HANNI POV
"Minji, bangun," kataku sambil membuka tirai.
"tidak" dia menyembunyikan wajahnya di bawah selimut.
"rise and shine, Minji-ya" kataku sambil membelai rambutnya tapi dia belum siap untuk bangun
"tidak, tolong, aku ingin tidur lebih lama lagi" katanya menyembunyikan dirinya sepenuhnya di dalam selimut.
Saya mencoba meyakinkannya dengan bertanya, "kamu tidak mau makan pancake?"
"Aku mau," jawabnya segera dengan suara paginya yang jauh lebih dalam dari nada aslinya.
"Jika kamu mau, mandilah dan aku akan menyiapkan pancake untukmu" kataku sambil mengelus hidung manisnya.
"Tapi aku ingin kamu menyuapiku makan," katanya sambil duduk di tempat tidur dan mengusap matanya.
"tapi Minji, pekerjaanku banyak sekali" jelasku
"kalau begitu aku tidak akan makan" dia menyilangkan tangan di dada. Benar-benar berperilaku seperti anak kecil.
"okey baby bear, aku akan menyuapimu, jangan marah. sekarang pergilah mandi" aku mengiyakan karena aku tidak punya pilihan.
Aku memberinya pakaiannya dan dia membawanya ke kamar mandi. Setelah beberapa saat dia keluar dari kamar mandi dan saya mengancingkan bajunya. Aku bisa merasakan tatapannya padaku saat aku melakukan ini, lalu dia tiba-tiba menggelengkan kepalanya dan memercikkan air dari rambutnya yang basah ke tubuhku.
"Hei, jangan lakukan ini" protesku
dan dia mulai melakukannya lagi sambil sedikit condong ke arahku.
Aku menutupi kepala dan wajahku dengan lengan bawahku dan berkata lagi "hentikan, Min" lalu dia berhenti dan mulai terkikik. 'tawa itu, ya ampun'
lalu aku menata rambutnya. membuatkan pancake untuknya dan menyuapinya makan seperti yang aku janjikan karena aku tidak ingin dia kelaparan.
Aku sedang mengerjakan pekerjaan kantorku dengan laptopku sambil duduk di sofa dengan Minji duduk di sampingku, ia bermain dengan mainannya.
"Hanni" tiba-tiba saja ia memanggilku dengan manis.
"Ya?" Jawabku sambil melanjutkan pekerjaanku.
"kamu bilang akan membelikanku mainan trafo hari ini" oke aku benar-benar lupa.
"iya Minji, benar. tapi diluar sedang hujan jadi aku tidak bisa pergi" aku sedikit menolak. Karena diluar hujan berlangsung dengan sangat deras
"Tapi aku ingin bermain dengannya" dia merajuk.
"Biarkan hujannya reda dulu, baru aku bawakan untukmu. Aku janji...."
"tidak, aku menginginkannya sekarang" rengeknya.
apakah aku benar-benar harus pergi di tengah hujan. bagaimana jika aku sakit. siapa yang akan merawat bayi besar ini?
tapi sekali lagi aku tidak punya pilihan.
Saya pergi ke dapur. Saya kembali dengan membawa kotak makan siang
"Aku akan membeli mainanmu. Jika kamu merasa lapar, makanlah makan siangmu" kataku memberinya kotak makan siang yang baru saja kusiapkan dengan beberapa makanan ringan dan buah-buahan. "dan jangan melakukan sesuatu yang berbahaya, oke? Aku akan kembali dalam satu jam" dia mengangguk dan aku pergi setelah mengambil dompet dan kunci mobilku.
hujannya mulai mereda saat aku berangkat ke swalayan jadi aku tidak membawa payung atau lebih tepatnya lupa membawanya. tapi setelah membeli mainannya, hujan kembali deras.
Saya berkendara kembali ke rumah dengan hati-hati karena cuacanya tidak bagus, dan jalanan sedikit tidak terlihat. Ketika aku sampai di rumah, aku tidak dapat menemukan Minji di sana. Saya memeriksa setiap kamar tetapi dia tidak ditemukan. pintunya dikunci dari luar itu artinya dia ada di dalam rumah.
Aku mulai panik lalu tiba-tiba aku teringat
'
teras..............
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Baby
Novela JuvenilSemua berjalan dengan cepat dan tidak dapat di prediksi. Perlahan Minji membuka matanya, ia menelusuri tempat dimana ia berada sekarang. "Kau sudah sadar nak?" Tanya ibu Minji, tepat disampingnya ada seorang wanita mungil yang juga terlihat cemas a...