6

380 23 0
                                    

"Kakashi, kenapa Istana sangat sibuk hari ini?" tanya Sasuke, bingung melihat keramaian yang tak biasa sejak ia bangun tidur. Sepanjang pagi hingga menjelang siang, istana dipenuhi dengan pelayan yang berlalu-lalang, membersihkan setiap sudut, memasang lukisan-lukisan baru, memperbarui koleksi buku di perpustakaan, dan membuat keributan di dapur.

Saat itu, Pangeran bungsu tengah berada di ruang seni, mencoba menghabiskan waktu yang terasa membosankan. Untuk remaja seusianya, seharusnya ia masih berada di akademi hingga usia 17 tahun. Namun, Sasuke telah menyelesaikan pendidikannya lebih cepat dari teman-temannya, mengikuti jejak kakaknya, Itachi. Ini membuatnya meninggalkan satu-satunya sahabatnya di akademi.

Kakashi, pelayannya yang setia, meletakkan tea set di meja kecil di samping Sasuke. "Hal ini untuk menyambut kembalinya Pangeran Pertama dan Pangeran Kedua ke Istana, Sasuke-sama."

Sasuke melihat lukisannya yang tercoret tak beraturan akibat tangannya yang gemetar, tanpa sadar ia menggenggam palet lukisannya dengan erat. Nafasnya memburu, namun ia segera menenangkan dirinya agar Kakashi tidak curiga.

"Begitu... jadi Shisui-nii dan Itachi-nii akan pulang..." gumamnya.

Ia segera menoleh, berusaha tersenyum, "Kakashi, siapkan pakaian terbaikku. Kita harus menyambut kedua calon matahari Amaterasu dengan sempurna, kan?" Nadanya riang, seakan ia telah menunggu momen ini sejak lama. Lagipula, Sasuke juga merindukan kedua saudaranya.

"Baik, Sasuke-sama." Kakashi membungkuk hormat sebelum berlalu pergi, meninggalkan Sasuke sendirian dalam keheningan.

Sepeninggal Kakashi, ekspresi senang itu segera memudar. Wajah Sasuke menjadi pucat dan matanya tampak redup.

"Tidak... tidak... kau harus tenang, Suke... kau harus... tenang..."

Jantungnya berdegup kencang seakan ingin melarikan diri. Tangannya gemetar, namun ia berusaha menenangkan diri.

Ia mencoba menarik nafas, namun terasa sangat tercekat, seolah oksigen menghilang dari sekelilingnya. Yang terakhir ia lihat hanyalah lukisan penuh coretan yang tanpa sadar ia buat.

BRUK.

Tubuhnya ambruk di lantai, peluh membasahi dahinya. Di tengah rasa paniknya, pikiran Sasuke melayang pada kembalinya kedua kakaknya. Mereka, yang selalu melindunginya namun juga menjeratnya dalam kasih sayang yang mencekik. Dalam benaknya, bayang-bayang Itachi dan Shisui menghantui, membuatnya terjebak antara cinta dan ketakutan.

My KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang