CHAPTER 12

11 2 0
                                    

arunika kebingungan dengan situasi saat ini, dia masih tidak mengerti apa yang sebenarnya telah terjadi dengan akasa. seperti yang kita tahu akasa memang anak yang tertutup, tidak sembarangan orang yang tahu tentang latar belakang kehidupan akasa. hanya bobi yang mengetahui seberapa jauh akasa memiliki rahasia yang masih tersembunyi.

arunika pun bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi, apa yang sebenarnya mereka rahasia kan " wait, what? akasa kembar? " tanya arunika dengan ekspresi yang membingungkan.

bobi mengangguk, meng-iyakan pertanyaan yang diberikan oleh arunika " yap, akasa punya saudara kembar, selama ini cuma gua yang tau kalo akasa punya kembaran "

" gua masih ngga paham, terus apa hubungannya sama elysium? kenapa ekspresi kalian waktu denger elysium jadi kayak gitu " ucap arunika masih kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi.

" jadi di elysium itu ada kelompok gang. kelompok gang itu di pimpin sama aksara " ucap bobi.

" gang? di sekolah elit kayak gitu ada gang? " tanya arunika dengan penuh kebingungan, karena yang dia tahu elysium adalah sekolah elit yang hampir bisa menyaingi valexandria. " terus, nama gang itu apa? " tanya arunika

bobi memghela nafas dalam-dalam lalu menjawab " kara, itu nama mereka, gang yang paling kejam se SMA cakrawala " jawab bobi.

" kara? terus yang kalian maksud setahun lalu apa? " pertanyaan arunika ini membuat akasa dan bobi diam seketika, bobi tidak sengaja keceplosan saat mendengar nama elysium itu disebut kembali.

saat mereka kelas 1 SMA, akasa dan bobi memiliki sejarah kelam dengan kara, dulu kara terdengar sangat bar bar di jalanan, tidak ada yang berani memberhentikan tindak kejahatan yang di lakukan oleh kara. pada saat itu, akasa dan bobi sedang jalan jalan santai di sebuah taman, mereka tidak sengaja melihat dua anggota kara sedang melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap seorang siswi. melihat hal itu akasa dan bobi langsung menghampiri mereka.

" WOY!! " teriak bobi dari kejauhan yang jarak nya kurang lebih 10 meter.

bobi berlari sambil meloncat mengarahkan pukulan di wajah salah satu anggota kara, yang membuat dirinya tersungkur ke tanah. dia pun meringis kesakitan sambil memegang pipi sebelah kiri nya yang di tinju oleh bobi.

lelaki itu terkejut melihat temannya terjatuh, dia pun marah mengepalkan tangan nya dan langsung mengarahkan pukulan ke wajah bobi. namun sayang bobi mampu menahan serangan itu dan melakukan counter attack dengan mendaratkan dua pukulan di perut dan satu tendangan di kepala. 2 lelaki itu pun kini terbaring kesakitan setelah melakukan perlawanan kepada bobi.

akasa menanyakan keadaan siswi tersebut " lu ngga papa? " tanya akasa sambil memegang kedua bahu siswi tersebut.

" i-iya gua ngga papa, gua t-takut hiks " siswi itu pun terisak karena ada seseorang yang datang menolong dirinya.

" mereka mau ngapain sih sebenernya? kok lu ngga teriak " tanya bobi

" hiks...hiks..." siswi itu hanya bisa menangis karena trauma akan kejadian itu.

akasa yang berusaha menenangkan siswi tersebut karena paham apa yang ia rasakan. lalu ia menyuruh siswi itu duduk sementara sambil menenangkan diri.

" oya oya " Tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki yang membuat akasa dan bobi menoleh ke arah sumber suara tersebut. akasa yang menyadari suara itu amat tidak asing bagi dirinya.

" ah.... kalian memang lemah ya, ngga pantes berada di kelompok ini " ucap seorang lelaki itu sambil menginjak-injak kedua lelaki yang tersungkur tadi secara bergiliran.

akasa yang menyadari lelaki tersebut lalu menyapa nya dengan ciri khas tangannya yang di masukkan ke dalam kantong celana

" yo... long time no see, aksara" terlihat senyum menyeringai dari bibir akasa yang membuat bobi dan siswi itu ketakutan. tapi bobi terheran-heran, apa yang dia maksud saudara.

