupan pernikahan saya akan seperti ini.

"wah, bu, enak sekali. Ibu memasak makanan yang paling enak" Minji menimpali sambil memakan makanan yang ada di hadapannya dengan berantakan.

Nyonya Kim tersenyum dan berkata sambil membelai kepalanya "tapi sayang mulai besok istrimu akan memasak untukmu"

"seperti yang kamu lakukan untuk ayah?"lagi dia mulai membandingkan dirinya lagi dengan ayahnya.

"ya, sayang"-Nyonya Kim

"tapi apakah dia tahu memasak?" katanya perlahan menundukkan kepalanya.

"iya. Aku tahu" kataku sambil tersenyum manis padanya.

"Benarkah??" wajahnya seketika berbinar sambil menatap kearah ku.

"ya. dan aku akan memasak apapun yang kamu mau" kataku "tapi besok. untuk saat ini kamu perlu tidur"

"semua makanan kesukaanku?" dia bertanya lagi.

"semua makanan kesukaanmu" jawab ku 

"terima kasih banyak, istriku," katanya bahagia.

Seketika aku membeku mendengar panggilan 'istri' aku sama sekali tidak mengharapkan panggilan ini. Mengetahui dia sendiri tidak tahu apa yang dia katakan, aku tidak terlalu memikirkannya dan bertanya padanya, "Haruskah kita tidur sekarang?"

"iya. selamat malam ibu, selamat malam ayah" dia berdiri di depan orangtuanya lalu memeluk mereka, dan berlari menuju kamarnya.

"Hati-hati," kataku.

Aku hendak pergi menyusulnya namun terhenti saat mendengar suara nyonya Kim

"Hanni, terima kasih sudah merawatnya dan tidak meninggalkannya sendirian dalam kondisi seperti ini," ucapnya.

"Bu, tolong jangan katakan ini. Dia adalah suamiku sekarang dan ini tugasku sebagai seorang istri untuk menjaganya dengan baik" aku memeluknya. orang tuanya sangat mengkhawatirkannya dan aku tidak bisa membiarkan mereka menjadi lebih khawatir.

Saya masuk ke kamar di mana dia sedang duduk di tempat tidur sambil bermain game di ponselnya. Pergi ke sisinya,lalu  aku mengambil ponsel dari tangannya.

"Kamu seharusnya tidur, Kim Minji-ssi" kataku meletakkan ponselnya di meja samping tempat tidur.

"Aku tidak mau tidur. Aku ingin bermain game" ucapnya dengan wajah sedih.

"Baiklah kalau begitu, ambil kembali" Aku mengembalikannya padanya dan berkata, "tapi kalau begitu aku tidak akan membuatkan makanan kesukaanmmu besok"

Dia segera melepeas ponselnya dengan bibir yang maju, memperlihatkan kesan lucu di wajahnya.

Apakah dia benar-benar pria berusia 25 tahun?!

"sekarang bangun, kamu perlu mandi, kamu bau sekali" kataku sambil menutup hidungku dengan telapak tanganku. matanya melebar dan dia dengan manis bertanya "benarkah?"

"iya, sungguh" aku menuju ke arah lemari lalu mengeluarkan pakaiannya dan memberikannya padanya.

"Sekarang pergilah dan berhati-hatilah. Jangan biarkan air menyentuh perbanmu ya?" dia mengangguk dan masuk ke dalam kamar mandi.

Saya mulai mengatur tempat tidur dengan benar dan menyimpan obat-obatannya di meja samping tempat tidur. Setelah beberapa saat aku mendengar suaranya "Hanni"

Saya berbalik dan melihat dia berdiri di sana dengan celana olahraga yang baru saja saya berikan padanya dan kemeja yang tidak dikancing, yang memperlihatkan bsnya secara penuh.

God!!

"itu tidak terjadi" dia menunjuk ke arah bajunya.

Itu hal baru bagi saya. Aku belum pernah sedekat ini dengan pria mana pun sebelumnya. Tapi karena tidak punya pilihan lagi, aku mengambil beberapa langkah kedepannya dan mulai mengancingkan kemejanya. Dan aku bisa merasakan dia menatapku.

Saat mengancingkan bajunya, aku ingat ada obat yang harus ia minum sebelum tidur, tapi aku tahu dia tidak akan memakannya dengan mudah, jadi aku bertanya, "Minji, kamu mau makan coklat?"

"kamu akan memberiku?" dia bertanya dengan mata cerah.

Aku menganggukkan kepalaku "Aku akan memberikannya padamu tapi dengan satu syarat" dia menatapku dengan konsentrasi penuh dan aku melanjutkan "kamu minum obatmu terlebih dahulu"

"tidak," katanya dan pergi menuju tempat tidur dengan wajah cemberut.

Aku mengambil coklat dari tasku karena aku selalu membawanya. dan duduk di depannya.

"baiklah. jika kamu tidak mau memakannya, aku akan memakannya" ucapku dan hendak membuka coklat itu seketika iitu juga dia menghentikanku "baiklah aku akan memakan obatku tapi hanya satu"

"tiga"

"dua"-Minji

"baiklah" aku tersenyum lalu membawakannya obat dan segelas air dari meja samping tempat tidur. Dia memakannya dan sedikit meringis "pahit sekali" dan aku segera memberinya coklat, dia langsung memakannya dengan senang hati.

"Sekarang waktunya tidur," kataku sambil menariknya ke dalam selimut dan tak lama kemudian dia mulai memejamkan matanya untuk memasuki alam mimpi. Dia terlihat sangat polos. Saya membelai rambutnya dan berkata,

"good night my big baby"

Aku mengambil pakaianku dan masuk ke dalam kamar kecil untuk mandi.

Ketika aku kembali aku melihat Minji menatap langit-langit seolah sedang memikirkan sesuatu yang serius. Saya bertanya "kenapa kamu tidak tidur, Minji?"

dia menatapku dan bertanya, "darimana kamu?"

"Aku sedang mandi dan kamu harus tidur sekarang sudah larut," kataku dan dia mengangguk. Aku pergi menuju sofa dan hendak berbaring ketika dia bertanya

"Hanni, kenapa kamu tidak tidur di kasur bersamaku?"-Minji

"umm... karena kamu akan merasa tidak nyaman-"

"kamu adalah istriku. jadi sebaiknya kamu tidur denganku. seperti ayah dan ibu"-Minji

Meskipun ia mengatakan sebuah fakta, aku ragu-ragu melakukannya. Perlahan aku pergi menuju tempat tidur dan dia mulai bergeser memberi ruang untukku dan memberiku senyuman manis.

"good night Hanni"-Minji

"good nighy my baby bear"

Aku hampir tertidur ketika aku merasakan dia melingkarkan lengannya di pinggangku dan meringkukkan kepalanya di leherku. Membuatku merasakan hal yang seharusnya tidak aku rasakan.

My Big BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang