"KYAAAA!!"
Baru saja Syafina menjatuhkan dirinya di atas kasur. Sungguh, hari ini ia bahagia. Tapi pengganggu datang kembali.
"Kenapa dek?" Elang tiba-tiba membuka pintu kamarnya ketika mendengar Syafina berteriak.
Syafina mengubah posisi baringnya menjadi duduk di atas kasur. "Nggak apa-apa," ucapnya sambil tersenyum sangat-sangat lebar.
"Aneh."
Elang meninggalkan adiknya sendirian di kamar bercat putih abu-gelap itu.Syafina berdiri kemudian meloncat-loncat kegirangan. Sesekali ia memutar badannya sambil menari mengelilingi seisi kamarnya. Ini adalah hari-hari berbeda dari biasanya. Dan saat ini juga ia merasa sudah bukan Syafina yang dulu. Sudah bukan Syafina yang lemah, diam, takut, tidak enakan, dan tidak berani. Semuanya hilang dan digantikan Syafina yang baru. Misinya untuk membuang jiwa introvert itu 90% berhasil.
Ya. Syafina berhasil. Dia sudah mulai berbicara dengan beberapa teman laki-laki, walaupun masih teman di kelas dan di jurusannya. Syafina juga bahkan sudah sedikit famous akibat perdebatan yang pernah terjadi antara ia dan seniornya, Syafina jadi dikenal oleh banyak mahasiswa di jurusan, banyak yang bilang Syafina hebat dan berani.
Syafina kini memperluas relasinya, temannya sudah banyak. Berjalan ke sana ke mari pasti ada saja yang menyapa nya. Tapi tetap, sahabatnya hanya satu. Hanya Nayla. Kalau soal Ica? Syafina belum yakin, pernah ada konflik antara dia dan Ica waktu masih SMK membuat Syafina mulai kehilangan kepercayaan sedikit demi sedikit.
Selain hal itu, ada hal lain juga yang membuat Syafina sangat bahagia hari ini. Jika diingat kembali Syafina jadi tidak bisa menahan senyumnya.
- -🌙 - -
Flasback on
"Bacaan kamu makin hari makin bagus, saya bangga sama kamu," ucap Ammar dengan senyuman khasnya.
Syafina membalas senyuman itu. "Habis ini, aku bisa lanjut ke surah berikutnya, kan?"
Ammar mengangguk-angguk setuju.
"Kalau kamu sudah hafal.""Oke."
Setelah selesai bertadarrus beberapa menit. Syafina menutup Al-Qur'annya dengan perasaan yang tenang.
"Saya ada hadiah buat kamu, kecil, tapi semoga kamu suka."
Ammar memberikan sebuah kotak hitam kecil. Syafina menerimanya dengan senang hati, lalu membukanya untuk melihat apa isi dari kotak itu. "Pin jilbab?"
Pin jilbab (bross) dengan bentuk kupu-kupu berwarna perak.
"Kamu suka?" tanya Ammar.
Syafina memang suka dengan pin-pin jilbab yang lucu, hampir setiap hari pin jilbabnya ketika ke kampus akan berganti-ganti. Mulai dari bentuk bunga mawar, bunga daisy, ekor duyung, bulan, lumba-luma. Dan masih banyak motif pin jilbab Syafina yang beragam.
"Makasih, kak. Aku belum punya yang motif kupu-kupu, pinnya lucu," ucap Syafina sambil tersenyum.
Diletakkannya kembali ke salam kotak hitam itu, karena itu adalah pemberian maka Syafina berjanji akan menjaganya.
"Itu saya kasih sebagai hadiah, karena kamu sudah semangat hafalan. Kalau jus yang sekarang tamat nanti saya kasih hadiah lain," kata Ammar. Entahlah, tapi dari sorot mata pria itu Syafina melihat ketulusan.
"Terima kasih. Oh iya, besok kan libur, kakak sibuk tidak?" tanya Syafina.
"Saya ada urusan penting, memangnya kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. A?
RandomMenjaga jodoh sendiri, membuatnya tidak bisa menahan senyum tiap berjumpa. Ammar, yang sudah lama jatuh cinta dalam diam pada adik salah satu teman kuliahnya. Selama ini hal yang membuatnya bisa mendekatkan diri pada Syafina adalah menjadi guru pemb...