Freen menghembuskan nafas panjang ketika mendengar pintu ruangannya dibuka dengan kasar. Dia mulai terbiasa dengan kelakuan sang pelaku, yang selama seminggu ini rajin datang ke kantornya dengan tujuan membujuknya agar membatalkan rencana pertunangannya dengan gadis yang dijodohkan oleh keluarganya.
"Keputusanku sudah bulat," ucap Freen sebelum gadis kecil, yang merupakan sepupunya itu merengek.
Becky Patricia Xanders, gadis yang 5 tahun lebih muda dari Freen, tidak menghiraukan ucapannya, ia seolah tuli. Dia memang sedikit keras kepala dan pantang menyerah. Apa pun yang dia inginkan harus dia dapatkan, bagaimana pun caranya.
Wataknya yang satu ini dia dapatkan dari ibunya. Wanita yang telah melahirkannya itu memang terkadang begitu impulsif ketika memiliki keinginan.
"Kamu sangat jahat. Aku benar-benar ingin mencekikmu sampai mati. Kamu mematahkan hatiku lalu meremukkannya menjadi serpihan."
Freen menggigit bibirnya, jengkel dengan kelakuan sepupunya yang sangat kekanakan dan berlebihan. Namun, dia tidak bisa kasar, gadis kecil itu amat sangat cengeng dan dia adalah putri kesayangan paman dan bibinya, mereka tidak akan senang jika ada yang membuat putrinya menangis.
"Becky." Freen mendesah menahan perasaan jengkel.
"Kamu tidak mencintai gadis itu, kamu tidak akan bahagia menikahinya. Kamu mencintaiku, harusnya aku yang kamu nikahi, Freen." Becky menaikkan nada suaranya.
"Kita sepupu."
"Lalu apa masalahnya?"
"Sepupu tidak menikah." Freen membalas dengan nada tinggi.
"Kita akan menjadi yang pertama."
"Astaga." Freen benar-benar sudah jengkel. Sepupunya ini terlalu keras kepala.
"Tolong pulanglah, aku sangat sibuk hari ini." Freen mencoba mengusirnya dengan suara sehalus mungkin, tak ingin terjadi drama si gadis menangis meraung-raung seperti kemarin.
"Katakan apa yang kurang dariku? Apa yang harus aku ubah supaya kamu mau menikahiku?"
"Kamu tidak kurang apa pun, kamu sudah sempurna."
"Lalu kenapa kamu tidak mau menikahiku."
"Becky, kita sepupu."
"Lalu kenapa dulu kamu mengatakan bahwa kamu mencintaiku, kamu bilang akan menjagaku. Kenapa kamu memperlakukanku seperti aku kekasihmu kalau akhirnya kamu tak bisa menikahiku. Kamu sudah terlanjur membuatku jatuh cinta."
Freen kehilangan kata-kata, gadis itu benar. Dia telah terjebak oleh keadaan yang menyebalkan, Freen bahkan tidak tahu bagaimana dia harus keluar dari situasinya saat ini.
Dia bangkit dari posisinya ketika menyaksikan mata Becky sudah memerah siap mengeluarkan air mata. Ditariknya gadis berambut panjang itu ke dalam dekapannya. Dia mengusap kepala belakang sang gadis dengan lembut.
"Ayo kuantar kamu pulang," ucapnya sembari mengurai dekapannya. Dia mengusap pipi basah sepupunya dengan hati-hati.
"Tidak mau pulang sebelum kamu berjanji."
"Becky."
"Kumohon, aku sangat mencintaimu."
Becky memeluk erat perut Freen. Isakan kecil terdengar dari mulutnya. Freen bahkan bisa melihat bahu sepupunya yang terbuka itu sedikit berguncang.
***Freen mengerang frustasi, dia tidak bisa menyingkirkan Becky dari tubuhnya. Gadis itu terus mengikutinya sejak dari kantor. Dia bahkan tidak mau pulang dan sekarang dia menggelayutinya setelah dia tahu bahwa Freen ada pertemuan keluarga dengan calon istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PET ME
FanfictionLakukan apa pun yang ingin kamu lakukan terhadapku. Aku milikmu