Everlasting Snowdrop

111 9 0
                                    

.

.

"Saya sudah menelepon Anda tujuh atau delapan kali tetapi tidak dapat tersambung. Apakah anda ketiduran?"

"Maaf, Pelatih. Saya sangat lelah pagi ini... Saya sedang dalam perjalanan ke resor sekarang!"

"Maaf, tapi saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Waktuku sudah dipesan."

"Tolong, tidak bisakah Anda menunggu lebih lama lagi... Halo? Halo?"

Dengan itu, pelatih yang sudah ku pesan menutup telepon. Aku dengan panik melambaikan tanganku untuk menarik perhatian pengemudi saat shuttle bus di pintu masuk mulai bergerak.

"Tunggu! Jangan tinggalkan aku!"

Aku berjuang berlari untuk mengejar. Saat hampir sampai supir bus memberiku peringatan.

"Kalau begitu, berhentilah berlama-lama, nona muda. Ini shuttle bus terakhir menuju resor ski hari ini lho."

Aku menghela nafas ku dan naik. Saat di dalam seseorang dengan suara familiar memangilku.

"Keira?"

Aku menoleh dan terkejut.

"Zayne? Kebetulan sekali!" Pekikku senang

"Memang benar."

Aku duduk di samping Zayne dan mulai mengikat tali sepatuku yang terlepas.

"Wah, bertemu dengan wajah yang aku kenal dalam perjalanan ke resor ski adalah hal terakhir yang ada di pikiranku. Apakah hanya aku, atau apakah semua orang bermain seluncur salju hanya karena ini musim dingin?"

"Peluangnya satu dari sepuluh. Hanya 10 resor ski di dekat Kota Linkon yang buka saat ini."

Shuttle bus berbelok tajam. Aku berebut pegangannya.

"Ada apa dengan kantong yang menonjol itu? Kamu tidak memasukkan pistol ke dalamnya, bukan?"

Aku mengeluarkan topi wol dari sakuku.

"Senjata apa? Itu hanya topi wol dengan gambar domba kartun. Aku akan memakainya sebagai helm ku. Tempat ini sudah aman dari wanderers. Aku di sini hanya untuk bermain snowboard."

Zayne sedikit berpaling dan tersenyum kecil.

"Maksudmu terjatuh di lereng?" Ejeknya

"Mengapa kamu berasumsi bahwa aku tidak bisa bermain snowboard? Aku ini seorang hunter profesional, lho!"

"Kamu tidak bisa membodohi siapa pun dengan topi wol itu."

"..."

Zayne kini beralih melihat ke bawah. "Kamu salah mengikat sepatu saljumu. Apa kamu yakin tidak membutuhkan pelatih?"

"Hmph... Pelatih memberi jaminan padaku. Dia bilang topi wolku membuatnya lapar akan daging domba."

"Wah, aku tidak bisa menganggapnya sebagai pria yang peduli terhadap konservasi hewan."

"Haah...baiklah, aku ketiduran, oke? Pelatihku sedang sibuk membantu orang lain sekarang."

"Apa kamu berencana untuk belajar sendiri dengan video tutorial? Siapa tahu kamu bisa menguasainya lebih cepat dengan cara itu." Tanya Zayne

Aku menyipitkan mataku dan menyudutkannya.

"Kamu membuatnya terdengar seakan itu hal yang mudah. Apa kamu juga belajar sendiri?" Tanyaku

"Tentu saja tidak."

"Aku tidak percaya padamu... Sepertinya kamu tahu satu atau dua hal."

"Aku lebih suka kamu percaya padaku... Kenapa kamu menatapku seperti itu?"

Zayne's momentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang