🦉|| ENAM BELAS

32 3 0
                                    

HAPPY READING ALL 🤸.

•••

Sesuai apa yang tadi pagi Aravan bicarakan pada Sheila, bahwa Bunda mengajak Sheila untuk berkunjung, sebelum itu Aravan harus mengantar Sheila untuk berganti pakaian.

"Udah sampe, turun" Ujar Aravan saat dirinya telah sampai, di sebuah mansion megah milik keluarganya.

"Ini rumah lo?" Tanya Sheila, yang di balas deheman oleh Aravan.

"Seperti tidak asing, dengan rumah ini" Gumam Sheila sebari menatap, mansion megah itu, gumamam Sheila masih dapat di dengar oleh Aravan.

"Hah? Ngomong apaan lo?" Sheila pun segera sadar dari lamunannya.

"Eh, ga ngomong apa-apa, salah denger kali lo" membuat Aravan hanya menganggukan kepala.

"Ya udah buru masuk" Ujar Aravan, yang diangguki oleh Sheila.

"Eh, Rav" Panggil Sheila.

"Apa lagi, Sheila".

"Rumah lo, lagi ada tamu?" tanya Sheila saat dirinya melihat berbagai macam merek mobil mahal.

"Oh... Biasa itu, biasanya bunda lagi arisan, sama temen-temennya" Jelas Aravan.

"Hah?! Arisan?!" teriak Sheila.

"Aihh.. Kebiasaan lo, budek nih lama-lama kuping gue, emang ngapa dah?" Ujar Aravan lalu bertanya, dengan lengan yang masih mengusap telinganya.

"Ya, alhasil pasti banyak orang dong".

"Ya iyalah ogeb, namanya juga arisan, gimana sih lo" Ujar Aravan, dengan ekspresi menahan kesalnya terhadap Sheila.

"Aaaa... Pulang aja ya gue".

"Eittt! Gak bisa, lo udah di suruh sama nyokap gue untuk kesini, gak boleh loh nolak printah orangtua".

"Tap-" Ucapan Sheila terpotong, saat pintu mansion itu terbuka dan mempilkan wanita paruh baya, yang masih terlihat muda.

"Eh ada nak Sheila" .

"I-iya tante" Jawab Sheila sedikit gugup, sedangkan Aravan menahan tawa, karna ekspresi wajah Sheila.

"Ayo masuk, kok di luar sih, kamu juga Rava, bukannya di suruh masuk" Ajak Erlin.

"Hadeh, bukannya di sambut anaknya malah di omelin" .

"Udah ayo masuk" Ujar Erlin yang tak mendengar ucapan Aravan.

"Eh iya tante" Ujar Sheila lalu menghampiri Erlin.

"Panggil Bunda aja gak usah tante" Ucap Elin, yang diangguki Sheila.

"I-iya bun" Ujar Sheila, setelah itu mereka berdua pergi ke dalam mansion meninggalkan Aravan seorang diri.

"Ck, yang anaknya tuh gue, atau dia sih" Kesal Aravan, dengan lunglai memasuki rumah.

"Hai jeng, ini nih yang saya ceritakan tadi, cantik kan?" Ujar Erlin, dengan antusias mengenalkan Sheila pada ibu-ibu disana, ketika mereka bertiga telah duduk di sofa tuang tamu tersebut.

"Iya cantik, boleh nih sama anaknya tante" Ujar salah satu ibu-ibu itu.

"Ga-" Belum saja Erlin menjawab, dirinya telah di potong oleh Aravan.

"Eh.. Gak bisa tante mona, Sheila bentar lagi, Rava jadi-in pacar" Ujar Aravan, membuat Sheila langsung menatap wajah Aravan dengan wajah kagetnya.

"Ngomong apaan sih lo" Bisik Sheila.

ARAVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang