🌙 Bab 1

94 13 16
                                    

Hari yang cerah, serta sinar matahari yang mulai memasuki seisi ruangan bernuansa putih abu-gelap yang nyaman. Syafina sudah bangun sejak jam empat lewat. Ia tahu hari ini kakaknya akan mengajaknya untuk berdiskusi tentang kuliah. Syafina sangat senang karena sejak SMP Syafina sudah mewanti-wanti untuk jurusan yang akan ia ambil.

Syafina adalah siswi SMK jurusan Desain, ya sebenarnya tidak buruk. Tapi ia menjalankannya dengan setengah senang dan setengah sedih, tapi ia juga tidak mengatakan salah jurusan di SMKnya itu, karena memang Syafina memiliki bakat desain dan gambar visual.

Setelah sholat subuh dan membersihkan tubuh serta kamarnya, Syafina turun ke lantai bawah dan menuju ke arah dapur, di sana ada Mama dan kakaknya tercinta.

"Selamat pagi Mama, Abang!"

"Pagi, cantiknya Mama."

"Pagi juga, Azzurah Syafina Cantika Dewi Alam Semesta!" ucap seorang pria bernama Elang secara berlebihan.

"Abang, bisa aja, nama aku cuma sampai Syafina doang."

Elang terkekeh menatap adiknya yang masih mengenakan piyama lengan panjang dan jilbab yang menutupi helaian rambutnya. Sejak masuk SMK Syafina memutuskan untuk mempermantap dirinya sedikit demi sedikit walaupun belum sempurna sepenuhnya, setidaknya tidak seperti masa SMPnya yang dimana jilbabnya melekat hanya di lingkungan sekolah saja.

Gadis cantik itu menatap Mamanya, beralih menatap kakaknya sambil tersenyum.
"Abang, beneran kan Ina boleh pilih jurusan apa aja?"

"Boleh, tapi jangan jauh-jauh dari jurusan sebelumnya, biar nggak capek."

Syafina tampak berpikir, "Ina gak tau yang ini jauh apa nggak, Ina mau Teknik Informatika, boleh?"

"Teknik?" tanya Elang yang diangguki tanpa ragu oleh Syafina.

"Oke."

"YESS!!"

- -🌙 - -

Syafina terus-terusan menatap layar laptopnya. Mencari-cari hal yang ingin ia ketahui lewat internet, sesekali bertanya pada Elang yang kadang menjawabnya dengan candaan. Bagaimana tidak, pria itu fokus bermain game dan tidak mendengarkan ucapan Syafina, karena tidak tahu membahas apa jadi dia jawab saja asal-asalan. Dasar.

"Bang, kalau jalur Mandiri itu apa, bedanya apa sama jalur lain?" tanya Syafina tanpa melepaskan tatapannya dari layar laptop.

"Beda hero, ya beda skill dong, gitu aja gak tau," jawab Elang santai.

Merasa aneh, Syafina menoleh ke belakang, mendapati kakaknya berbaring di atas sofa tamu dengan ponsel di tangannya. "ABANG!!"

Syafina langsung meraih ponsel Elang dan enggan mengembalikannya. "Kemarin udah janji mau ngobrolin soal Ina mau lanjut kuliah, tapi malah main game!"

"Maaf, abisnya kamu sibuk, abang sambil main game dikit kok," ucap Elang sambil memohon ponselnya di kembalikan.

"Gak, hpnya gak aku balikin, wlee. Ambil aja sendiri."

Kini keduanya berlarian mengelilingi ruang tamu, tanpa menyadari ketukan pintu serta salam dari orang yang berada di ambang pintu. Sementara orang tersebut, menggeleng-geleng. Hingga akhirnya Syafina tanpa sengaja menyenggol tubuhnya hingga gadis itu terjatuh.

Mr. A?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang