•: SN.05 :•

190 14 0
                                    

Assalamu'alaikum, haii~

Langsung aja nggih ges, Happy Reading 🌷




๑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





------------------------- ✿5✿ -------------------------


3 hari berlalu, dan selama itu pula Zahra ditahan. Ia tak diizinkan untuk kembali ke pesantren Darussalam sebelum menyetujui keputusan sang Abi.

Tok tok tok

"UDAH ANIN BILANG! ANIN GA BAKALAN MAU NIKAH SAMA GUS AYUBI! ANIN GAMAU!" Teriak Zahra dengan keras.

Matanya menatap keluar jendela, ia terduduk diatas sofa panjang yang diletakan disana. Belakangan ini, Zahra hanya mengurung diri, menangis, menghibur diri dan menangis. Hanya itu.

"Anin, buka. Ini mas."

Mata Zahra sembab dan badan yang mulai tak bersahabat. "Pergi Gus! Anin gamau bicara!" Teriaknya lagi.

Diluar Abu menghela nafas frustasi. Sejak semalam setelah kejadian Zahra dan Amir, Zahra tak keluar kamar. Jika dibujuk pun harus dengan ya'i Ja'far.

"Anin, buka pintunya, kamu belum makan dari pagi." Ucapnya khawatir. Selama tiga hari ini Abu belum melihat adiknya itu menyentuh makanan, tetapi kadang-kadang ditengah malam Abu mendengar suara piring, saat ia memeriksa ternyata Anin, namun secepat kilat gadis itu kembali mengurung diri.

"Anin,"

"Pergi aja ngga sih Gus! Siapa yang peduli Anin udah makan atau belum! Dirumah ini mana ada yang peduli sama Anin! Semua orang dirumah ini egois! Lebih baik Anin mati aja sekalian biar kalian puas!"

"Astaghfirullah aladzim Anin! Istighfar, kamu ga boleh bicara kayak gitu. Mas peduli sama kamu, semua orang dirumah ini peduli sama kamu, nin." Balas Abu yang benar-benar sudah dibuat khawatir. Ia merasa sangat bersalah sekarang.

"Ning Anin buka pintunya, atau mas dobrak?" Ancamnya.

"Kayak punya nyali aja, inget Gus, pintunya juga bagian dari Abah, sama nyai juga."

Abu mengusap rambutnya gusar. Benar kata Zahra. Setiap celah dalam rumah ini adalah bagian dari ya'i Ja'far dan almarhumah nyai Khadijah. Bukan tanpa alasan yai Ja'far menjadikan setiap celah dirumah ini sebagai bagian dari dirinya dan istrinya yang telah wafat, melainkan setiap inci, setiap celah dari rumah ini dibangun dengan keinginan sang istri serta kisah cinta antara ya'i Ja'far dan nyai Khadijah.

Secret Ning [ HIATUS ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang