apalah

6.4K 588 23
                                    

"Agil di mana Cel?" tanya Makoto begitu dirinya sampai di kantor polisi. Siang ini Agil merengek untuk makan siang bersama dirinya, yang menjadi permasalahan adalah pria berkepala ungu itu menginginkan Makoto yang memasak. Jadi, mau tak mau Makoto menurutinya daripada harus diteror setiap harinya.

"Tadi sih gue papasan waktu abis dari kantin, ga tau dia mau ke mana. Antara ke kantin atau ke gudang sih. Coba cek aja, harusnya masih di sekitar sana" jawab Marcel sembari menunjuk ke arah sebuah pintu. Dirinya tak begitu memperhatikan ke mana rekannya itu berjalan tadi.

"Oke deh, thanks ya" setelahnya Makoto langsung melangkah ke arah yang ditunjukkan Marcel.

Tak butuh waktu lama baginya untuk melihat seorang pria berambut ungu tengah duduk di salah satu kursi kantin yang ada di sana. Karena posisinya membelakangi Makoto, ia berniat untuk mengejutkan Agil. Beruntung kondisi kantin sedang sepi jadi tak ada salahnya untuk berbuat iseng di sini. Namun hal itu Makoto urungkan saat menyadari jika ada sepiring nasi goreng beserta jus jeruk di depan Agil.

"Oh, bagus ya, udah berisik minta dimasakin malah beli makanan?" mendengar suara Makoto buat Agil tersentak, dirinya hampir tersedak nasi goreng yang tengah ia kunyah. Tangannya menjatuhkan sendok dan langsung berbalik menatap Makoto yang tengah berkacak pinggang.

"Eh beb a-anu itu" ia buru-buru menelan makanannya dan berusaha mencari alasan yang masuk akal agar tidak menambah amarah Makoto.

"Emang paling bener ga usah nurutin kemauanmu, dah lah balik aja aku" seru Makoto dan berbalik meninggalkan Agil.

"TUNGGU BEB, AKU BISA JELASIN" pekik Agil berlari mengejar Makoto, peduli setan dengan orang-orang yang mungkin mendengarnya.

"Minggir gak" desis Makoto saat Agil berdiri di depannya sambil merentangkan tangan menghalangi Makoto untuk berjalan.

"Enggak, please dengerin aku dulu" mohon Agil memasang wajah yang dibuat semenyedihkan mungkin agar Makoto mau mendengarkan dirinya.

"Ck, yaudah apa" decak Makoto pasrah, detik selanjutnya Agil mulai menceritakan alasan yang ia yakin sebuah bualan itu dan diakhiri dengan rayuan agar dirinya tidak marah.

"Ya sayang ya, jangan marah. Nanti aku beliin jam tangan yang kemaren kamu pengen deh" rayu Agil meraih satu tangan Makoto untuk ia genggam.

"Bener ya, oke sip" dengan sogokan sebuah jam tangan buat Makoto tergiur, kini ia tengah tersenyum menatap Agil.

Makanan yang dibawa Makoto berujung diberikan pada Marcel dan juga Makomi. Tentu saja keduanya menerima dengan senang hati. Pas sekali semua pekerjaan Agil sudah selesai, keduanya memutuskan untuk langsung pergi ke salah satu pusat perbelanjaan untuk membeli jam tangan yang diinginkan Makoto.

"Jam yang ini kan sayang?" tanya Agil sambil menunjuk salah satu jan tangan yang ada di sana. Sebuah jam tangan berwarna silver dengan design yang sederhana tapu terlihat mewah itu. Makoto hanya mengangguk sembari menatap jam tangan impiannya itu dengan mata berbinar.

"Mba mau yang itu satu ya, sama yang sampingnya juga" ucap Agil sembari menunjuk jam tangan tadi dan juga satu jam tangan di sebelahnya yang mirip tapi hanya berbeda warna saja. Ia langsung kepikiran untuk membelinya juga supaya terlihat couple.

Dasar alay.

"Baik kak, ditunggu sebentar ya" jawab pegawai yang ada di sana sambil menyiapkan barang yang dipesan Agil.

Selesai dengan urusan jam tangan itu, keduanya memilih untuk lanjut berkeliling untuk menghabiskan waktu berdua yang jarang mereka lakukan. Mulai dari bermain, berbelanja, hingga membeli es krim sebagai penutup acara kencan dadakan hari itu. Kini keduanya tengah berada di apartmen milik Agil karena alasan masih ingin berduaan.

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang