Cakit

7K 652 24
                                    

Setelah selesai dengan urusan kesalahpahaman dengan fraksi lain, keluarga mafia ini sedang berkumpul di sebuah ruang inap rumah sakit. Di saat yang lain berdiri mengerubungi bangsal yang ditempati oleh sang kepala keluarga, Caine justru berdiri di bangsal kosong sebelah. Tangannya sibuk memencet layar tablet yang ia gunakan, dirinya tengah sibuk membuka website.

"Itu mami salah ranjang apa gimana? Aku di sini loh mi" seru Rion yang sedari tadi melirik keberadaan Caine. Sontak yang lain langsung menengok dan tertawa.

"Ah enggak, aku abis buka website tadi" kekeh Caine mendengar celetukan Rion, ia langsung menyimpan tabletnya dan berjalan mendekati Rion.

"Sini mi, bentar aku keluar dulu" ucap Mia sembari berjalan memberi ruang untuk Caine, melihat ruang yang sempit buat yang lain reflek ikut bergeser. Entah sedang tidak fokus atau bagaimana, Marchie justru maju dan mengisi ruang yang tadinya dibuat untuk Caine.

"Chie kita udah mundur kasih ruang buat mami ngapa lu yang maju" seru Key menghasilkan suara tawa dari yang lain, dengan cepat Marchie meminta maaf dan berbalik untuk mundur.

Melihat tingkah lucu anak-anak buat Caine tertawa, setelahnya ia berjalan mendekat. Menatap Rion yang tengah terbaring lemah di atas bangsal rumah sakit. Sejujurnya ia tak tega melihat kondisi sang kepala keluarga, tapi itu sudah menjadi konsekuensi atas tindakan cerobohnya. Tak apa jika keluarganya dipandang sebelah mata oleh mereka, yang penting keluarganya harus tetap rendah hati dan mau mengakui kesalahannya.

"Sakit, kalau aku gak bisa bertahan sampai besok. Kamu pimpin keluarga ini ya" ucap Rion penuh drama, matanya tertutup dan berpura-pura merintih menahan rasa sakit.

"Ngaco, sembarangan aja ngomongnya" seru Caine menatap Rion tak suka, tak hanya dirinya yang melayangkan ucapan protes. Anak-anak juga langsung memarahi Rion karena mengucapkan kalimat yang cukup ngawur.

Mendengar keributan ini buat Caine merasa tak nyaman, ia berjalan mendekati Sui dan mengajaknya untuk mengobrol di luar ruangan. Yang lain menatap keduanya yang pergi tanpa mengatakan apapun.

"Nah loh pak, mami ngambek tuh gara-gara bapak ngomongnya ngelantur" celetuk Key yang diangguki oleh yang lain.

Setelah pintu tertutup, Sui dan Caine berdiri di depan ruangan.

"Kira-kira ruangan VVIPnya bisa kosong kapan ya? Aku takutnya bakal ada pasien yang dateng dan malah keganggu gara-gara kita terlalu rame" melihat jumlah mereka yang cukup banyak membuat Caine khawatir akan ada pasien yang terganggu karenanya.

"Saya tanyain dulu ya Caine, nanti saya kabarin" setelahnya Sui berjalan meninggalkan Caine dan bergegas menghubungi salah satu pekerja di sana.

Semua pasang mata menatap Caine yang baru saja kembali masuk, ruangan yang tadinya ribut mendadak hening. Dengan ragu Caine berjalan mendekati bangsal, ia bergidik dengan semua tatapan penuh tanya dari mereka.

"Maaf, janji gak ngomong begitu lagi" lirih Rion saat Echi menepuk lengannya mengisyaratkan untuk berbicara. Mendengar hal itu buat Caine menoleh heran, ia merasakan tangannya diraih oleh Rion dan digenggam.

"Hah?" sungguh Caine tak paham dengan situasi saat ini, ia menatap yang lain dengan penuh tanda tanya.

"Mami ngambek kan gara-gara papi ngomongnya ngaco tadi?" pertanyaan dari Mia buat Caine terkekeh, dirinya kembali menoleh menatap Rion yang ternyata tengah menatapnya.

"Engga, tadi aku minta tolong Pak Sui buat nanyain ruangan aja. Takutnya nanti ada pasien lain yang masuk terus malah keganggu sama suara kita" jelas Caine sembari tertawa, ia lepaskan genggaman di tangannya dan mengusap pelan wajah Rion.

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang