"Eh ini yang rambut item sini lu" seru Gin sambil terkikik melihat ekspresi Riji yang tengah menahan tangis. Mendengar dirinya dipanggil, pria berambut hitam itu langsung berjalan mengikuti Gin.
"Gimana kabar kamu?" tanya Gin sesaat setelah keduanya sudah berdiri jauh dari yang lain, ia menatap Riji yang tengah menunduk sembari memainkan jarinya.
"Hey? Are you okay?" tangan Gin meraih pundak Riji, ia mendekatkan wajahnya untuk memeriksa apakah anak itu baik-baik saja atau tidak.
Tiba-tiba pundak itu mulai bergetar, langsung saja Gin tarik ke dalam dekapannya. Ia mengusap punggung itu perlahan, sesekali rambut hitam itu ia usap juga. Gin tak perduli jika air mata atau bahkan ingus Riji mengotori ajunya.
"Sstt sstt it's okay, I'm here" bisiknya menenangkan Riji yang masih terisak. Pelukannya dibalas tak kalah erat, seolah-olah jika ia lepas sedikit saja maka Gin akan hilang dari pandangannya.
"Lu jahat banget jing, ninggalin gue sendirian" gerutu Riji dalam tangisnya, ia masih menyembunyikan wajahnya di dada Gin.
Mendengar ocehan yang terus berlanjut itu buat Gin tak mampu menahan tawanya. Ia masih setia mendengarkan omelan Riji yang tersendat karena isakannya.
"Tai lu" seru Riji saat ia melepaskan pelukannya, tangannya mengusap air mata yang membasahi wajahnya. Matanya yang mulai memerah menatap tajam pada pria di depannya.
"Iyaa maaf yaa, kan ini juga udah balik lagi" ucap Gin sembari merapihkan rambut Riji yang terlihat berantakan. Ia terkekeh melihat wajah sembab itu, terlihat sangat lucu apalagi hidungnya yang sudah memerah.
Keduanya terus saja mengobrol tanpa memperdulikan jika yang lain tengah menatapnya. Tak jarang ada yang dengan cepat mengabadikan momen langka tersebut. Akhirnya rombongan keluarga anomali ini memutuskan untuk berkumpul di karnaval.
"Ke sana yuk" ajak Gin, ia menggandeng tangan Riji untuk berjalan memisahkan diri dari yang lain. Tanpa adanya penolakan, pria berambut hitam itu hanya diam mengikuti.
Mereka berjalan turun ke bibir pantai, Gin orang pertama yang melepaskan sepatunya. Sontak hal itu membuat Riji mengerutkan keningnya, namun lagi dan lagi dirinya hanya bisa diam dan mengiktui apa yang dilakukan Gin.
"Sini" seru Gin mengisyaratkan agar Riji mendekat, ia melangkahkan kakinya mendekati pantai. Hingga kakinya terkena guyuran air ombak, ia biarkan celananya basah.
"Ih ditekuk dulu atuh" gerutu Riji sembari menekuk celananya agar tidak basah terkena air laut. Setelahnya ia kelangkah mendekati Gin yang kini tengah berdiri menatap laut lepas.
"Biarin aja, bisa beli lagi" jawab Gin menoleh menatap Riji sambil tertawa kecil. Hembusan angin yang mengenai rambut coklat itu, ditambah cahaya oren membuat wajah itu terlihat semakin tampan.
"Inget ya, lu tuh miskin di sini" cibir Riji sembari memalingkan wajahnya, ia tak ingin Gin sadar jika dirinya tengah salah tingkah saat ini.
"Jangan jujur banget dong" kekeh Gin mendengar ucapan Riji, kini gantian Gin yang terpesona dengan keindahan pria berambut hitam itu. Matanya yang terlihat sedikit sembab menambah kesan lucu pada wajah itu. Tangannya merangkul pinggang Riji agar lebih dekat dengannya.
Riji menyandarkan kepalanya di bahu Gin, entah kenapa ia merasa segala kegelisahan dan rasa takut yang selama ini membayang-bayanginya langsung hilang begitu saja. Hanya ada rasa lega dan juga aman saat ini, ia berharap jika perasaan ini akan bertahan dalam waktu yang lama.
"Capek banget ya harus ngurusin semuanya sendirian?" lirih Gin memecah keheningan, ia tau jika selama ini Riji harus menanggung beban yang sangat berat. Meski ia tau ada Krow dan yang lainnya, tapi Gin yakin jika Riji akan berpura-pura kuat di depan mereka.
"Maaf ya harus pergi begitu aja, sekarang kamu ga perlu khawatir lagi. I'm here" bisik Gin, ia kembali menarik Riji ke dalam dekapannya saat tubuh itu kembali bergetar. Tangannya mengusap punggung yang kini terlihat sangat rapuh. Berkali-kali ia kecup pucuk kepalanya dan membisikkan kalimat penenang.
"Janji gak pergi lagi?" Riji mendongakkan wajahnya menatap Gin dengan wajah yang basah karena air mata. Dalam hati Gin tertawa melihat bagaimana ekspresi Riji yang terlihat tak karuan. Mata yang semakin sembab, pucuk hidungnya mulai memerah, dan juga bibir yang entah kenapa terlihat sedikit membengkak.
"Janji" bisik Gin sebelum melayangkan kecupan di bibir Riji. Sontak hal itu memgejutkan pria berambut hitam itu, dirinya langsung menyembunyikan wajahnya di dada Gin.
Wajah hingga telinga Riji memerah karena ulah Gin, apalagi saat ia mendengar suara tawa. Tangannya beralih memukul dada Gin pelan, pertanda jika dirinya kesal dan juga malu.
"WOY GEHEBOOOYYY AYOK BALEEEKKK, JANGAN BERZINA DULU!" teriakan Rion yang menggelegar itu mengejutkan keduanya. Bahkan beberapa orang yang ada di sekitar sana ikut menoleh. Sontak Gin mengacungkan jari tengahnya pada Rion, sedangkan Riji semakin malu dibuatnya.
"Ayok balik dulu, kamu mau ikut ke hotel?" tanya Gin sembari menarik tubuh Riji agar sedikit mundur. Pria berambut hitam itu menunduk dan menganggukkan kepalanya. Ia masih tak berani untuk menunjukkan wajahnya di tengah banyaknya pasang mata yang tengah menatapnya.
"Pake mobilku aja, two sitters" lirih Riji sembari menyerahkan kunci mobilnya pada Gin. Keduanya berjalan menuju sepatu yang tadi ditinggalkan.
"Rion brengsek lu yak" seru Gin saat keduanya sudah berada di parkiran bersama yang lain. Umpatan Gin menghasilkan suara tawa dari semua orang. Kini semuanya kembali ke mobil masing-masing, Gin memberikan kunci mobil miliknya pada yang lain. Sedangkan dirinya berjalan menuju mobil milik Riji.
Kini keduanya sudah duduk di dalam mobil Riji, sang pemilik mobil berada di kursi penumpang. Gin yang mengemudi saat ini, hanya dengan satu tangan ia bisa membawa mobil ini dengan lancar. Satu tangannya digunakan untuk menggenggam tangan Riji.
Waktu perjalanan mereka habiskan untuk mengobrol dan juga bercanda. Sungguh, hari ini adalah hari yang sudah sejak lama keduanya nantikan. Mereka berharap bisa terus bersama selamanya.
HALOOOOOOOOOOO^^ APA KABAR SEMUANYAAAA, I MISS YOU SO MUCH😭💋 maaf ya beberapa minggu belakangan ini gak sempet buat update atau bahkan kasih kabar. Karena si pintar ini malah ikut kepanitiaan lagi hehehehe, semoga kedepannya aku bisa tetep update. Hopes y'all enjoy and see you on the next story byeeeeee 💋🦖
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]
HumorSecuil kisah ajaib bin menarik dari keluarga mapia Papi Rion Kenzo dan Mami Caine Chana beserta tuyul-tuyulnya. YES THIS STORY CONTAIN BXB!