7

394 23 0
                                    

Kejadian siang tadi sempat menggemparkan istana.

Ditemukannya Pangeran Bungsu di ruang lukis dalam keadaan pingsan sempat membuat Ratu Amaterasu menangis tersedu-sedu.

Kakashi, sebagai pengawal pribadi Sasuke, dijatuhi hukuman kurungan di penjara bawah tanah karena dianggap lalai menjaga sang pangeran. Ia juga tidak membantah sedikitpun, kecuali dugaan bahwa ia yang meracuni sang pangeran. Kakashi merasa sangat lalai karena tidak mengetahui kondisi sang Pangeran yang sedang drop.

Kelelahan, kurang tidur, dan dehidrasi.

Tidak ada indikasi sang pangeran keracunan membuat Ratu Mikoto akhirnya bisa bernapas lega. Jantungnya terasa seperti ingin copot saat mendengar laporan anaknya ditemukan pingsan.

Seumur hidupnya, baru kali ini Sasuke sakit bahkan sampai pingsan. Orang berdarah Uchiha memiliki ketahanan tubuh yang lebih kuat dari orang-orang lain. Karena itu mereka jarang sakit.

Kejadian ini sangat memukul batinnya, ia bahkan tidak tahu kalau anaknya sampai kurang tidur. Ia berjanji akan lebih memperhatikan si bungsu.

***

Acara penyambutan kembalinya kedua pangeran harus sedikit berantakan akibat kejadian tadi. Sampai malam ini, Pangeran Sasuke belum bangun membuat Mikoto bertambah khawatir.

"Tenang saja, Yang Mulia, Pangeran Sasuke akan tertidur kurang lebih sampai besok pagi. Hal ini juga karena beliau kurangnya jam tidur. Jika sampai besok pangeran belum bangun, saya akan melakukan tindakan lebih lanjut," jelasnya.

Dokter pergi setelah Sang Ratu memperbolehkannya.

Tok tok tok.

"Yang Mulia, Pangeran Pertama dan Pangeran Kedua telah tiba," ujar pelayan di luar kamar.

Ah, ia sampai lupa dengan anak-anaknya yang lain saking khawatirnya dengan Sasuke. Ia menghela nafas, dan mencium dahi anaknya sebelum pergi ikut menyambut kedua anaknya yang lain.

Cup.

"Beristirahatlah, Suke. Kaa-sama menunggumu di sini."

***

"Salam kepada Matahari Amaterasu, Yang Mulia Fugaku dan Ratu Mikoto."

Kedua saudara itu melakukan saikeirei, mereka baru menegakkan tubuh saat sang raja menyuruhnya.

"Berdirilah."

"Shisui, Itachi, anakku..." Mereka bertiga berpelukan, saling melepas rindu. Jangan tanyakan kenapa Fugaku tidak ikut; pria tua itu harga dirinya sangat tinggi bagai Gunung Fuji.

Cup.

Cup.

Mikoto mengecup dahi kedua anaknya. Air matanya mengalir. Ia bersyukur keduanya kembali dalam keadaan sehat. Doa-doanya tak pernah terputus sejak keduanya dilahirkan ke dunia.

"Kaa-sama sangat merindukan kalian. Bagaimana kabar kalian?" tanya Mikoto sambil memandang keduanya bergantian.

"Kami baik, kaa-sama. Otou-sama, bagaimana kabar kalian?" tanya Shisui.

Mikoto mengusap pipinya. "Baik, kami baik di sini."

Kedua saudara itu menyadari ada yang kurang. Mereka bertatapan, "Kaa-sama, di mana otouto?" tanya Itachi.

Mikoto kembali sedih. "Ada, adik kalian ada."

Mendengar nada sedih sang ibu jelas membuat mereka curiga. Itachi menatap sang ayah meminta penjelasan.

Fugaku menghela nafas. "Adik kalian sakit, dia ada di kamarnya."

JEDERR.

Itachi memang mengharapkan kejutan dari sang adik, tapi bukan kabar buruk seperti ini. "Ka... Kaa-sama, bagaimana bisa..."

"Lalu bagaimana kabar Suke, Kaa-sama?" tanya Shisui.

Mikoto menggeleng, air matanya kembali tumpah. "Kata dokter, dia kelelahan dan kurang tidur. Ini salah Kaa-sama yang tidak memperhatikan adik kalian... Di-dia ditemukan pingsan tadi siang dan belum bangun..."

Mendengar penjelasan sang ibu, membuat kedua saudara itu bertambah khawatir. Mereka segera pergi mengunjungi Sasuke setelah mendapat izin dari Raja dan Ratu.

Fugaku mendekati sang istri, mengusap bahunya berniat menenangkan.
"Semuanya akan baik-baik saja, Miko-ya."

My KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang