Tower of Secret (3)

63 11 2
                                    

Note : Foreseer / peramal

Disini aku pakein bahasa formal (saya/anda) buat mc dan informal (aku/kamu) buat Zayne ya..

Secara posisinya disini Zayne yang lebih berkuasa, jadi MC memberi respect hormat ke Zayne dalam panggilannya.

Tapi karena ini POV mc, jadi di monolognya dia tetep informal (pake 'aku') 

Enjoy! Jangan lupa bintangnya 🌟

.

.

Meskipun sang peramal memeriksa melati setiap hari, mendekatkan diri padanya atau Creatio Protocore saja tidak cukup.

Aku perlu menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya.

Hari ini, setelah menyiram melati, aku sengaja berjalan melewati ruang singgasana. Peramal sedang membaca disana.

"Ini pagi yang indah, Peramal. Sudahkah Anda berkunjung ke melati?"

"Apa yang kamu inginkan?"

"Sa-Saya tidak menginginkan apa pun. Mengapa saya harus..."

"Kamu tidak pernah melewati ruang singgasana setelah menyiram bunga."

"..."

'Dia benar-benar peka...'

"Um... Tahukah anda hari ini adalah Hari Wishhen?"

"Aku telah mendengarnya."

"Di tempat saya berasal, semua orang berdoa kepada Astra dengan menyalakan lilin langit. Saya membuatnya dengan beberapa lembar kertas. Sangat sederhana, tapi malam ini..."

Peramal mendongak dari bukunya. "Aku tidak melakukan hal-hal seperti itu." Jawabnya telak dan itu menjadi akhir pembicaraan kami

"..."

Dia pasti tahu bagaimana membungkamku dengan satu kalimat.

Saat malam mengawasiku, aku naik ke puncak Menara dengan lilin langitku. Aku menunggu, tapi Peramal belum menampakkan dirinya.

Dia tidak akan bergabung denganku. Tentu saja, dia adalah Peramal. Dengan restu Astra, ia melihat ibadah hanya membuang-buang waktu.

Aku menyalakan lilin dan nyala api lemahnya bersinar—secercah kecil.

"Wahai Astra Yang Maha Tahu, mohon jangan biarkan aku menjadi seperti es. Ada begitu banyak tempat yang ingin aku kunjungi, hal-hal yang ingin aku lakukan. Tolong, aku ingin hidup sedikit lebih lama..."

Aku membisikkan keinginanku dan melepaskan lilin langit dan menyaksikannya melayang di udara.

Ketika mencapai ketinggian, lilin itu patah, melayang dan jatuh ke tanah.

"Apakah Astra telah mengingkari keinginanku?"

Aku berlutut dan diam-diam mengambil potongan-potongan yang berserakan.

Aku menoleh ke arah langkah kaki itu. Di bawah langit tak berawan, cahaya bulan yang bersinar menyinari sesosok tubuh. Itu memancarkan cahaya seputih salju pada jubah biru itu.

Aku memaksakan diriku untuk tersenyum."Ini lelucon yang bagus, karena bahkan Astra menganggap permintaan saya konyol. Dia menyuruh saya untuk menyerah..."

"Agar Dia dapat mendengarkanmu, aku sarankan menggunakan wadah yang lebih kokoh."

Warna-warni berkilauan di tanganku dan menjelma menjadi lentera es.

"Apakah ini... es? Anda dapat membakar es?"

"Itu akan ditentukan oleh harapanmu yang kuat."

Masih ragu, aku menyalakan lentera es. Api berkedip-kedip sebelum lenteranya ditelan, es berubah menjadi oranye hangat.

"Bagaimana caranya membiarkan angin membawanya?" Tanyaku

Wajah Peramal bersinar karena tampilan warna lentera es. Api membawa kehangatan pada tatapannya yang dingin.

Dia menggambar beberapa simbol di udara, dan seketika itu juga lentera di tanganku menjadi hidup. Ia melayang ke ketinggian yang lebih tinggi.

"Saya belum pernah melihat lilin langit seperti ini... saya kira anda tidak merayakan Hari Wishhen."

"Aku tidak berbohong. Namun, kebetulan diperlukan beberapa lampu untuk malam ini."

Simbol-simbol yang digambar Peramal mulai berubah menjadi lentera es yang membumbung ke udara.

Di atas puncak Menara, lentera es menyala yang tak terhitung jumlahnya memenuhi langit malam yang sunyi.

Aku menganga melihat tontonan tepat di depan mataku.

"Cantik sekali... Akankah Astra mendengar permintaan saya dengan begitu banyak lentera?"

"Hanya Dia yang tahu."

Peramal menuju ke tangga.

"Anda akan pergi begitu saja? Mengapa anda tidak membuat permintaan?"

"Tidak ada yang aku harapkan dari Astra."

Dia pergi tanpa melirikku sedikit pun.

"Peramal itu... dia adalah orang baik terlepas apapun penampilannya. Tetapi jika dia mengetahui bantuannya yang tanpa disadari dalam membantuku menginginkan Creatio Protocore..."

'Dia akan menganggapnya tidak masuk akal...'

.

.

© LoveandDeepspace

The power of mc:

Sedingin itu jadi bisa selucu ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedingin itu jadi bisa selucu ini..

Zayne's momentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang