Tranquil Heart

132 8 0
                                    

..
"Sudah berapa lama kamu batuk?" Tanya Dr. Greyson

"Sejak tadi malam. Saya berakhir seperti ini setelah tidur di kamar ber-AC tanpa selimut."

"Oh, sepertinya itu flu biasa. Mungkin karena akhir-akhir ini kamu kelelahan karena terlalu banyak bekerja."

"Lelah? Tidak, menurutku tidak."

"Kamu tidak pernah menyadari betapa lelahnya kamu ketika sedang sibuk. Kamu harus beristirahat selama beberapa hari ke depan. Aku akan meresepkanmu obat."

Dia mulai menulis resep untukku. Lalu perhatiannya teralihkan.

"Zayne! Aku harap kamu mengalami malam yang baik sejauh ini."

Suara langkah kaki yang datang dari koridor belakang membuatku terkejut. Aku segera menundukkan kepalaku.

"Kuharap dia tidak melihatku..."

"Ini resepnya. Bawalah ke apotek di lantai bawah, dan mereka akan memberi kamu obatnya. Check-in rawat inap kebetulan juga ada di bawah sana."

Ucapan Dr. Greyson terdengar sulit dipercaya di telingaku.

Aku? Di rawat??

"Saya apa? Apakah Anda mengatakan bahwa saya perlu dirawat di rumah sakit?"

Aku berusaha memprotes untuk itu tapi batuk ku terus menerus beraksi.

"Uhukk.. Uhukkkk.... "

"Nafasmu bahkan terdengar tidak normal, jadi lebih baik kamu memeriksanya agar aman." Katanya

"Bolehkah kalau... Saya tidak melakukannya? Saya sibuk besok pagi." Ucapku

"Baiklah, terserah kamu-"

Lalu tiba-tiba, Zayne masuk ke ruang diagnosis dan perawatan. Dia mengambil catatan medisku dan memeriksanya.

"Karena kamu mengalami pernapasan yang tidak normal, kamu perlu menjalani pemeriksaan rontgen dan tes fungsi paru. Karena itu, aku sarankan kamu check in malam ini."

"Ya, aku setuju. Ashlyn, lebih baik aman daripada menyesal."

Ucapan Zayne itu di setujui oleh Dr. Greyson.

"Tapi saya baik-baik saja, sungguh. Saya hanya harus.. uhuk uhuk-
Uhh.. batuk ini hanya sedikit lebih parah dari biasanya."

"... Ini hanya saranku. Pada akhirnya, semuanya terserahmu."

Zayne pergi begitu saja setelah mengatakan itu. Dia bahkan tidak menoleh untuk melihat ke belakang.

"Aku ada janji dengan seseorang besok pagi. Akan sangat merepotkan jika aku harus menginap dari rumah sakit. Sepertinya aku tidak punya pilihan selain menyelinap keluar. Kuharap Zayne tidak marah saat dia mengetahuinya." Gumamku setelah keluar dari ruangan

Ini sudah larut malam. Ketika aku mencapai pintu masuk rumah sakit, aku melihat plat nomor yang ku kenal. Aku segera mundur dan berbalik untuk menyelinap ke arah lain.

Klakson mobil berbunyi, dan lampu sorot rendah menyala. Terperangkap oleh cahaya yang tiba-tiba, otakku menjadi kosong sesaat. Lalu aku menyadari Zayne ada tepat di depanku.

"Dr. Zayne, apakah kamu di sini untuk menyeretku kembali ke rumah sakit..."

"Masuk. Aku akan mengantarmu pulang."

Tertangkap basah. Aku tidak memiliki hak untuk memilih selain menerima.

"Terima kasih..."

Aku duduk di kursi penumpang. Karena aku tidak tahu bagaimana memecah keheningan, aku memutuskan untuk mengamati ekspresi Zayne melalui kaca spion.

Zayne's momentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang