Fragmen 10: Murid Kebanggaan

1K 237 21
                                    

Cale tidak tahu apa yang mengubah Eruhaben. Perilaku pria itu memang tidak banyak berbeda tapi hati Cale yakin ada yang berbeda. Eruhaben jadi lebih sering berinisiatif bertanya, apa ada yang Cale ingin pelajari atau ketahui? Jika Cale menyuarakan berbagai tanya, pria itu juga dengan sabar menanggapinya.

Ini sama sekali tidak seperti Profesor yang dahulu jika Cale bertanya berbagai hal pasti akan dijawab sekenanya lalu selebihnya, Cale diminta mencari tahu sendiri.

Eruhaben yang dulu selalu seperti itu padanya, menuntut Cale untuk menjadi lebih mandiri. Pria itu hanya akan menjawab serius jika Cale sudah benar-benar mencari sana-sini tapi masih tidak menemukan jawaban yang diinginkannya.

"Kau ingin jadi Pengembara?" Keterkejutan memenuhi wajah tampan Eruhaben tatkala murid kecilnya menyampaikan mimpinya.

Setelah Cale menjelaskan seluruh alasannya, Eruhaben mengangguk mengerti.

"Punya tujuan itu bagus. Namun, kau tak perlu menaruh fokus penuh di sana. Hidup punya serangkaian misteri, ada baiknya kau punya berbagai tujuan, jadi jika suatu waktu andai ada yang berjalan tidak sesuai ekspektasimu, kau tidak akan kelabakan."

Cale mengerti. Singkatnya, Eruhaben ingin dia punya rencana cadangan dan kesiapan mental untuk menghadapi segala perubahan di masa depan. Tidak boleh terlalu terpaku pada satu hal.

"Saya akan mengusahakannya tapi jika memiliki kesempatan, saya tetap ingin menjadi Pengembara."

Eruhaben tersenyum memberinya anggukan. "Kalau begitu, kau perlu belajar lebih banyak juga berlatih karena menjadi Pengembara artinya kau akan butuh kemampuan untuk melindungi dirimu sendiri."

Maka dari itu, Eruhaben mulai merencanakan jadwal pelatihan yang akan dimulai ketika dia menyelesaikan urusannya di Akademi Helios. Eruhaben punya pertimbangan sendiri tentang di mana tempat terbaik untuk melatih muridnya. Tentu saja, bukan di negara ini.

Sejak hari itu, Cale dibekali lebih banyak tugas rumah serta berbagai materi yang dituntut untuk dikuasainya sesegera mungkin. Beruntung bahwa dia anak yang tak suka membuat masalah jadi Cale patuh mempelajari semuanya walau setengah hati.

Ada waktu ketika Jour pulang ke rumah larut malam dan pergi mengunjungi kamar putranya hanya untuk menemukan ranjang putranya dikelilingi puluhan layar hologram yang melayang bertumpuk-tumpuk. Semuanya adalah materi bacaan. Gom yang menyalakannya tapi orang yang yang memerintahkan sudah tidur pulas dengan sebuah buku di pelukannya.

Jour menatap prihatin sekaligus senang karena putranya tampak antusias belajar. Wanita itu menutupi tubuh Cale dengan selimut lalu mengecup keningnya. Dia memerintah Gom mematikan semua layar juga lampu sebelum membawa langkah ke luar meninggalkan kamar.

[ PIECE OF HEART ]

Seperti biasa, Cale menghadiri Kuliah Umum yang diajar oleh Eruhaben sebagai profesor tamu. Anak laki-laki itu selalu datang tepat waktu agar tidak ada yang menghampirinya di waktu senggang karena pelajaran sudah mau dimulai.

Hari ini adalah hari terakhir Eruhaben mengajar. Dia sudah memberi banyak wawasan terutama berbagi pendapat dari sudut pandang para peneliti negara Elfin. Jadi kali ini sejam terakhir, pria itu mengizinkan siapa pun mengajukan pertanyaan terlepas dari topik atau tema dari materi yang pernah dibawakannya.

Bagi kelompok siswa, ini adalah kesempatan besar. Keriuhan segera memecah. Ada banyak yang mengangkat tangan, berharap mereka dipilih.

Cale tetap duduk tenang, mustahil dia ikut ketika dia bisa bertanya kapan saja pada sang Mentor.

Eruhaben menunjuk seorang gadis.

Perhatian Cale yang terperangkap ke depan segera ditarik menoleh ke belakang ketika dia mendengar satu suara merdu menyatakan, "Nama saya Hannah, siswa tingkat pertama. Minggu depan, Akademi akan menyelenggarakan kegiatan perburuan yang rutin diadakan tiap tahun di Bukit Edelweiss. Namun, tahun ini ada perubahan. Saya mendengar perburuan akan dipindahkan ke Labirin Merah."

[BL] Piece of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang