🦉|| DUA PULUH LIMA

19 3 0
                                    

HAPPY READING ALL.

•••

"Gue suka sama lo".

Sheila terdiam sesaat, ketika kata-kata itu terlontar dari mulut Aravan.

"Gue selama ini nggak tau tentang perasaan yang selama ini gue rasain" Ujar Aravan setengah. Dan Sheila hanya diam, mencerna setiap kata yang terlontarkan.

"Dan sekarang gue tau, kalau gue udah memiliki perasaan lebih dari sekedar seorang sahabat" Lanjutnya sembari menatap Sheila dalam.

"Rav, gue juga gak tau pasti tentang rasa ini. Gue juga ngerasain hal yang sama dengan apa yang lo rasakan selama ini, debaran ini. Setiap kali gue deket dengan lo, gue gak tau apa yang gue rasakan selama, ini" Jelas Sheila.

"Tapi, maaf Rav, gue... " Ucap Sheila menggantung. Aravan tersenyum kecut.

"Gapapa kalau, lo belum bisa terima gue sekarang, tapi gue akan terus berusaha buat dapetin hati lo" lirih Aravan.

"Gue mau" Ucap Sheila pelan sebari menundukan wajahnya. Meskipun terdengar sangat pelan, tetapi Aravan masih dapat mendengarnya.

Aravan mematung sesaat, lalu menatap Sheila dengan wajah bingungnya.

"Co-coba ulangin sekali lagi".

"Males!" seru Sheila segera memalingkan wajahnya. Yang kini telah memerah seperti kepiting rebus.

"Ck, ayolah gue mau denger sekali lagi" rengek Aravan. Tetapi Sheila tak menanggapi ucapannya.

"Sheila" panggil Aravan lembut.

"Guemaujadipacarlo" Ucap Sheila dengan cepat.

1 Detik...

2 Detik...

3 Detik...

Beberapa saat Aravan terdiam, lalu beranjak dari duduknya. Menarik nafasnya dalam, Sheila hanya memperhatikan gerak-gerik Aravan, lalu..

"HUUUUH! AKHIRNYA SETELAH SEKIAN LAMA! SAFRINA SHEILA ARCHYA RESMI MENJADI PACAR GUE! HUUUH!" Teriak Aravan, lalu menghampiri Sheila dan mendekap nya erat. Lalu mengkat tubuh Sheila dan membawanya untuk ia putar.

"Hahaha turunin Rava, nanti jatuh!" Pekik Sheila. Aravan menurutinya dan menurunkan kembali tubuh Sheila.

"Makasih telah menerima gue, untuk masuk kedalam kehidupan lo" Ucap Aravan, dalam pelukan. Sheila membalas pelukan mereka.

"Gue janji gak bakal buat lo kecewa karena kelakuan gue sendiri" Lanjut Aravan.

"Gue pegang janji lo" Ucap Sheila sebari mengurai pelukan mereka.

"Rav?".

"Rava!!".

Suara seorang gadis memecahkan semua lamunannya.

"Eh! Apaan?" tanya Aravan.

"Gue yang harusnya nanya, monyet! Lo kenapa manggil gue" Ujar Sheila.

'Si bangsat ternyata cuman lamunan gue!' batin Aravan.

"Rav!" panggil Sheila kembali.

"Salah denger kali lo".

"Pulang buru" Lanjut Aravan bangkit dari duduknya.

"Sebentar lagi Rav".

"Udah malem bocil" Ujar Aravan.

"Ck yaudah iya" Ucap Sheila yang mulai menuruni rumah pohon itu dengan wajah di tekuk.

ARAVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang