HANNI POV
"Aku tidak mengharapkanmu bekerja seperti ini. Aku paham suamimu sedang sakit, tapi bukan berarti kamu harus meninggalkan pekerjaan mu, kamu juga punya pekerjaan...... Maafkan aku Nona Hanni, tetapi jika kamu terus bekerja seperti ini, aku khawatir kalau aku tidak akan mengizinkanmu bekerja dari rumah. Ini kesempatan terakhir yang kuberikan padamu." kata bosku.
"Maaf pak. Saya pasti akan bekerja keras untuk saat ini. dan akan menyelesaikan semua pekerjaan yang saya tunda dalam 2 hari dan sekali lagi terima kasih telah mempertimbangkan saya pak" saya meminta maaf
"tidak apa-apa Nona Hanni" dia menutup telepon.
jadi karena kurang memperhatikan pekerjaanku. Saya baru saja dimarahi oleh bos saya dan sekarang saya hanya ingin meringkuk di tempat tidur dan menangis karena hal seperti ini tidak pernah terjadi dalam hidup saya. Saya selalu menyelesaikan pekerja tetap dan tepat waktu. tapi sepertinya aku tidak menyelesaikannya dengan baik kali ini.
ini sudah jam 7 malam, aku harus menyiapkan makan malam untuk Minji. Walaupun aku sudah tidak nafsu makan lagi, tapi setidaknya aku tidak boleh membuatnya kelaparan karena moodku sedang berantakan
MINJI POV
akhirnya pekerjaan berakhir. Saya pikir saya tidak harus bekerja terlalu keras, tetapi kelinci ini membuat saya bekerja keras. tapi sekarang aku akhirnya bisa melihat Hanni-ku dan aku ingin memeluknya erat-erat. beberapa jam ku habiskan diluar untuk bekerja, tapi aku sudah sangat merindukannya.
Aku membunyikan bel, dia membukakan pintu. tapi dia terlihat tidak senang melihatku pulang
Mengapa? Apakah dia tidak merindukanku? apakah dia lebih menyukai sendirian? apakah aku begitu menyebalkan?
"selamat datang di rumah, Minji" sapanya sambil tersenyum kecil padaku. dia membantuku melepas blazer dan dasiku lalu berkata
"Minji, kamu pergilah segarkan badanmu, aku akan menyajikan makanan untukmu, oke?" dan aku pergi ke kamar tidur.
Saya kembali dan melihat ada makan malam hanya untuk satu orang. apakah dia makan malam tanpa aku? hmpf....
"Hanin?" aku memanggilnya
"iya Min" dia menatapku.
"kenapa kamu tidak makan?" Aku bertanya
"Aku sedang tidak ingin makan apapun" jawabnya dan jawabannya membuatku khawatir.
"Kenapa? Apakah kamu sakit" Aku meletakkan kembali telapak tanganku di keningnya untuk memeriksa suhu tubuhnya tapi normal.
"tidak Minji, aku tidak sakit" dia mencoba meyakinkanku.
"tapi kenapa kamu tidak makan. apa terjadi sesuatu saat aku tidak disini? kamu terlihat sedih" aku bertanya lagi.
"um..bisa dikatakan aku dimarahi oleh bosku karena tidak menyelesaikan pekerja ku dengan benar" ucapnya berusaha menyembunyikan kesedihannya.
Aku mencondongkan tubuh ke depan dan mencium keningnya dan matanya membelalak melihat tindakanku,
"setiap kali aku merasa sedih, kamu melakukan ini, setelah itu aku tidak merasa sedih lagi. jadi kamu juga tidak akan merasa sedih setelahnya" ucapku dan dia memelukku erat.
"sekarang kamu makan ya. karena kalau kamu tidak makan maka kamu akan sakit, kamu tidak akan bisa menyelesaikan pekerjaanmu dan bosmu akan memarahimu lagi maka kamu akan sedih lagi. dan seterusnya aku juga harus berangkat ke kantor jadi kamu tidak akan punya siapa-siapa untuk dipeluk seerat ini" aku beralasan dan dia terkekeh mendengarkan kata-kataku bagaikan musik di telinganya.
melepaskan pelukannya, dia berkata "terima kasih banyak, Minji" lalu kami makan malam.
"Minji, bisakah kamu tidur sendiri? Aku harus menyelesaikan pekerjaanku" ucap Hanni sambil membuka laptopnya.
"tapi kamu bisa menyelesaikannya di kamar juga" kataku tidak ingin menjauh darinya.
"tapi itu akan mengganggu tidurmu" aish dia sangat khawatir.
"tidak, itu tidak akan menggangguku, ayo naik" kataku dan memegang laptopnya di satu tangan dan memegang tangannya yang lain sebelum menyeretnya bersamaku ke kamar tidur.
HANNI POV
kami sekarang berada di kamar tidur. Aku sedang melakukan pekerjaanku dan dia tidur di sampingku sambil memegang tanganku seperti bayi.
Aku suka cara dia peduli padaku. tapi apakah dia akan melakukan hal yang sama saat dia baik-baik saja? Aku tidak tahu tapi aku hanya berharap dia tidak akan melupakan waktu yang kita habiskan bersama. tidak seperti pasangan tapi setidaknya seperti teman baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Baby
Roman pour AdolescentsSemua berjalan dengan cepat dan tidak dapat di prediksi. Perlahan Minji membuka matanya, ia menelusuri tempat dimana ia berada sekarang. "Kau sudah sadar nak?" Tanya ibu Minji, tepat disampingnya ada seorang wanita mungil yang juga terlihat cemas a...