Sebotol Minuman

5.5K 584 55
                                    

(Foto ada di x, gatau kenapa ga bisa ditaro di wattpad huhu)

Setelah membaca pesan yang dikirimkan Rion, Mia kembali mengawasi semua keluarga yang sedang mabuk bersamaan. Sungguh pening kepalanya, bahkan Caine yang biasanya mengasuhpun ikut mabuk di pojok sana.

"Ya ampun kak Glen itu Bunda Key mau nyebur kolam heh!" seru Mia saat menangkap pemandangan wanita berambut biru itu ancang-ancang akan menyebur. Kakinya berlari ke arah Elya yang hampir membalikkan meja bar.

"DEDEK!" suara Rion akhirnya muncul setelah beberapa menit menunggu, Mia langsung menghampiri Rion dan menariknya untuk melihat tingkah semua anak-anak.

"Pih aku ga kuat" ucap Mia sambil berpura-pura menangis, bahkan beberapa orang yang ada di sana ikut menjaga mereka yang sempoyongan.

"Mami mana?" pertanyaan pertama yang keluar dari mulut Rion saat matanya tak melihat pria berambut merah. Keduanya saling mengedarkan pandangan hingga akhirnya menemukan Caine sedang berjalan tergopoh-gopoh mendekati mereka.

"Ya ampun mami, duduk dulu sini" seru Mia sambil berlari menghampiri Caine, tangannya menggandeng Caine dan mengarahkannya untuk duduk di salah satu kursi yang ada.

"Nih pih, aku mau ke yang lain dulu bentar. EH KAK MARCHIE JANGAN BUKA CELANA!" pekik Mia melihat Marchie yang hendak menarik turun celananya. Ia segera berlari menghampirinya dan menahan lengan Marchie.

Rion terkekeh melihat betapa kewalahannya Mia mengurusi kakak-kakaknya. Kepalanya menoleh saat merasakan ada yang menyentuh lengannya. Senyumnya kembali merekah melihat Caine yang tengah mendongak menatapnya dengan wajah yang memerah sayu. Terlihat seperti seorang anak kecil yang terpisah dari orangtuanya.

"Ih kok ada om om sih di sini" gumam Caine sambil menatap Rion, matanya mengamati penampilan Rion dari atas hingga bawah. Proa berambut ungu itu masih mengenakan setelan kantornya.

"Tapi ganteng sih" lanjut Caine, ia menarik lengan Rion agar duduk di sampingnya. Matanya masih terus menatap Rion tanpa berkedip.

"Enak aja om, saya masih muda ya" jawab Rion meladeni tingkah Caine yang menurutnya lucu. Dengan pipi yang memerah hingga hidungnya, sangat jarang ia melihat Caine mabuk.

"Tuh kan, suaranya tuh kaya om om tapi ganteng. Om pasti banyak duit ya om, bajunya kaya orang kaya" ocehan Caine masih terus berlanjut, inilah alasan kenapa Rion tak membiarkan Caine mabuk. Pria berambut merah itu akan bertingkah lucu sehingga Rion tak rela orang lain melihatnya.

"Oh ya jelas dong" jawab Rion sembari tersenyum menatap Caine yang membulatkan mulutnya.

"PAPIII INI PAK CUI MAU MINUM LAGI" teriakan Mia menarik perhatian Rion, ia segera menoleh dan menemukan Mia tengah menahan tangan Sui yang berusaha berjalan mendekati bartender.

"Eh Sui kalo lu minum lagi gue turunin lu jadi relasi" ucap Rion melalui Radio, beruntung Sui mau menurutinya dan berbalik untuk duduk bersama yang lain.

"Ih om udah punya anak ya? Istrinya mana om kok gak diajak?" ucapan Caine buat Rion menoleh terkejut tapi juga merasa lucu.

"Aduh iya nih, anak saya banyak kebetulan. Loh? Justru saya kesini mau nyusul istri saya yang katanya mabok" jawab Rion sembari bersandar pada kursi dan menatap Caine yang sedang mencebikkan bibirnya.

"Yah padahal aku mau daftar jadi pacarnya, malah udah punya istri" gerutu Caine dengan alis yang menukik kesal.

"Pfftt, gimana yak. Istri saya cantik banget soalnya" ucapan Rion membuat Caine merengut, entah kenapa ia merasa kesal saat Rion memuji orang yang ia sebut sebagai istri.

"Terus mana istrinya?" tanya Caine dengan nada ketus, hal itu sontak membuat Rion menahan tawanya. Ia tak menyangka jika dia benar-benar tak sadar.

"Ini di depan saya" jawab Rion enteng, ia terus menatap Caine yang kini kebingungan.

