Doomsday

95 11 0
                                    

Event: 10 Days With You

.

.

Zayne dan aku sedang berada di toko kelontong. Kami baru saja selesai memilih semua bahan yang diperlukan untuk makan malam dan sekarang kami sedang melewati lorong makanan ringan.

"Keripik, rumput laut, kerupuk... hah? Bagaimana kotak kue cokelat ini bisa di keranjang?"

"Cokelat itu tidak 'menyelinap' masuk."

Aku menyipitkan mata ke arah Zayne yang terang-terangan memasukkan sekotak biskuit lagi ke dalam kereta belanja. Aku mengambilnya dan menunjuk bahan ketiga yang tercantum di kotak. Itu gula putih.

"Siapa yang kesakitan karena sakit gigi minggu lalu? Mungkin ada yang sudah lupa bagaimana rasanya..." Kataku

"...Siapa yang sakit? Bukankah itu kamu saat jari kakimu terantuk kaki meja minggu lalu? Bagaimana dengan saat tanganmu terjepit pintu bulan lalu?"

Zayne berbicara tentang pembelaan dirinya dengan mengalihkan pada kecerobohanku.

"... Itu bukan masalahnya. Pokoknya kamu tidak boleh memakannya!"

"..." Zayne dengan enggan mengembalikan kue itu ke rak. "Kamu selalu membuat keributan tanpa alasan."

Aku mendelik padanya, "Apa yang barusan kamu katakan?"

"Kamu selalu membuatku merasa hangat dan nyaman. Jadi alasan kamu ngotot kita ketemu hari ini cuma supaya bisa mengawasi dietku?"

"Itu bukan satu-satunya alasan..."

Aku menunjukkan kepadanya artikel tentang kiamat dari akun media sosial yang aku ikuti di ponselku.

Akhir-akhir ini, Internet diramaikan dengan rumor-rumor-ada postingan yang mengatakan ramalan kuno meramalkan sebuah komet akan menghantam Bumi Sabtu ini pukul 8 malam. Tentu saja, aku tidak mempercayainya, tetapi... bayangkan saja jika itu benar!

"... Dunia akan kiamat?"

Zayne menatapku dengan tatapan geli.

"Berhenti di situ, Tuan. Aku tahu kamu ingin mengejekku karena mempercayainya. Tapi biar aku jelaskan..."

"Coba kita dengarkan." Ujarnya sambil melipat tangan di dada

"Hmph, mungkin itu berita palsu... Tapi tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Itu bisa jadi benar dan-"

"Itu mungkin benar." Jawab Zayne

"Benarkah? Kamu setuju?"

"Mm-hmm. Itu artinya..." Zayne melirik arlojinya, lalu berbalik untuk mengambil kue dari rak. "Jika meteor menghantam Bumi dalam tiga jam, tidak masalah apakah aku sakit gigi atau tidak."

🍪☄️

Setelah kembali ke rumah, Zayne dan aku menuju dapur untuk menyiapkan makan malam.

"...Sial. Kecap asinmu habis?"

"Masih ada lagi di lemari."

Aku melirik lemari di atas, lalu berjinjit. Aku berusaha keras meraihnya. Lalu, seseorang membukanya dengan mudah sambil berdiri di belakangku.

"Ini."

"Lemari mu terlalu tinggi. Kamu satu-satunya orang yang bisa menjangkaunya."

"Sepertinya tak ada seorang pun yang berkunjung ke rumahku."

"Kalau begitu, aku ini apa?"

"Apa yang ada di tanganmu?"

"..." Aku menatap botol kecap yang terbuka. Aku terdiam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Zayne's momentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang