liburan pt6 (marrin)

6.4K 584 37
                                    

Setelah melihat dua orang yang tengah bermesraan itu, Garin mempercepat langkahnya untuk menuju dapur dan mengambil minum. Bibirnya menggerutu melihat pemandangan yang menyebalkan di pagi hari ini. Setelahnya, ia berbalik untuk kembali ke kamarnya.

"Syit men, kenapa harus aku yang liat" dirinya masih terus menggerutu sesaat setelah menutup pintu kamar. Ia meraih ponselnya dan duduk di kasur, jarinya dengan cepat menekan salah satu game.

Dirinya terlarut dalam keseruan game yang ia mainkan, sampai akhirnya ia terkejut karena suara pintu yang diketuk. Beruntung game yang ia mainkan bisa dijeda, tangannya meletakkan ponsel tersebut di atas nakas sebelum beranjak dari duduknya. Garin mencoba menebak, kira-kira siapa yang berada di depan pintu saat ini.

"Halo Gawrin" berbeda dengan pria di depannya yang kini tengah tersenyum lebar itu, Garin justru terdiam membeku karena terkejut.

"Kok bisa di sini?" pertanyaan itu keluar dari mulut Garin setelah terdiam beberapa saat. Entah kenapa setiap kalimat yang diucapkan Garin akan selalu terdengar lucu di telinga Marcel.

"Bisa dong, nih buktinya ada di depan kamu" jawab Marcel sambil mendorong Garin agar dirinya bisa masuk kamar. Dirinya meletakkan barang bawaanya dan membuka tas untuk mengambil pakaian. Dirinya berpamitan pada Garin untuk berganti baju sebentar.

Kini keduanya sudah berada di atas kasur, duduk berhadapan dengan Garin yang menatap Marcel dengan penasaran.

"Kenapa ngeliatinnya gitu banget? Kaya lagi ngeliat setan aja" gurau Marcel saat Garin terus menatapnya tanpa berkedip.

"Did you cut your hair?" tanya Garin saat menyadari jika potongan rambut Marcel berubah. Sedari tadi ia tengah mengamati apa yang berbeda dari pria itu.

"Wow, kamu sadar?" ucap Marcel menatap Garin dengan antusias, ia kira Garin tidak menyadari perubahan kecil pada penampilannya.

"Uww, looks good. Jadi lebih rapih" puji Garin sambil memperhatikan gaya rambut baru polisi itu. Dari yang sebelumnya panjang hingga bisa dikuncir, berubah menjadi lebih pendek.

"Gak lebih ganteng?" pertanyaan Marcel membuat Garin terdiam, tak lama kemudian pria itu mengakihkan pandangannya. Marcel menahan tawanya melihat tingkah Garin, apalagi saat ia lihat telinga Garin berubah merah.

"Jadi lebih ganteng gak?" memang sudah menjadi hobi baru Marcel untuk menggoda Garin, kini ia mendekatkan wajahnya. Memiringkan kepalanya agar bisa menatap mata Garin yang sedari tadi menghindari kontak mata dengannya.

"Stop it bro" lirih Garin sambil mendorong wajah Marcel agar menjauh, dia tak ingin pria itu mendengar detak jantungnya yang sangat kencang.

Marcel memilih untuk menuruti ucapan Garin, daripada nantinya kodok itu merajuk dan tak mau berada di dekatnya. Padahal dalam hati Garin tengah berteriak kegirangan melihat pemandangan pria tampan di depannya ini.

"Mau lanjut tidur atau mau ngapain?" tanya Marcel sembari menidurkan tubuhnya di kasur. Punggungnya terasa sangat pegal setelah melewati perjalanan menuju villa ini. Bahkan dirinya dan Agil sampai lembur agar bisa mengambil cuti demi mengikuti liburan keluarga anomali ini.

"Tanggung kalau lanjut tidur, mau jalan-jalan aja deh. Kayaknya udara di sini lebih segar dibanding kota" jawab Garin setelah melirik jam di layar ponselnya. Namun melihat Marcel yang menutup matanya dan raut wajah yang lelah buat Garin mengurungkan niatnya.

"Tapi kalau kamu capek istirahat aja dulu gapapa" ucapan Garin membuat Marcel langsung bangkit dan mendudukkan dirinya.

"Engga engga, mana ada aku capek. Seger gini kok" seru Marcel sambil membuka matanya lebar-lebar. Tawa Garin terdengar saat melihat ekspresi Marcel yang cukup lucu.

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang