"Kalau gitu, tante pulang dulu ya nak Ammar."
"Iya, makasih tante sudah datang."
Mawar mengangguk.
Setelah Syafina kembali ke ruangan Nayla, karena katanya dia ingin ikut pulang bersama Nayla dan menemani sahabatnya itu. Tidak lama setelahnya Mawar datang. Awalnya Ammar heran, apa Mawar salah masuk ruangan atau bagaimana. Tapi ternyata tidak, dia dan bundanya ternyata berteman sudah sejak lama.Saat ini Ammar sedang membantu Ratna untuk makan, setelah diceramahi oleh teman lamanya akhirnya Ratna berniat juga untuk makan nasi. Tadinya hanya ingin menghabisi buah-buah yang di bawakan oleh Syafina saja.
"Bunda emang harus di omelin dulu sama tante Mawar baru mau makan, ya?" tanya Ammar pada Ratna di suapan terakhir.
Ratna menerimanya lalu tersenyum. "Dulu Mawar itu protektif sekali, tante suka. Sampai waktu kuliah bunda pernah di sakitin sama cowo, Mawar marah-marah dan nyuruh Bunda untuk putus sama dia. Bunda sempat gak mau makan seharian penuh, terus Mawar datang ke rumah nenek sambil marah dan bawa bubur ayam. Katanya kalau bunda gak makan, dunia ini gak akan terus berjalan, akan ngestuk di situ-situ saja."
Ammar tersenyum mendengarnya. "Gak jauh beda sama Syafina. Sama-sama bawel orangnya."
Ratna mengangguk setuju. "Bahkan waktu Ayah kamu nembak bunda, dan bilang mau ngelamar bunda. Justru Mawar yang nentuin, cocok gak cocoknya. Dia bilangnya cocok, dan Alhamdulillah sekarang Bunda sama Ayah awet kan, sampai anak kita udah segede kamu, dan gak pernah berantem serius. Mawar sepertinya pakar jodoh. Dia sama suaminya juga awet sekali, padahal dia tidak pernah pacaran, dan sering di tembak cowo lain namun di tolak, tapi pas sama suaminya dia langsung mau. Akhirnya punya anak dua."
Ammar mengambilkan segelas air minum untuk Ratna, dengan senang hati dia menerima dan meminumnya sampai habis setengah. "Bunda juga gak nyangka kalau ternyata kamu sama anaknya Mawar udah temenan lama, dan lebih gak nyangka kalau ternyata Ina anaknya Mawar."
"Jadi, kalian udah deket dong?" tanya Ratna penasaran.
"Iya, kami teman dari kuliah."
"Bukan sama Elang, tapi sama Ina. Gimana-gimana?" Ratna menaikkan alisnya antusias dengan pertanyaannya.
"Gak gimana-gimana. Ammar sudah sering cerita ke bunda, kalau Ammar ngajarin dia mengaji. Itu aja," balas Ammar seadanya.
- -🌙 - -
Flasback on
Mawar yang tengah asyik mengobrol bersama Ratna tiba-tiba menatap ke arah pintu secara bersamaan. Melihat kehadiran Ammar membuatnya terbingung.
"Loh, nak Ammar?"
Ammar terdiam, bingung, takut salah kamar. Namun tidak, di brankar ada Ratna yang sedang duduk sambil tersenyum.
"Itu Ammar, anak aku. Yang tadi aku ceritakan," kata Ratna menjelaskan.
Mawar mengangguk. "Jadi Ammar itu anak kamu. Kalau gitu mah hampir setiap hari aku ketemu dia, datang ke rumah."
"Ke rumah?" gumam Ratna bingung.
"Ammar itu temen kuliah anak aku yang pertama, Elang. Terus sekarang juga dia sering ke rumah bantu anakku yang nomor dua menghafal dan tadarrusan."
"Tante Mawar temennya bunda?" tanya Ammar yang jujur sedikit penasaran.
Keduanya mengangguk bersamaan. "Bukan cuman teman. Tapi pernah hampir jadi besan, tapi gak jadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. A?
RandomMenjaga jodoh sendiri, membuatnya tidak bisa menahan senyum tiap berjumpa. Ammar, yang sudah lama jatuh cinta dalam diam pada adik salah satu teman kuliahnya. Selama ini hal yang membuatnya bisa mendekatkan diri pada Syafina adalah menjadi guru pemb...