Saya mulai mundur beberapa langkah ke belakang. sampai punggungku menyentuh dinding dan terduduk ke bawah. Aku duduk sambil memeluk lututku, menutupi wajahku.
dia pun duduk di depanku dan memegangi pergelangan kakiku, meluruskan kakiku. Dia meletakkan satu lututnya di antara kedua kakiku. Aku menutupi wajahku dengan tanganku.
dia mengambilnya dan meletakkannya di atas kepalaku sambil menjalin jari-jarinya dengan jariku
dan aku menutup mataku.
dia perlahan mencondongkan tubuh ke arahku dan mengusap pipinya dengan pipiku dan melakukan hal yang sama dengan pipi satunya juga. menutupiku dengan warna di pipinya.
dia mundur dan menatapku sejenak, melihat karya seninya. Tanpa berkata apa-apa dia bangkit dan meninggalkan ruangan.
Aku senang karena ada cat di pipiku untuk menyembunyikan rona merah di wajahku.
Damn
apa yang baru saja terjadi padaku? apakah dia yakin dirinya terjebak di usia 5 tahun?Saya bangun dan melihat sekeliling. cetakan tangan kami yang saling bertautan ada di dinding.
Saya memeriksa di cermin, saya melihat warna di seluruh wajah, leher, tangan, lengan, lutut, pergelangan kaki. Lebih baik aku mandi. tapi dimana Minji?
dia tidak berada di ruang tamu. Meskipun aku tidak ingin menghadapinya sekarang, tapi mengetahui dia tidak akan mampu menjaga dirinya sendiri, aku mencarinya.
Aku cek di kamar dia juga tidak ada. Saya pergi ke dapur dan di sana dia berdiri, minum air.
"Minji?" aku memangilnya
"ya" jawabnya.
"Um..seluruh tubuhmu berwarna. "jadi tolong bersihkan tubuhmu ya"
dia mengangguk dan aku pergi ke kamar tidur. untuk memberinya pakaian. dan menggunakan kamar tamu untuk membersihkan diri.
dia keluar dari kamar mandi dengan wajah masih ada sisa cat disana. saya bilang "Minji, masih ada warna di wajahmu"
"Aku sudah cuci muka 2 kali tapi tak kunjung hilang" ucapnya sambil menunjukkan 2 jarinya.
"biarkan aku mencobanya" lalu kami berdua masuk ke dalam kamar mandi.
dia duduk di atas toilet dan aku berdiri di depannya.
Aku mengambil sabun cuci muka di tanganku dan mulai menggosokkannya ke wajahnya dengan lembut. Aku bisa merasakan dia menatapku tapi aku mengabaikannya.
setelah beberapa menit berlalu wajahnya bersih. jadi aku mulai membersihkan lengannya, dan dia terus menatapku.
"Berhenti menatap, Minji" kataku
"tapi aku bisa, kamu adalah istriku" jawabnya.
Apakah dia membicarakan keuntunganku menjadi istrinya?
dan dia tidak berhenti. Aku pun tidak membantah lagi dan hanya berharap hari ini segera berakhir.
"good night my big baby" kataku dan menariknya ke dalam selimut. Aku mematikan lampu dan berbaring di sampingnya. lalu dia memelukku, sangat erat. membenamkan wajahnya di dadaku.
dia mengambil satu tanganku dan meletakkannya di kepalanya. Aku mulai membelainya dan mengelus keningnya. lalu aku memeluknya dan melayang ke alam mimpiku.
***
Keesokan paginya aku bangun dan dia masih memelukku. Saya melepaskan cengkeramannya dan melakukan rutinitas pagi saya.
Aku sedang membuat sarapan lalu terlintas dalam pikiranku, bahwa setelah aku menikah aku tidak memberikan perhatian yang layak pada pekerjaanku. Saya perlu menyediakan waktu untuk itu.
lalu tiba-tiba aku merasakan dua lengan melingkari pinggangku.
"selamat pagi Hanni" sapanya dengan suara serak sambil meletakkan dagunya di bahuku.
Aku merasa detak jantungku meningkat karena tindakannya ini.
"selamat pagi" jawabku.
"kenapa kamu selalu meninggalkan aku sendirian di tempat tidur. saat aku bangun aku mencarimu tapi kamu tidak aku dapatkan" keluhnya sambil menyandarkan kepalanya di bahuku.
"Maafkan aku sayang. tapi banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan" aku mencoba menjelaskan. dia tidak mengatakan apa-apa dan tetap seperti ini selama 10 menit berikutnya, lalu tiba-tiba dia berkata
"Aku ingin kamu mengajariku memasak" oke itu suatu hal baru yang ingin dia lakukan
"tapi kenapa Minji, kamu bisa meminta aku memasak untukmu." Kataku,
"tapi aku ingin mempelajarinya" Aku bisa merasakan dia cemberut. Aku menghela nafas dan berkata
"baiklah, kalau begitu siang ini bersiaplah Minji-ssi"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Baby
Teen FictionSemua berjalan dengan cepat dan tidak dapat di prediksi. Perlahan Minji membuka matanya, ia menelusuri tempat dimana ia berada sekarang. "Kau sudah sadar nak?" Tanya ibu Minji, tepat disampingnya ada seorang wanita mungil yang juga terlihat cemas a...