"Bukannya dari tadi kamu dipanggil mami? Saya dipanggil papi, jadi kamu istri saya dong" jelas Rion, dirinya tersenyum melihat Caine yang mengerjapkan matanya memcerna apa ysng diucapkan Rion.

Sedetik kemudian senyum Caine langsung merekah, ia menoleh menghadap Rion dengan wajah yang berbinar.

"Hehe suamiku ganteng banget" tangan Caine beralih menyentuh wajah Rion, bahkan dirinya mendekat dan menempelkan tubuhnya dengan Rion. Melihat hal ini buat Rion tak dapat menahan tawanya, ia menarik Caine dan merangkul pinggangnya.

"Kamu juga cantik sayang" bisik Rion menatap wajah Caine dari dekat. Ingin sekali ia menyimpan kecantikan ini hanya untuk dirinya.

"Ih gombal banget mulutnya" seru Caine sambil terkikik, jarinya menyentuh bibir Rion.

Mendengar tawa Caine yang sangat lucu buat Rion tak tahan lagi, tanpa memperdulikan orang yang berlalu lalang ia langsung mengecup kilat bibir Caine. Kedua mata yang tadinya terlihat sayu seketika membulat lucu.

"Eh ini Rion kan ya" sebuah suara menarik perhatian keduanya, Rion menoleh menemukan Ronan tengah berdiri di depan mereka. Ia hendak melepaskan rangkulannya namun ditahan oleh Caine.

"Iya nih, baru dateng gue" jawab Rion tersenyum kikuk dengan posisinya yang masih dipeluk oleh Caine.

"Buset itu Caine mabok apa gimana?" tanya Ronan melihat wajah Caine yang memerah, sedikit terkekeh dengan mata yang memincing.

"Ah iya nih, tadi gue dikabarin anak-anak katanya Caine mabuk" jawab Rion terkekeh menatap Ronan, ia bisa merasakan Caine semakin erat memeluknya. Bahkan sekarang Caine sudah menyandarkan kepalanya di dada Rion.

"Haha bisa berubah jadi lucu gitu ya Cainenya" ucap Ronan menatap tingkah Caine yang sangat berbeda dari biasanya.

"Iya ini, makanya jarang gue bolehin minum kalo ga sama gue. Soalnya kalo mabok tingkahnya ngalahin anak-anak" gurau Rion menanggapi ucapan Ronan sambil tertawa.

"Kan gue ga dibolehin deketin anak lu, berarti kalo ini boleh kali yon" ucap Ronan sembari menaik turunkan alisnya melirik Caine.

"Enak aja, yang ini punya gue kocak. Lagian kalo lu deketin dia yang turun bukan cuma gue, noh mereka juga" seru Rion sembari menunjuk anak-anak yang ternyata tengah berdiri di belakang Ronan.

"Uncle bilang apa tadi" seru Selia dan Mia bersamaan, keduanya menatap Ronan tajam.

"Eh e-engga, bercanda doang tadi. Aduh uncke dipanggil yang lain, duluan ya" panik Ronan melihat gerombolan anak-anak TNF yang kini menatapnya sengit. Ia bergegas berjalan meninggalkan mereka, tak ingin diamuk oleh anak-anak Rion dan Caine.

"Udah yuk pi, yang lain udah mulai tenang. Nanti yang bawa mobil aku, Kak Glen, ama Kak Iji yang gak minum. Papi bawa mobil apa?" tanya Mia setelah melihat Ronan menjauh, ia menahan tawanya melihat Caine yang bergelendotan pada Rion.

"Bawa mobil two seater, kalian cukup gak mobilnya?" tanya Rion melihat sepertinya lebih banyak yang mabuk daripada yang sadar.

"Diaman-amanin aja lah beh, mereka suruh pangku-pangkuwn juga gapapa lah" ucap Riji yang sedari tadi menggendong Selia.

Setelah berpamitan dengan yang punya acara, mereka memutuskan untuk kembali ke rumah. Beruntung mereka semua tak ada yang bertingkah selama perjalanan pulang. Dengan susah payah Riji, Glen, dan juga Mia menyeret semua orang untuk kembali ke kamarnya masing-masing.

"Mau gendong" pinta Caine saat dirinya turun dari mobil, ia merentangkan tangannya pada Rion yang tengah berdiri di depannya.

"Iya iya sini ayok gendong, utututu bayi siapa ini" gemas Rion meraih Caine dan menggendongnya ala koala. Ia berjalan memasuki rumah menuju kamar utama.



OMAGAAAAAHHHH, maafkan writer yang upload sesuka hati ini ya😭 karena jujur aku tuh mayan sibuk ya kemaren kemaren. Dikarenakan aku ikut ospek maba dan juga sekarang udah mulai kuliah lagi. Semoga aku bisa balik nulis lagi kaya dulu😔 anw hopes y'all enjoy and see you on the next story byeeeeee 💋🦖

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang