🦉|| DUA PULUH EMPAT

26 3 0
                                    

HAPPY READING ALL.

•••

Di pagi yang cerah kini, terdapat seorang gadis cantik dengan seragam putih abu-abu yang telah melekat ditubuhnya dan rambutnya yang sengaja dirinya urai, membuat dirinya semakin cantik. Menyemprotkan parfum yang memiliki wangi strawberry, pada tubuhnya.

"Finished" Ujar Sheila sebari tersenyum.

Dengan setengah berlari ia menuruni tangga hingga suara seorang pria paruh baya membuat langkahnya memelan.

"Turun tangganya jangan lari, kebiasaan!" Tegur Gala tanpa melihat kearah sang putri, yang di balas cengiran oleh Sheila.

"Papah lagi ngapain, tuh?" Tanya Sheila, mengintip apa yang sedang dilakukan oleh Gala.

"Lagi bikin nasi goreng" Jawab Gala menoleh sekilas pada sang putri lalu tersenyum.

"Wahh, Cila mau ya Pah!" Seru Sheila.

"Boleh gak ya" Goda Gala.

"Boleh ya" Rayu Sheila seperti anak kecil, membuat Gala terkekeh, lalu mengangguk.

"Yeay!" Seru Sheila.

Setelah itu Gala menyuruhnya untuk duduk di kursi, sedangkan Gala menghidangkan nasi goreng tersebut pada sebuah piring.

Sheila menatapnya penuh binar dan segera memasukan sesendok nasi goreng itu pada mulutnya, sebelumnya ia meniupnya terlebih dahulu. Meresapi setiap kunyahan demi kunyahan di dalam mulutnya.

"Gimana enak?" Tanya Gala, menatap wajah putrinya gemas.

"Lebih dari kata enak, ini mah pah" Ujar Sheila kembali menyuapkan kembali nasi goreng itu.

Gala pun mulai memakan makanan miliknya. Masakan Gala memanglah sangat enak dan menagihkan.

"Nanti papah antar kamu, untuk berangkat ke sekolah" Ucap Gala, membuat Sheila menghentikan kegiatan nya, dan menatap Gala heran.

"Emang papah tidak kekantor?" Tanya Sheila.

"Kekantor, hanya saja sekali-sekali papah mengantar putri kesayangan papah ini sekolah" Ujar Gala sebari mengacak-acak rambut Sheila.

•••

Seperti yang Gala katakan bahwa dirinya ingin mengantar Sheila pergi sekolah. Kini mereka telah sampai di depan SMA Pelita, SMA ter-elit di kota itu.

"Uang?" Ujar Sheila sebari menengadahkan tangannya pada Gala. Dan gala hanya terkekeh, dari dulu sifat Sheila tak pernah berubah.

"Udah papah transfer, Cukup?" Ujar Gala.

"Banyak banget Pah!" Seru Sheila saat berapa banyak yang telah Gala kirimkan padanya itu.

"Udah, uang itu bisa Cila pake buat apa pun yang Cila mau. Tapi inget beli yang bermanfaat untuk kamu" nasehat Gala, yang langsung diangguki Sheila dan dengan tangan di pelipis ala-ala hormat.

"Siap bos! Kalo gitu Cila sekolah dulu ya Pah" Ujar Sheila, segera keluar dari mobil milik Sang Papah.

"Hai Om!" Sapa seorang pemuda jangkung, menghampiri mereka.

"Eh nak Rava!" Ujar Gala dari dalam mobil.

"Om titip Cila ya Rav, kalau bandel gantung aja di pohon cabe" Sambung Gala disertai candaan di akhir. Membuat Aravan tertawa dan mengangguk.

"Papah!" Kesal Sheila sebari mengerucutkan bibirnya, Gala terkekeh. Lalu berlalu meninggalkan mereka berdua.

Sheila beralih menatap Aravan dengan tatapan kesal.

ARAVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang