Fragmen 9: Memberi Pelajaran

1.1K 244 21
                                    

Waktu terus berjalan dan terlalu banyak musuh. Cale tidak menyia-nyiakan napasnya barang sejenak, setelah menghabisi satu dia mengincar yang lain. Kepiawaian anak itu begitu menakjubkan. Dalam satu menit, dia sudah menjatuhkan dua android petarung tanpa bergerak seinci pun dari tempatnya berdiri.

Sistem android menguncinya sebagai target berbahaya sehingga beberapa akhirnya bergegas datang padanya. Namun, Cale tetap tenang. Dia tidak terganggu sama sekali dengan serbuan enam android bersamaan. Sebaliknya, Cale justru masih mampu merogoh sakunya santai guna mengeluarkan amunisi peluru baru sebab dia bukan pengguna kekuatan atribut khusus yang bisa mengisi pistol menggunakan energi internal. Dia mengisi kekosongan pistolnya dan kembali menembak ke depan, langsung menembak bergantian tiga android yang datang menyerangnya.

Android petarung punya kelemahan di leher depan. Mesin di leher dibuat rentan sama seperti leher manusia. Berlari ke arahnya sama saja menunjukkan kelemahan mereka. Cale berhasil menjatuhkan tiga lagi sisa android petarung sebelum ketiga android itu mampu mendekatinya lebih jauh.

Siswa lain semuanya menarik napas terkesiap. Mereka tidak akan mengira hal semacam ini bisa terjadi.

Peluru pistol terbuat dari bahan peledak khusus yang mampu menembus permukaan keras besi bagai pisau membelah tahu, ini tak lain merupakan senjata yang paling ampuh untuk melawan tipe musuh seperti robot.

Semua siswa itu takut mencoba pistol yang tak memiliki sistem navigasi jadi mereka tidak tahu kalau efisiensi menggunakan senjata jarak jauh untuk melawan android petarung sebenarnya yang paling menguntungkan.

Di tangan Cale, delapan android telah jatuh dalam tiga menit. Tersisa sepuluh. Kali ini lima di antaranya berlari cepat menuju anak laki-laki itu. Namun, Cale tidak lagi menembak, dia menurunkan pistolnya sambil menoleh ke samping pada Clopeh yang hanya berdiri memandanginya.

"Kakak Senior, sekarang giliranmu."

Clopeh tertawa, dia bisa menilai anak laki-laki itu sudah bosan bermain.

Satu android datang melayangkan tinjunya menuju kepala Cale, tangan besi itu sudah sangat dekat nyaris mencapai kening anak itu ketika tubuh besinya ditendang menjauh.

Cale menarik napas panjang di dalam hati, dia benar-benar takut tadi jika Clopeh terlambat bergerak. Untungnya, sedikit kepercayaan yang dia letakkan ke pemuda itu tidak mengkhianatinya.

"Biar kubereskan sisanya untukmu." Setelah mengatakan itu, Clopeh mengulurkan tangan ke depan.

Seorang siswa pengguna pedang yang terdekat darinya segera melangkah maju menyerahkan pedang untuk pemuda itu. Setelah pedang tiba di tangan Clopeh, apa yang terjadi selanjutnya bisa dibayangkan.

Pedang yang semestinya sulit menembus tubuh android kini berhasil membelah tubuh robot-robot itu bagai merobek sutra. Setiap ayunan pedang Clopeh mengalir, ada cahaya putih yang berkilauan meninggalkan jejak. Permainan pedangnya terlihat lebih seperti tarian lembut walau nyatanya ketajaman itu mampu memotong apa pun dengan rapi.

Clopeh hanya butuh tak sampai dua menit untuk membuat seluruh area kembali menjadi sepi. Kehebatannya menyadarkan Cale alasan mengapa pemuda ini bisa berkeliaran dengan bebas ke sana-sini tanpa beban ketika semua siswa kerepotan. Clopeh sendiri saja sudah lebih dari cukup untuk menghabisi semua android.

Di udara, waktu di hologram masih menyisakan lima menit sembilan detik.

Clopeh melempar kembali pedang itu ke tangan siswa yang meminjamkan tadi, dibawanya langkah kembali menuju punggung anak kecil yang sekarang telah berpaling dan sedang mengobrol dengan pemuda lain.

Saat Clopeh mendekat dia mendengar anak itu berkata, "Aku masih merasa daya serangan pistol ini kurang, mungkin karena pistol ini dikhususkan untuk pengguna atribut api. Kakak Senior ini ... aku melihatmu membuat ledakan api besar sebelumnya, kau pengguna atribut api, bukan? Bisakah kau membantuku mencobanya?"

[BL] Piece of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang