Hari penyambutan diundur selama dua hari karena pangeran ke-3 jatuh sakit. Sampai hari ini istana dihiasi dengan mewah, suasana penuh dengan kegembiraan dan antisipasi. Para pelayan berlalu-lalang, memastikan segala sesuatunya sempurna. Di aula besar, keluarga kerajaan berkumpul, menunggu kedatangan Shisui dan Itachi yang sedang bersiap. Meski kemarin Mikoto dan Fugaku sudah menyambut ke dua anak mereka, tapi kali ini penyambutan secara resmi yang juga akan dihadiri beberapa petinggi kerajaan.
Sasuke berdiri di samping ibunya, mengenakan pakaian terbaiknya. Haori hitam dengan lambang Uchiha di punggungnya, membuatnya tampak anggun dan gagah. Namun, di balik penampilan tenangnya, hatinya berdebar kencang.
"Tetap tenang, Sasuke," bisiknya pada diri sendiri.
Pintu aula terbuka, dan dua sosok yang dikenal masuk dengan langkah mantap. Shisui dengan senyum lembutnya, dan Itachi dengan tatapan tajam yang penuh perhatian. Mereka berdua terlihat lebih dewasa dan kuat dari terakhir kali Sasuke melihat mereka. Selama dua hari ini ia tidak memperhatikan penampilan keduanya karena ia sibuk menenangkan pikirannya.
Itachi dan Shisui melakukan saikeirei.
"Salam kepada matahari Kerajaan Amaterasu Yang Mulia Raja Uchiha Fugaku dan Ratu Mikoto, semoga Dewa Amaterasu selalu memberkati Anda." Mereka berucap bersamaan.
Setelah menerima gestur dari Fugaku untuk berdiri tegak, Irachi dan Shisui segera pergi ke sisi kiri sang raja dan ada Sasuke yang berdiri di sana.
"Pangeran Shisui Pangeran Itachi"!" Sasuke berusaha menyambut mereka dengan senyum terpaksa. meskipun ada rasa cemas yang tak bisa ia hilangkan.Keduanya mendekat, dan Shisui merangkul Sasuke dengan penuh kasih sayang. "Halo dear" Shisui mengecup puncak kepala sang adik.
Itachi mengangguk, menepuk bahu adiknya. "Senang melihatmu, sehat kembali otouto."
Sasuke hanya bisa mengangguk, merasakan kehangatan dan tekanan yang sama dari pelukan mereka.
"Yahh benar kalau kau sampai sakit lagi, mungkin kami akan mengurungmu di kamar." Canda Shisui.
Itachi mengangguk menyetujui, mereka lalu tertawa bersama-sama. Sasuke tahu, dibalik candaan itu ucapan Shisui tak pernah main-main
Setelah beberapa saat, mereka semua duduk di meja besar, menikmati makanan yang telah disiapkan dengan teliti. Percakapan ringan mengalir, penuh dengan cerita dan tawa. Namun, di dalam hati Sasuke, ada rasa takut yang terus menghantuinya.
Sasuke seharusnya duduk di sebelah kiri Itachi tapi karena permintaan kedua kakaknya ia akhirnya duduk ditengah-tengah mereka, duduk djbangku yang seharusnya diisi Itachi. Sasuke memakan makanannya dalam diam. Ia berusaha agar tubuhnya tidak gemetar, apalagi saat merasakan sebuah tangan menelusuri pahanya.
"Bagaimana perjalanan kalian?" tanya Fugaku, memecah keheningan sejenak.
Shisui tersenyum. "Luar biasa, Otou-sama. Aku belajar banyak hal baru di benua lain. Banyak pengalaman yang berharga."
Itachi menambahkan, "Perang mengajarkanku banyak hal tentang strategi dan kepemimpinan. Tapi yang terpenting, aku merindukan rumah."
Sial.
Bukan hanya satu tangan, tapi dua tangan mengusap-usap pahanya. Ia berusaha agar tidak mengeluarkan suara-suara aneh. Apalagi saat sebuah tangan hampir mencapai daerah privasinya. Sasuke melirik ke samping kirinya terdapat Itachi yang tengah berbicara dengan santai.
Mikoto tersenyum bangga pada kedua putranya. "Kalian berdua telah membawa kebanggaan bagi keluarga kita. Dan sekarang, kita semua kembali bersama."
Sasuke mengangguk setuju saat ditatap Mikoto, meskipun hatinya masih terasa berat. Setelah makan malam, ia langsung kembali ke kamarnya, merasa kelelahan secara fisik dan emosional.
***
Malam itu, Sasuke kembali mengalami kesulitan tidur. Bayang-bayang ketakutan dan kecemasan kembali menghantuinya. Ia bangun dari tempat tidurnya, berjalan pelan menuju meja belajarnya. Ia membuka laci dan mengambil botol obat tidur yang telah disimpannya.
"Haruskah aku mengambil ini lagi?" tanyanya pada diri sendiri.
Namun, sebelum ia sempat membuka botol, pintu kamarnya kembali terbuka. Itachi berdiri di sana, menatap adiknya dengan tatapan datar dan penuh intimindasi.
"Sasuke, kau baik-baik saja?" tanyanya lembut.
Sasuke terkejut, menyembunyikan botol obat di balik punggungnya. "Itachi-nii... aku baik-baik saja." Jantungnya berdegup dengan kencang, dengan keringat dipelipis nya.
Itachi mendekat, menatap mata Sasuke dengan tajam. "Kau tahu kau tidak bisa menyembunyikan apa pun dariku, bukan?" Suaranya begitu dalam dan penuh otoriter.
Sasuke menunduk, tubuhnya gemetar. "A-aku..." Sial suaranya langsung tergagap, Sasuke merutuk dalam hati.
Grep.
Itachi tiba-tiba memeluknya dengan erat. Dalam pelukan kakaknya, Sasuke merasa langsung lemas. Ketakutan dan kecemasan masih ada, ia bahkan tidak sadar Itachi telah merebut obat tidurnya.
"Jangan harap kau bisa minum obat ini lagi, otouto" ucapnya penuh otoritas. Sasuke menangis tersedu-sedu.
"Ma-maaf... maaf... hiks..."
Cup.
Itachi mengecup dahinya. "Tidurlah, Shisui tidak tahu hal ini. Jangan diulang lagi."
Namun, ketika Itachi meninggalkan kamarnya, Sasuke masih merasakan bayang-bayang masa lalu yang menghantui. Ia kembali menangis sampai kelelahan. Kedua kakaknya, yang di satu sisi adalah pelindung, namun di sisi lain adalah sumber ketakutannya. Malam-malam tanpa tidur dan mimpi buruk yang terus mengganggunya adalah bukti dari trauma yang mereka sebabkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My King
FanfictionUchiha Sasuke, Raja yang dikenal sebagai penguasa kejam dari Kerajaan Amaterasu. Dikenal dingin, tanpa ampun, dan berdarah dingin, darah Uchiha yang mengalir dalam dirinya membuatnya tak segan-segan menjatuhkan hukuman berat pada siapa saja yang men...