HAPPY READING!
Haloo! Jangan lupa bintangnya ya sayang-sayangkuu🩵💙
Selamat bertemu dengan Fourich!🚩
======
BAD LUCK [ for Luina ]
[ Bagian 3 | Red Person D'AIS ]Luina melihat mereka satu persatu dengan tatapan yang menunjukkan rasa takut. Tanpa mengeluarkan suarapun, reaksi dari perempuan itu ketika mendapatkan pertanyaan mematikan dari Zirga, sudah cukup untuk menjadi jawaban.
"Bener ya?" Kata Alex semakin memojokkan Luina yang membisu. "Berarti seharusnya sekarang lo minta maaf dong sama Ardanthe."
"Sini, baby. Mumpung kita masih baik sama lo." Panggil Regaska. Lelaki itu mendekat pada Ardanthe yang menyunggingkan senyum miring.
Luina menelan ludah ketika melihat pancaran mencurigakan dari tatapan para predator yang kompak tersenyum padanya. Mereka benar-benar membuatnya merinding sampai tidak bisa berkutik.
Luina tidak mau memberi maaf. Dia tidak bersalah, dan seharusnya mereka juga mengerti dan tidak menghukumnya seperti ini.
Luina mengedarkan tatapannya ke segala penjuru kelas untuk menghindari empat tatapan yang menghunus tajam ke arahnya. Dia tidak boleh terkurung bersama mereka lebih lama lagi.
Dia harus menemukan sebuah cara.
Tatapan Luina kemudian berpindah pada jendela di pojokan kelas. Perempuan itu menatap kembali Fourich dengan satu ide yang tiba-tiba muncul di kepalanya.
Luina berdehem pelan, lalu membenarkan posisi berdirinya. Mulutnya yang terbuka seperti hendak bersuara, membuat empat pasang mata yang menunggunya,— melihatnya dengan senang.
Namun, sepersekian detik kemudian, ekspresi perempuan itu berubah,— membuat keempatnya kebingungan.
Luina melebarkan mata dengan tatapan terkejut yang mengarah pada sesuatu di belakang mereka berempat.
"NGAPAIN LO?!" Teriaknya sembari menunjuk ke jendela di pojok ruangan yang tertutupi oleh tirai berwarna abu.
Terkejut mendengar sentakan Luina,— mereka berempat yang sedari tadi membelakangi arah yang ditunjuk perempuan itu, tentu saja serentak menoleh ke belakang.
Melihat Fourich termakan tipuannya, Luina segera berlari menuju pintu untuk keluar dari kelas,— setelah sebelumnya menyempatkan diri untuk mendorong kasar Zirga yang menghadang jalan supaya menjauh dari tubuhnya.
"Anjing!"
Umpatan dari Zirga dan ambruknya pemuda itu ke meja, membuat tiga temannya yang lain sontak menoleh.
Dinding putih yang semula ditempati Luina sudah kosong dan pintu yang sebelumnya tertutup, kini terbuka lebar.
Ardanthe terkekeh ketika menyadari mangsanya berhasil melarikan diri.
Ditambah, perempuan itu juga dengan kesadaran penuh mendorong Zirga hingga ambruk ke meja.
Entah apa yang akan terjadi besok. Mungkin Luina lupa, bahwa dia satu kelas dengan Zirga.
"So cute," puji Regaska.
Sembari mengemut permen, Alex berjalan ke arah pintu untuk melihat keadaan luar. Dan seperti dugaannya, Luina sudah tidak tertangkap oleh mata.
Perempuan yang kabur itu sudah menghilang.
"Cepet juga larinya." Alex mendengus geli, lalu menoleh ke arah Zirga yang mendesis sakit di bagian tulang rusuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LUCK [ for Luina ] || OPEN PO🚩
Teen Fiction[ PART MASIH LENGKAP🚩 ] "Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cuma mau kenalan." ==== Karena ayah tirinya tersandung kasus korupsi yang c...