🦉|| DUA PULUH SATU

34 3 0
                                    

HAPPY READING ALL.

•••

Pagi hari, tepatnya di hari wekend yang cerah.

"Morning bunda" Ujar Sheila menyapa pada Erlin.

"Morning too, sayang".

"Rava mana bun?" Tanya Sheila, sebari duduk di kursi, yang berada di dapur tersebut.

"Biasa kalo wekend, kaya gini tuh anak masih di tempat tidur" Ujar Erlin.

Sheila yang memiliki ide jahil pun, menyeringai.

"Coba kamu bangunin sana" Sambung Erlin.

"Siap bun!" Seru Sheila yang langsung berlari menuju kamar Aravan.

1

2

3

"RAVAAA!!" Teriak Sheila, sebari menggedor pintu kamar Aravan.

"Dasar bocah, tidur kebo banget!" Dengus Sheila karna Aravan tak kunjung menyautinya, yang membuat Sheila lelah.

"Giman bangun belum?" Tanya Erlin saat Sheila kembali. Sheila hanya menjawab dengan gelengan kepala saja.

"Yaudah, biar bunda aja, biar tak siram" Ucap Erlin.

"Kalo gitu Cila mau cari angin dulu ya bun" Ujar Sheila, dengan tiba-tiba.

"Kemana? Masih pagi lo" Tanya Erlin.

"Di daerah komplek ini aja bun" Jawab Sheila.

"Yaudah tapi hati-hati ya" Yang di balas anggukan oleh Sheila.

•••

Sheila terus melangkah, hingga ia melihat, sebuah cafe yang berada tak jauh.

"Mbak mau pesan, Cupcake strowbery-nya, satu" Ujar Sheila.

"Oke, kak akan saya antar-kan, apakah ada yang lain?".

"Tidak, hanya itu saja" Ucap Sheila, yang di balas anggukan, oleh pelayan cafe tersebut.

Sheila pun mulai duduk disalah satu bangku yang berada, di cafe tersebut. Menikmati suasana yang sangat khas, di dalamnya, seperti wangi sebuah kue yang baru keluar dari oven dan banyak wangi lain, yang membuat Sheila nyaman berada disana.

Saat dirinya melihat setiap sudut cafe tersebut, tiba-tiba dirinya terpaku, saat melihat seorang yang menurutnya tak asing. Dan benar, beliau orang itu.Dengan nafas memburu Sheila menghampiri seorang wanita paruh baya, yang sedang duduk bersama seorang pria, yang sama sekali tak Sheila kenali.

"M-mamah!" Alya terkejut mendengar suara yang sangat ia sayangi itu.

"Mamah ngapain disini? Terus dia siapa? Papah mana? Kok mamah tidak dengan papah? Jawab mah!" Banyak pertanyaan yang Sheila lontarkan, membuat Alya semakin bingung bagaimana menjelaskannya.

"D-dia.." Ujar Alya menggantung.

"Dia siapa mah?!" Tanya Sheila kembali, kemudian menyunggingkan senyumannya.

"Oh, jangan-jangan mamah selingkuh dari papah! Iya?!" Lanjut Sheila membuat Alya terdiam.

"Kenapa diem mah?! Berarti benar? Mamah selingkuh?!" Tanya Sheila kembali, dengan nafas memburu.

"S-sayang de-dengerin mamah dulu".

"Alah udah lah mau ngejelasin apa lagi, kebenarannya sudah di depan mata! Mamah itu selingkuh!" Ucap Sheila dengan nada sedikit kecewa.

ARAVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang