HANNI POV
"Hai!" Sapa Ruka malu-malu sambil mencuri pandang Asa.
"sebenarnya, kita bertemu di tempat parkir. jadi aku memintanya untuk ikut, karena aku benar-benar tidak akan mendengarkan gosip ala para wanita" kata Minji menjelaskan kehadiran yang lebih muda dan duduk di sebelahku. yang membuat Ruka duduk di sebelah Asa
"gosip ala para wanita jauh lebih menghibur daripada diskusi kerjamu bodoh" kataku sambil menyilangkan tangan di dada.
Mendengar jawabanku dia membuang nafas dan berkata
"setidaknya itu penting" dan aku memandangnya dengan agak tersinggung.
dia menoleh ke arahku dan menyadarinya dan beralih mengganti topik
"mari kita lihat apa yang ada di menu" dia memeriksa menu makanan yang dapat dipesan.
selama beberapa menit, aku dan Asa sedikit ngobrol. Komentar Minji sudah merusak moodku, jadi aku hanya menjawab singkat pertanyaan yang dia ajukan.
makanan yang kami pesan mulai berdatangan. Tiba-tiba telepon Minji berdering dan dia keluar untuk menerima telepon.
setelah beberapa menit dia kembali dan berkata, "Aku benar-benar minta maaf kawan, tapi aku dan Hanni harus pergi"
"Kemana?" tanyaku, mengikuti rencananya.
"sebenarnya ibu baru saja menelepon, dia dan ayah ingin kita makan siang bersama mereka. jadi kita harus pergi" ucapnya menunjukkan kemampuan akting yang ia kuasai.
"tapi aku ingin menghabiskan waktu bersama Asa" aku berusaha menahan tawaku sambil memasang wajah sedih.
"tidak apa-apa Hanni. Kita selalu punya waktu besok kan? kamu pergilah, makan siang dengan keluargamu. Kita bisa bertemu lagi nanti" kata Asa
"kamu tahu kamu yang terbaik" kataku sambil memeluknya erat-erat. dia tertawa dan berkata
"tentu saja aku tahu. sekarang pergilah dan aku juga harus pergi"-Asa
Apa? tidak, seluruh rencanaku akan hancur "kamu mau kemana?" aku bertanya padanya.
"pulang... apa yang akan aku lakukan sendiri disini?" dia berkata
"kamu tidak sendirian. Ruka ada di sini bersamamu" ucapku hampir putus asa "ditambah lagi bagaimana dengan makanan yang sudah kita pesan. Tidak akan terbuang percuma kan?"
"y..ya. tapi-" katanya gugup.
"baiklah, jadi kalian berdua tetap di sini dan kami akan berangkat" Aku memotongnya dan memegang tangan Minji
"sampai jumpa dan sampai bertemu kembali." dengan itu aku membawanya keluar dari restoran.
Saya melepaskan tangan Minji saat kami keluar dari restoran. tanpa mengucapkan sepatah kata pun aku pergi ke mobil dan duduk di kursi penumpang meninggalkannya.
semenit kemudian dia juga datang dan duduk di kursi pengemudi. sepanjang perjalanan pulang aku melihat ke luar jendela tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
begitu kami sampai di rumah, saya keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah sambil membuka kunci pintu.
Aku mengambil pakaianku dan hendak pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian tetapi pergelangan tangannya menghentikan pergerakan ku.
"Apa kamu marah padaku?" Minji bertanya
"tidak. kenapa aku harus marah?" Aku tidak berbohong. Aku tidak marah, aku terluka. dia seharusnya tidak mengatakan hal seperti ini.
setelah keluar dari kamar mandi aku berkata "kamu ganti baju. Aku akan siapkan makanan"
"kita bisa memesan sesuatu jika kamu mau" saran Minji.
"tidak, tidak apa-apa" dengan itu aku turun ke bawah tanpa lebih banyak bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Baby
Novela JuvenilSemua berjalan dengan cepat dan tidak dapat di prediksi. Perlahan Minji membuka matanya, ia menelusuri tempat dimana ia berada sekarang. "Kau sudah sadar nak?" Tanya ibu Minji, tepat disampingnya ada seorang wanita mungil yang juga terlihat cemas a...