CHAPTER 13

12 2 0
                                    

langit dan awan sudah mulai gelap menandakan akan turunnya hujan. siswi yang melihat bobi tergeletak membawa bobi ke tempat lain untuk berteduh karena hujan akan mulai turun.

akasa dan aksara sudah siap-siap untuk saling memberikan serangan, sedikit demi sedikit hujan pun mulai turun membasahi tubuh aksara dan juga akasa. keheningan mulai menguasai daerah tersebut, yang tersisa hanya bunyi dari rintik nya suara hujan jatuh.

aksara yang melihat akasa hanya diam di tempat, berinisiatif memulai serangan terlebih dahulu dengan cara berlari menghampiri akasa. namun sayang dengan kecepatan nya, akasa lebih dulu mendaratkan pukulan di wajah aksara yang membuat dirinya tidak bisa menghindari pukulan itu.

saat mengenai pukulan itu, aksara terpental mundur dan terjatuh. darah mulai keluar dari hidung aksara yang menandakan bahwa mereka sudah mengeluarkan darah satu sama lain di pertarungan ini. " lumayan lumayan kekeke" ucap aksara sambil mengelap hidung nya, namun saat aksara ingin membalas serangan kepalanya tiba-tiba pusing dan tubuh nya tidak bisa berdiri dengan normal setelah mendapatkan satu pukulan yang diberikan akasa. menyadari hal tersebut akasa berlari untuk melakukan serangan selanjutnya. " anjing kenapa bisa begini " gumam aksara dalam hati sambil memegang kepalanya.

tidak sempat menyadari kehadiran akasa, aksara terkejut karena akasa sudah berada di udara untuk memberikan satu tendangan yang mengarah kepadanya. *buk.. suara tendangan yang mengenai dada aksara. aksara kembali terpental setelah menerima serangan dari akasa " uhuk... uhuk...uwekk" aksara terbatuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya, tubuhnya tidak bisa di gerakan lagi aksara hanya terbaring di tanah.

akasa yang masih penuh emosi menghampiri nya dan memberikan pukulan di wajah aksara secara beruntun. akasa kini bukan lagi terlihat seperti murid SMA yang pendiam, tapi kini akasa terlihat seperti seorang pembunuh. bobi yang melihat kejadian itu menghentikan perbuatan akasa. " udah sa, lu udah menang ngga usah di lanjutin lagi, nanti banyak orang yang liat " ucap bobi sambil memegang perutnya yang kesakitan.

" andai aja lu ikut sama papah, kita ngga bakal kayak gini " ucap akasa.

akasa pun meninggalkan aksara yang tergeletak di bawah terik nya hujan dengan tubuh penuh darah di bajunya. lalu akasa menghampiri siswi tersebut dan menyuruh nya pulang dan lebih berhati-hati lagi.

" lu udah ngga papa kan? lebih baik sekarang lu pulang, daripada terjadi sesuatu lagi sama diri lo "

siswi itu menggangguk, mengiyakan perintah yang di ucapkan akasa " i-iya, gua pulang kok, terimakasih banyak ya udah mau bantu gua " ucap siswi itu merasa lega karena ada seseorang yang menolong nya, jika akasa dan bobi tidak datang, entah apa yang terjadi dengan siswi tersebut.

mereka bertiga berpisah setelah pertarungan selesai. dengan bobi yang bersama akasa mereka pulang ke rumah masing-masing dan melupakan yang telah terjadi.

seperti itulah awal mula perselisihan antara akasa dan aksara. itulah sebabnya akasa tidak mau berurusan dengan saudara kembarnya itu selain karena sifat nya yang gila, akasa pun hampir kalah oleh aksara.

*******

di lain sisi bobi yang telah menceritakan semuanya kepada arunika, ia pun memandangi akasa dengan apa yang telah terjadi yang menimpa dirinya " gua ngga nyangka lu pernah punya masa lalu yang kayak gitu " gumam arunika dalam hati.

malam yang semakin gelap memutuskan arunika untuk pulang. tidak baik seorang perempuan berkumpul dengan seorang pria lebih dari satu dalam suatu ruangan. akasa yang mendengar hal itu menghantarkan arunika ke halte bus depan rumah sakit, karena arunika tadi ke rumah sakit menggunakan bus juga.

di sepanjang perjalanan mereka berdua hanya saling diam, tidak ada percakapan sama sekali. setelah sampai di depan halte bus, arunika mengucapkan terimakasih kepada akasa " terimakasih banyak ya akasa, udah mau anter gua sampe sini " ucap arunika sambil menunggu bus yang hampir sampai.

LOVE IN THE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang