HANNI POV
"Hanni?"-Minji
Saya sedang duduk di sofa dengan laptop saya, melakukan pekerjaan saya. Saya seorang desainer interior. Saya telah memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan saya setelah menikah.
Memang itu agak sulit untuk dilakukan sekarang. Tapi saya sudah menekuni profesi ini sejak 7 tahun. Perusahaan saya juga mengizinkan saya melakukan pekerjaan dari rumah, seperti yang sedang saya lakukan sekarang, ketika Minji memanggilku.
"iya Min" jawabku.
"bisakah kamu bermain denganku?" dia bertanya
"tapi aku sedang mengerjakan pekerjaanku sekarang" Aku memandangnya sebelum mengembalikan perhatianku pada pekerjaanku.
"tolong. sebentar saja" ujarnya dengan sedih, membuat kerutan dibibir yang lucu dan tak tertahankan.
"umm..baiklah tapi hanya untuk sekali" Meskipun aku tidak mampu melihatnya dengan saat ini. tapi aku juga bisa merasakan bahwa ia sedih, jadi aku setuju.
"baiklah kalau begitu kamu pergi dan bersembunyi, dan aku akan menemukanmu" katanya.
Aku mengangguk dan pergi ke suatu tempat untuk bersembunyi.
***
"dimana dia?" sudah hampir 20 menit sejak aku bersembunyi di sini tetapi dia tidak dapat menemukanku. Bahkan tidak sulit untuk menemukanku. apakah dia lupa?
"Aku harus memeriksanya" Aku bergumam pada diriku sendiri dan pergi ke kamarnya dan di sana dia sedang duduk di tempat tidur sambil bermain game di ponselnya.
"Minji, kenapa kamu tidak datang mencariku?" Aku mengerutkan kening melihatnya duduk di sana.
"Aku sudah mencoba, tapi aku tidak bisa menemukanmu," dia beralasan "lalu aku bosan" ujarnya sambil mengangkat bahu.
Saya agak merasa sakit hati mendengar jawabannya tetapi apa yang bisa saya lakukan, otaknya masih terjebak di usia 5 tahun.
"Tidak apa-apa, tapi lain kali beritahu aku sebelum meninggalkan permainan tiba-tiba, oke?" Hanya itu yang bisa kukatakan.
"apa yang mau kamu makan malam ini?" Tanyaku sebelum pergi. Karena hari sudah malam dan aku tahu aku tidak bisa bekerja untuk saat ini karena dia akan segera meminta makan malam.
"apa saja" jawabnya.
"oke, aku di dapur. Kalau kamu butuh apa-apa, panggil aku ya" ucapku sebelum menuju ke dapur.
"Minji, ini waktunya minum obatmu" kataku sambil memberikan obatnya. dia dengan sedih mengambilnya dan memakannya
"good boy" mengacak-acak rambutnya yang halus dan gelap.
dia tampak mengantuk jadi aku menyelimutinya dengan selimut.
setelah membersihkan semua piring, aku pun tidur di sampingnya karena lelah sekali.
02.30 AM
"Hanni, hanni tolong bangun" Aku sedang tertidur lelap ketika aku merasakan seseorang mengguncang lenganku berulang kali. Dan terdengar suara samar seseorang memanggil namaku. Perlahan aku membuka mataku dan melihat Minji sedang duduk di tempat tidur dengan tetesan keringat di dahi dan matanya berkaca-kaca.
"apa yang terjadi Minji. kenapa kamu menangis?" Aku segera bangun dan bertanya padanya dengan panik, seluruh kantukku lenyap melihatnya dalam keadaan seperti itu, dan segala kemungkinan pikiran buruk mulai memenuhi kepalaku.
dia memelukku erat dan berkata "Aku mimpi buruk. Aku takut Hanni" tubuhnya gemetar sangat hebat dalam pelukanku.
Aku langsung memeluknya dan mulai mengusap punggungnya "tidak apa-apa Min. tidak apa-apa. Aku di sini bersamamu, hm?" Saya mulai membisikkan kata-kata manis untuk menenangkannya.
setelah beberapa saat aku melepaskan pelukannya dan menyeka air matanya
"jangan menangis oke? semuanya baik-baik saja" Melihatnya dalam keadaan rentan, hatiku hancur. dia mungkin mengalami mimpi buruk tentang kecelakaannya.
dia mengangguk dan berbaring. Begitu juga. Aku mulai membelai punggungnya dan dia memelukku erat-erat, membenamkan kepalanya di leherku.
Aku mulai menepuk-nepuk punggungnya ketika dia tiba-tiba berkata, "Maaf sudah mengganggumu"
"Tidak Minji, jangan minta maaf. Tidak ada yang perlu disesali kapanpun kamu membutuhkanku, katakan saja padaku. Tidak peduli apa yang aku lakukan dan jam berapa sekarang. Aku akan selalu ada untukmu, apa pun yang terjadi." Kataku dan mengelus dahinya. Perlahan-lahan tubuhnya berhenti gemetar dan tertidur di pelukanku. Tak lama kemudian saya juga mulai tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Baby
JugendliteraturSemua berjalan dengan cepat dan tidak dapat di prediksi. Perlahan Minji membuka matanya, ia menelusuri tempat dimana ia berada sekarang. "Kau sudah sadar nak?" Tanya ibu Minji, tepat disampingnya ada seorang wanita mungil yang juga terlihat cemas a...