Hari sudah sore. dan aku sibuk membersihkan rumah sejak pagi. Saya sedang membersihkan rak dan tiba-tiba saya merasakan hembusan hangat di telinga saya.
"haruskah kita mulai, nyonya kim?" katanya dengan suara yang dalam.
bagaimana bisa pikiran anak umur 5 tahun membuatku merasa seperti ini.
Aku berbalik dan melihatnya menatap jauh ke dalam mataku.
"ya-ya, ayo kita lakukan" aku menutup mulut.
'benarkah Hanni? Kamu mengabaikan ini karena ia terjebak di umur 5 tahun?'
Aku meletakkan tanganku di dadanya untuk menjaga jarak aman di antara kami. Aku yakin dia bisa melihat pipi merahku sekarang. saya bilang
"Min, k-kita tidak punya cukup bahan makanan. Jadi bagaimana kalau belanja?"
dia berkata "Aku akan tinggal di rumah, kamu membelinya"
Sungguh? apakah dia antisosial?
"baiklah kalau begitu, aku akan pergi"
Saya mengganti pakaian saya dan pergi ke swalayan terdekat.
"apa yang akan kita masak?" dia bertanya dengan penuh semangat.
"kita akan membuat 'taco lentil'?" Jawabku mengumpulkan
kamu memotong semua bahan serta sayuran yang akan dibutuhkan dan saya mulai menyiapkan isiannya di wajan dengan dia mengajukan begitu banyak pertanyaan sambil berdiri di samping saya.
"Minji, maukah kamu mengaduknya sebentar. Aku akan mengeluarkan kulit taco dari oven" pintaku.
"kenapa kita mengaduknya?" dia bertanya lagi
"agar tidak gosong" jawabku sambil memberinya spatula.
Aku sedang menyusun cangkang itu di piring ketika kudengar Minji terbatuk-batuk.
Saya mendatanginya dan melihat semua isinya terbakar. Aku mematikan kompor dan memegang spatula. rasanya panas dan tanganku terbakar. "aduh.." aku menangis
"Hanni" Minji memegang tanganku dan meniupnya dan dia membawaku ke wastafel dan meletakkan tanganku di bawah keran. dia menaruh begitu banyak perhatian dan itu terpancar di matanya yang meluluhkan hatiku.
"kamu seharusnya hati-hati" tegurnya.
"tidak apa-apa Minji ini tidak terlalu sakit" aku memastikan.
dia membawaku keluar dari dapur dan menyuruhku duduk di kursi.
"Minji, aku baik-baik saja" kataku.
"Tidak, kamu tidak. Duduk saja di sini" Tanganku hampir tidak terluka dan dia menjadi khawatir. tapi apakah dia juga akan melakukan ini jika pikirannya benar?
hari ini aku memutuskan untuk tidur larut malam...agar aku bisa fokus pada pekerjaanku. setelah makan malam aku membuat Minji nyaman di tempat tidur. Saya pergi ke ruang tamu, duduk di sofa dan mulai melakukan pekerjaan saya.
setelah kira-kira 10 menit, saya mendengar Minji memanggil saya
"Hanni, kenapa kamu tidak tidur?" dia berdiri di sana dengan boneka singa di tangannya.
"Aku sedang bekerja, tapi kenapa kamu ada di sini? kamu harus tidur" dia datang dan duduk di sofa di sampingku dan berkata dengan suara mengantuk sambil meletakkan kepalanya di bahuku.
"Aku ingin kamu untuk tidur bersamaku" dan perlahan ia menutup matanya.
Aku membelai rambutnya dan mencium keningnya.. Aku merasakan dia rileks di bawah sentuhanku. lalu aku mulai mengerjakan pekerjaanku. dan tak lama kemudian dia tertidur lelap.
setelah beberapa saat aku tidak sadar aku pun tertidur.
Saya terbangun dan menyadari bahwa saya sedang tidur di ruang tamu di sofa dengan Minji memeluk saya seperti Koala. laptopku diletakkan di meja dekat kami. tapi seingatku aku tidak menyimpannya disana. atau aku melakukannya? Aku pasti sangat mengantuk.
Aku melihat Minji yang tidur sangat dekat denganku, seperti bayi kecil. dengan pout-an kecil yang lucu. Awww. Aku ingin mencium pout kecilnya ini. dan tanpa berpikir dua kali, aku melakukannya.
Aku mencium bibirnya. dan dia...
DIA MEMBUKA MATANYA.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Baby
Teen FictionSemua berjalan dengan cepat dan tidak dapat di prediksi. Perlahan Minji membuka matanya, ia menelusuri tempat dimana ia berada sekarang. "Kau sudah sadar nak?" Tanya ibu Minji, tepat disampingnya ada seorang wanita mungil yang juga terlihat cemas a...