" long time no see, akasa " jawab lelaki itu meniru gaya bicara akasa dengan tangan nya yang di masukkan ke dalam kantong celana sama persis di lakukan oleh akasa. terlihat postur tubuh aksara yang sama persis dengan akasa dengan tinggi dan besar yang sama. namun perbedaan nya terletak di sifat aksara, dan juga bekas luka di dahi aksara.

" gua pikir lu udah mati karena ngga ada lagi yang masak dirumah, apa lelaki itu juga masih hidup? " ucap aksara dengan senyum yang meledek.

" gua ngga selemah itu, yang gua khawatirin kehidupan lu sama wanita murahan itu. bisa-bisa nya nyari selingkuhan yang lebih rendah drajat nya dari papah, ngga bisa milih suami kah? " ucap akasa mengintimidasi dengan mengangkat satu alisnya.

mendengar mamah nya di rendahkan aksara tidak bisa menahan emosi nya lagi " apa maksud lu ngerendahin mamah gua? lu cari mati ?" ucap aksara sambil mengepalkan tangan nya yang bersiap kapan pun menyerang akasa.

" biar gua aja yang urus dia, lu tinggal tunggu " ucap bobi sambil melangkahkan kaki nya ke depan. namun di stop oleh akasa.

" ini urusan keluarga gua, lu istirahat, udah cukup kok lawan 2 orang itu sendiri "

" tapi sa-" ucapan bobi terhenti saat akasa memanggil namanya " bob ". bobi yang melihat tatapan mata akasa lalu mundur ke belakang.

" gua minta jagain siswi itu sama lu "

bobi hanya mengangguk mendengar perintah yang diucapkan aksara.

akasa menjawab pertanyaan aksara yang tadi terpotong oleh bobi " suatu kehormatan bagi gua untuk mati di tangan saudara gua sendiri. but, you won't be able to beat me bastard "

aksara yang sudah tidak bisa menahan emosi nya karena akasa merendahkan mamah nya, berlari sambil berteriak " maju sini lo anjingg!! " akasa pun berlari menuju aksara dan melakukan serangan terlebih dahulu. lalu akasa meloncat dan mengarahkan tendangan kepada aksara, namun tendangan itu masih bisa di hindari oleh aksara.

aksara berbalik menyerang dengan mengarahkan satu pukulan ke wajah akasa, namun berhasil di hindari oleh akasa karena akasa terlalu cepat dari aksara. namun aksara tidak kalah cepat dia langsung menendang perut akasa yang mambuat dirinya mundur beberapa langkah " is that hurt is that hurt kekekek " ucap aksara sambil terkekeh karena berhasil memberikan serangan pertama.akasa merapihkan bajunya dan melihat ke arah aksara " segitu doang? " pertarungan di lanjutkan dengan akasa menyerang terlebih dahulu.

dengan kecepatan nya, akasa mengarahkan tinju nya ke wajah aksara. namun tinju itu masih bisa di tepis oleh aksara walaupun agak sedikit terlambat " oh? " serangan bertubi-tubi di luncurkan oleh akasa namun berhasil di hindari oleh aksara membuat dirinya terpojok dan kewalahan. namun aksara tidak tinggal diam, saat akasa ingin meninju perut aksara, tinju akasa berhasil di tahan oleh aksara yang membuat aksara berhasil mendapat celah untuk menyerang, 3 pukulan mendarat di wajah akasa dan satu tendangan di kaki akasa yang membuat dirinya terjatuh.

akasa yang jatuh membuat dirinya kelelahan. darah mulai keluar dari hidung dan mulut akasa yang membuat pakaiannya ternodai. bobi yang tidak bisa tinggal diam berlari dan mendaratkan satu pukulan, namun tinju bobi masih lemah dibanding akasa, sehingga membuat aksara dapat menghindari pukulan bobi. bobi mendapatkan satu pukulan di perut dan 2 di kepala, dan serangan terakhir aksara menendang perut bobi yang akhirnya bobi jatuh tersungkur ke tanah sambil meringis kesakitan " uhuk... uhuk " suara batuk bobi yang mengakibatkan nya muntah darah.
" lu harusnya diem aja, ngga usah sok-sok an ikut campur " ucap aksara sambil menjambak rambut bobi lalu mendaratkan satu pukulan.

di satu sisi akasa terbangun dengan penuh noda darah di baju nya, kali ini akasa memasuki mode serius untuk menghabisi aksara. aksara yang merasakan tekanan yang diberikan akasa kembali bersemangat " oy oy, kenapa ngga daritadi lu kayak gitu...let's end this you bastard " ucap akasa sambil memberikan ancang-ancang untuk menyerang.

LOVE IN THE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang