Glittering Lights

77 9 0
                                    

.

.

Di luar sedang turun salju lebat. Aku sedang membungkuk di meja di sudut sebuah restoran cepat saji, mengutak-atik ponselku.

"Aku sangat lelah... Ini adalah hari lain untuk mengatur laporan misi semua orang. Aku sudah pulih sepenuhnya, tapi Jenna tidak akan menugaskanku misi apa pun."

Aku membuka Momen dan membuat draf postingan: "Aku mulai memahami perasaan burung di dalam sangkar."

Jariku melayang di atas tombol 'Posting' dengan ragu-ragu. Lalu aku kembali menghapus postingan tersebut.

"Teman-temanku pasti merasa khawatir jika melihat ini."

Setelah memesan kentang goreng, aku mengangkat teleponku lagi dan membuat postingan lain: "Karbohidrat setelah bekerja adalah puncak kebahagiaan!"

Makanan yang aku pesan dibawakan kepadaku setelah beberapa saat. Sekarang aku merasa sedikit lebih baik. Aku melihat bayanganku di dinding kaca, bersulang untuk diriku sendiri.

"Cheers! "

Mungkin mataku sedang mempermainkanku, tapi aku melihat orang yang kukenal berdiri di balik dinding kaca.

Aku tersenyum dan melambai padanya. "Zayne."

Setelah menyapa aku kembali duduk dan karena aku benar-benar kelaparan, jadi aku melanjutkan makanku.

Zayne masuk ke dalam untuk duduk di sampingku, meninggalkan payungnya yang tertutup salju di ambang pintu.

"Dr. Zayne, kamu baru saja pulang kerja. Apakah kamu tidak akan kembali dan beristirahat?"

"Kamu sedang bersulang untuk dirimu sendiri. Menyedihkan sekali."

Mata hijaunya menyapu semua menu di mejaku. "Kalau aku terus berjalan, bahkan robot di belakangku pun akan menertawakanmu." Sambungnya

"Kamu bilang begitu, tapi aku yakin kamu di sini karena rekan kerjamu tidak mengundangmu ke pesta kan. Kamu sedang berjalan pulang sendirian di malam bersalju. Menyedihkan sekali." Balasku

"Ya, dan aku juga membuat postingan Momen tentang jika aku juga tidak sedih sama sekali."

Aku sadar dia menyidir postinganku beberapa menit yang lalu.

"Memangnya kenapa dengan postinganku? Tentu saja aku senang aku tidak bekerja!" Timpalku. Aku menyodorkan sepiring menu yang sudah ku pesan, "Kentang goreng ini enak! Ingin mencobanya?"

"Matamu sedikit menyipit saat berpura-pura bahagia. Juga tidak berbinar. Aku bosan melihatmu berpura-pura. Tolong hentikan."

"Tapi orang-orang akan mengkhawatirkan ku. Aku selalu menjadi orang yang bahagia dan beruntung. Jadi mereka akan merasa aneh kalau aku tiba-tiba terpuruk di tempat pembuangan sampah..."

"Kalau begitu mulai sekarang, setidaknya kamu bisa berhenti berpura-pura di depanku."

Aku mencoba tersenyum, tapi hanya bisa membalas dengan senyuman tak berdaya.

"Maksudku, bagaimanapun juga, aku pasti akan mengetahui isi dirimu. Tidak ada gunanya berpura-pura di depanku." Sambung Zayne

"Oke. Terima kasih kalau begitu."

Zayne memesan segelas air dan tidak lebih. Dia memandangi salju di luar jendela, tenggelam dalam pikirannya. Aku tidak bisa membaca ekspresinya.

Setelah menghabiskan makananku, aku memegang perutku puas.

"Wah. Itu tadi makanan yang enak!"

"Ayo pergi. Aku akan mengantarmu pulang."

"Tahukah kamu bahwa hunter bisa berjalan pulang pada malam hari?"

Zayne's momentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang