Fragmen 7: Kejutan Tak Disangka

1.1K 242 20
                                    

Kali ini Cale berhasil menemukan gedung lab tanpa hambatan. Seorang peneliti yang ditemuinya di dekat lift mengajaknya untuk pergi bersama setelah Cale mengutarakan jika dia datang mencari Profesor Eruhaben yang juga kebetulan menjadi tujuan peneliti wanita itu.

Cale akhirnya melihat sosok sang Mentor. Pria itu tengah mengernyit menatap ke atas meja yang menampilkan hologram tiga dimensi sebuah pegunungan hijau.

"Mentor."

"Ah, kau di sini." Eruhaben menoleh sekilas. "Kau datang tepat waktu. Mendekatlah. Coba perhatikan medan tempur ini, bagaimana menurutmu?"

Ada tiga peneliti lain yang mengelilingi meja itu dan mereka semua lekas mengarahkan pandangan pada seorang anak kecil. Profesor ternama ini telah menyatakan sebelumnya jika dia sedang menunggu murid magangnya akan tetapi mereka tidak menyangka itu adalah seorang anak berusia tiga belas tahun.

Cale dengan patuh menatap sejenak tampilan hologram itu. Matanya menyisir dari ujung ke ujung, bolak-balik sambil memperhatikan beberapa detail topografi hingga ke hal terkecil seperti jenis vegetasi dan ekosistem.

"Apa ini medan tempur untuk latihan siswa?"

"Bukan latihan, ini untuk kepentingan ujian."

"Kalau begitu kesulitannya perlu ditambah, ini terlalu gampang."

Seorang peneliti muda yang berada di kisaran usia akhir dua puluh dan mengenakan kacamata lekas menjawab, "Kami berencana menyebar monster peringkat A dengan jumlah masif dan untuk melawannya, kelompok siswa akan membutuhkan area yang mendukung."

Cale menaikkan alis mendengar pernyataan peneliti itu. "Ujian ada untuk menguji, jika terlalu banyak dukungan lalu apa esensi ujian sebenarnya?"

Dalam pandangannya ini tak ada bedanya dengan menyuruh singa pergi mencari mangsa di kandang yang penuh dengan rusa.

Anak kecil ini sangat blak-blakan. Peneliti itu berdehem menjelaskan, "Ujian ini difokuskan untuk menilai kompetensi bertarung mereka. Kami hanya ingin tahu apakah rancangan areanya sudah cukup membantu dan tidak memberi hambatan yang signifikan."

Cale terdiam, daripada menjawab peneliti muda di seberang meja dia lebih memilih mengangkat tatapan ke arah Eruhaben. Tatapan anak itu jelas menyiratkan, "Hal bodoh apa yang baru saja kudengar?"

Eruhaben sudah lama mengenal anak itu dan tahu bagaimana cara berpikirnya. Dia menepuk pundak muridnya. "Jelaskan pada mereka."

Cale mengembuskan napas pelan kemudian memandang satu per satu peneliti muda di seberang. "Jika saya ikut ujian ini, saya akan mendapat peringkat satu tanpa bersusah payah bertarung."

Wanita yang sebelumnya mendampingi Cale dan sedari tadi berdiri di punggung anak itu akhirnya mendekati meja lantas bertanya ingin tahu, "Mengapa begitu?"

"Permisi sebentar." Cale mengulurkan tangan ke atas meja.

Dia mulai memperlebar area lembah di mana terdapat banyak titik merah pertanda disebarnya monster kelas A di sana.

"Lembah ini mungkin terlihat tertutup dari luar tapi sebenarnya sangat mudah untuk menjebak para monster. Di Timur ada sungai yang dalam dengan arus yang kuat, di Barat terdapat lereng gunung yang terjal. Sedang di Utara ada jurang curam. Satu-satunya jalan masuk dan ke luar dari lembah hanya melalui hutan di Selatan."

Cale kemudian mencari daftar vegetasi di wilayah tersebut dan memilih beberapa jenis tumbuhan kemudian menampilkan gambar hologramnya di udara.

"Semua jenis tumbuhan ini mudah sekali terbakar dan jika diberi beberapa bahan serta bubuk kristal maka bisa membuat ledakan yang besar. Saya akan membakar pintu lembah dan menutup jalan menuju hutan, dengan begitu para monster yang mana jenis ini sangat lemah pada api akan secara naluri pergi melarikan diri. Satu-satunya pilihan mereka pastilah menuju sungai dan itulah keuntungan lain yang bisa saya manfaatkan."

[BL] Piece of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang