Chapter 4 : Anak muda yang nekat

20 11 5
                                    

Pria berjas itu mengelap tangannya dari cipratan darah yang membasahi sekitar. Pasir pantai tempat pria besar itu berdiri kini menjadi genangan cairan kental berwarna merah. Orang orang di sekitar berteriak, mematung, atau bahkan pingsan melihat kejadian supranatural itu. Maksudku, ayolah… tidak ada hukum fisika yang membuat orang bisa melompat atau berteleportasi atau apapun itu dengan sangat cepat seperti barusan. Badanku masih gemetar, sehingga aku sulit untuk bangun. Untuk sementara ini, aku harus menenangkan diri terlebih dahulu dan berpikir sejenak.

Mungkin ini terdengar berlebihan, tapi pria berjas itu berpindah tempat kurang dari 1 detik menurut perhitunganku. Kecepatannya di luar nalar. Apa dia manusia sungguhan? Kalau iya, bagaimana caranya agar bisa seperti itu? Dari mana asal usul kekuatan anehnya? Entah kenapa aku malah memikirkan bagaimana jadinya jika aku punya kemampuan mengerikan seperti itu…

“Ehmm, permisi Nona, mungkin aku salah, tapi apa Nona berpikir mengenai cara memperoleh kemampuan itu? Senyum Nona tadi terlihat mengerikan. Jadi aku pikir…”

“Hah? Apa? Tidak, mana mungkin gadis sepertiku ingin punya kekuatan seperti itu.” Aku tersenyum seperti orang tak waras sambil menggaruk kepala. Tiba-tiba saja ada sesosok pria di samping kananku yang mengajak bicara. Posisinya berbaring tengkurap, sama sepertiku. Pria yang mengajak bicara ini pernah aku lihat sebelumnya di dalam kapal. Dia sering terlihat duduk sendirian tanpa ada orang yang mendekati atau berbicara kepadanya. Terlepas dari itu, tebakannya benar, dan ya ampun… kenapa aku tersenyum lebar seperti tadi! Untung saja hanya orang berambut cokelat ini yang melihatnya.

“Oh, maafkan aku kalau salah. Tapi apa Nona tak merasa sedikit aneh dengan kondisi pria besar itu? Jelas sekali itu bukan dari tembakan peluru melainkan seperti ada yang membuatnya meledak dari dalam. Apakah Nona juga menyadarinya?”

Ya ampun, bahasanya kaku sekali, mungkin dia anak desa yang baru merantau ke kota. Aku hampir saja tertawa mendengar perkataannya yang aneh itu. Namun, untungnya itu tak terjadi. Aku lebih memikirkan ucapannya mengenai ‘meledak dari dalam‘ itu. Dia mungkin cukup cerdas sampai bisa terpikirkan hal semacam itu. Sepertinya akan bagus jika aku berhasil mendekatinya. Melihat wajahnya yang polos dan agak pas-pasan, sepertinya dia jarang ditemani oleh perempuan. Aku mungkin bisa bertanya mengenai perusahaan, uang, dan lain-lain jika berhasil dekat dengannya. Ditambah lagi…

“Ehm, maaf Nona…”

“Eh, ya?”

“Nona tersenyum seram lagi, lho. Apakah Nona sedang sakit?”

“Oh, tidak, tidak. Aku hanya terbiasa senyum kalau suasana hatiku sedang baik.”

Sial, aku tersenyum lagi! Mana mungkin hati orang bisa tenang dalam kondisi tegang seperti sekarang!

“Oh, baguslah kalau begitu. Saya tak ingin wanita secantik Nona merasa takut. Terlebih lagi, sepertinya orang berjas itu akan mulai menyampaikan sesuatu yang penting. Dia memerintahkan rang-orang agar pergi ke atas tebing untuk memperhatikan penjelasannya. Sebaiknya kita mulai berangkat juga.”

Syukurlah, dia tak merasa aneh dengan ucapanku barusan. Selain itu, aku sedikit tertarik dengan perkataannya barusan mengenai ‘Wanita secantik Nona’. Sepertinya pria ini memiliki ketertarikan padaku. Sepertinya, mudah mendapatkan perhatian seorang laki-laki jika yang dihadapinya itu wanita cantik sepertiku. Terlepas dari itu, aku sama sekali tak mendengar perintah untuk pergi ke atas tebing. Aku jadi tak memperhatikan sekitar karena mengobrol dengan orang ini. Aku berusaha untuk bangkit, tapi badanku masih saja gemetar. Pria tadi secara mengejutkan mengulurkan tangannya, tanda ingin membantu. Aku menerima bantuannya sambil mengucapkan terimakasih.

Saat aku berdiri aku melihat orang berjas itu sudah ada di atas tebing itu lagi. Bagaimana dia bisa kembali ke tempat semula?  Apa dia menggunakan kemampuannya lagi?

“Bagi para penumpang kapal, kami ingin menyampaikan sesuatu, jadi pergilah ke atas tebing ini.” Suara berat pria berjas itu ditambah dengan bantuan pengeras suara membuatnya cukup mengerikan. Persis seperti suara kriminal kejam.

Aku dan pria berambut cokelat dengan pakaian merah ini bergegas berjalan bersama ke arah tebing tinggi tempat pria berjas itu awalnya berdiri. Kami pun hampir sampai. Namun pria disampingku ini mendadak…

Elena dan Daratan Misterius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang