Memulai Langkah

37 5 0
                                    

"Tak ada kata terlambat untuk memulai. Sekalipun langkahmu sudah tertinggal sangat jauh, kamu hanya perlu berlari untuk kembali mengejar ketertinggalanmu."

***


Dua puluh penghuni kelas kembali datang. Mencetak rekor baru dalam sejarah lembaran absen yang tak pernah full barang dua hari. Sudah dua jam pelajaran berlalu tanpa ada guru, tanpa ada pelajaran, dan tentunya dengan kesibukan masing-masing dari para penghuni kelas.

Masih dengan cara yang sama, yaitu penjemputan paksa. Agaknya mungkin karena itulah para perempuan penghuni IPA 9 ini kembali hadir, bahkan dalam formasi yang lengkap.

Letra yang datang masih menimbulkan tanda tanya, karena Daniel langsung yang menjemput gadis itu. Padahal sebelum-sebelumnya alamat gadis satu itu tidak bisa dilacak, tapi nyatanya Daniel malah membawa kejutan baru di pagi ini. Ia datang bersama Letra diboncengannya.

___________________________________________
Diketahui sebuah kesesuaian yaitu 24^x+14 = 64^x+2

Tentukanlah berapa nilai x yang memenuhi kesesuaian tersebut!

A. x = 5

B. x = 4

C. x = 3

D. x = 2

E. x = 1
__________________________________________

Dibanding menghabiskan waktu dengan sia-sia, Daniel bergerak maju untuk mengisi kekosongan pembelajaran di jam itu. Beberapa soal telah ia tuliskan di papan tulis, dari enam soal yang telah selesai, tidak ada permasalahan yang timbul sedikitpun. Itu karena Daniel langsung menuliskan cara penyelesaian pada setiap soal.

"Gue cuma ngerti sampai sini, kalau ada yang bisa jawab silahkan." Ujar Daniel. Ia mengambil tempat duduk di meja guru. Memiliki untuk melanjutkan catatan dibukunya yang sempat tertinggal karena menulis di papan tulis.

"Lo kalo ngajar jangan setengah-setengah dong! Nanggung tahu." Omel Airen. Ia sudah mood untuk menyalin setiap goresan Daniel ke bukunya. Tapi, ayolah, ia tidak bisa jika harus diajak untuk berpikir menyelesaikan soal-soal ribet seperti angka ini.

"Bener tuh, jangan pelit jadi orang." Timpal Anyelir.

"Emang lo pada siapa?" Tanya Daniel kelewat sarkas.

"Bangsat lo." Hardik Airen.

"Gue emang ngertinya sampai sana." Ujar Daniel kembali fokus pada catatannya.

Valta yang hanya duduk bersandar menertawakan kebohongan Daniel dalam hati tanpa menunjukkan mimik apapun pada wajahnya.

Dari cara Daniel menjelaskan, orang bodoh pun akan tahu bahwa Daniel itu adalah orang yang cerdas. Nilai rata-ratanya selama ini, itu semua adalah palsu. Entah karena dimanipulasi, atau laki-laki itu sendiri yang sengaja membuatnya hanya berada dirata-rata.

Kemungkinan saat ini juga hanya ada dua, antara Daniel memang tidak mau berbagi lebih lanjut, atau ia ingin agar anggota kelasnya mengeluarkan energi dan mengasah kembali otak yang telah lama diistirahatkan.

Jika itu opsi pertama, seharusnya laki-laki itu tak perlu repot-repot berinisiatif  untuk menjadi guru bagi teman-teman kelasnya bukan?

"He's dangerous." Letra bergumam dari tempat duduknya. Melihat cara Daniel menjelaskan, bodoh jika orang-orang tidak tahu seberapa pintarnya dia. Bahkan cara penjelasannya terasa simpel namun mudah untuk dipahami.

Jika melihat nilai laki-laki itu yang selalu berada dirata-rata, haha Letra tersenyum dalam hati.

Ditengah keheningan yang kembali menyelimuti, bunyi kursi yang berderit karena digeser mengalihkan perhatian beberapa orang. Termasuk Daniel yang sudah selesai dengan catatannya.

Loving Stupid Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang