HARI 1 / JAM 05:58
Tidak boleh mengenakan dandanan. Tidak sulit bagi Chika untuk mengingat hal itu. Ini perkemahan, kata Kak Kevin saat sosialisasi acara. Bukan pesta. Senang-senang? Tidak masalah. Tapi kemah menggunakan make-up—kemah macam apa itu?
Entah bagaimana ceritanya, baru saja Chika masuk ke lapangan fakultasnya, ia langsung menyadari bahwa masih ada juga mahasiswi di kelompok lain yang nekat menggunakan eye shadow. Chika tidak habis pikir. Ini perkemahan, bodoh, batinnya. Toh, semua orang bakal kotor juga.
Chika meletakkan tas carrier-nya di tanah, satu rombongan dengan kelompoknya sendiri. Wawan, ketua kelompoknya, tampak sedang bercanda seru dengan Dhani dan Ipin—panggilan akrab untuk Syarifin—sambil menggoyangkan pinggulnya. Jika Chika tidak mengenal Wawan, mungkin Chika sudah melengos pergi. Tingkah beberapa teman baiknya di sini memang terkadang melewati batas akal sehat. Tapi mau bagaimana lagi? Bahkan para dosen pun mengakui bahwa seorang mahasiswa Program Studi Psikologi belum syahdu jika mereka masih waras. Sepertinya kutukan itu sudah menjalar saja ke angkatan mereka yang baru masuk.
Sudah menjadi tradisi tahunan di prodi itu bahwa setiap tahunnya diadakan Perkemahan. Peserta didiknya adalah mahasiswa baru, dan panitia acaranya adalah angkatan di atasnya. Tujuannya? Jelas, pengenalan prodi, penurunan tradisi, dan pastinya pembentukan mental. Awalnya Chika agak mengernyit mendengar tradisi ini—kedengarannya seperti ospek di tengah alam. Paling tidak, di ranah universitas, masih ada yang bisa memprotes jika terjadi apa-apa—lalu bagaimana jika dilakukan di tengah hutan di dekat dusun yang terletak di antah-berantah?
Untungnya, angkatan atas mereka menjanjikan revolusi. Saat sosialisasi dan sesi tanya jawab kemarin, mereka dengan gamblang menyebutkan satu per satu kekurangan dari Perkemahan yang mereka alami, dan mereka berjanji akan berusaha melakukan format ulang untuk memastikan kesalahan yang sama tidak terjadi. Kak Kevin—Ketua Pelaksana Perkemahan tahun ini—juga menjanjikan secara pribadi bahwa dia yang akan menangani sendiri jika ada panitianya yang berani membentak mahasiswa baru. Beberapa fasilitas yang dijanjikan juga terdengar seperti kisi-kisi untuk sebuah seri permainan outbound. Chika tidak bisa protes soal itu.
Menurut jadwal kegiatan yang diumumkan di media sosial acara itu, Perkemahan akan berlangsung tiga hari dua malam karena ada tuntutan dari pihak Fakultas untuk melakukan pengabdian masyarakat—Perkemahan-Perkemahan sebelumnya hanya berlangsung selama dua hari satu malam. Chika cuma bisa berharap ada cukup hiburan di Perkemahan nanti.
Di sisi agak jauh, tampak Alvin—seorang sahabatnya lagi—sedang membawa tasnya sambil berjalan agak terburu-buru. Tidak seperti kebanyakan anak yang hadir, Alvin hanya membawa satu tas ransel dan satu tas plastik jinjing. Cowok, pikir Chika. Alvin langsung menghampiri kelompoknya sendiri dan mulai menengok dengan bingung, sepertinya mencari seseorang.
Chika memperbaiki jilbabnya sebentar, dan tidak sengaja menangkap pemandangan Irsyad sedang tertawa lebar dengan ketua kelompoknya, Rima. Chika tidak terlalu kenal dekat dengan mereka, namun dalam sebuah ide film gagasan Alvin dan sahabatnya, Chika dan Irsyad sama-sama terpilih menjadi pemeran, sehingga Chika tahu satu-dua hal tentang Irsyad. Misalnya, rambut gondrongnya itu karena dia memang ingin memanfaatkan kesempatan bisa menggondrongkan rambut. Mungkin sebagai balas dendam untuk semasa SMA. Atau bahwa Irsyad jatuh cinta setengah mati pada seorang gadis di kelasnya—siapa namanya, Shafira? Chika lupa—yang entah untuk alasan yang Chika tidak tahu tampak seperti menolak berbicara dengan Irsyad. Padahal Shafira tampaknya anak yang baik. Ah, sudahlah. Remaja memang aneh.
Chika menguap. Kak Kevin meminta anak-anak untuk berkumpul jam setengah enam, dan jam Chika menunjukkan pukul enam tepat. Masih ada beberapa wajah familier yang belum tampak. Padahal panitia sudah mengumumkan bahwa mereka akan berangkat setengah jam lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/43968684-288-k710309.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurit Malam: Benteng Gelap
Horreur"Selamat berjalan di tengah gelap. Kami menunggumu di ujung sana." BUKU 1 JURIT MALAM. Perkemahan sudah menjadi tradisi bagi Program Studi Psikologi, sehingga ketika mereka berangkat, para mahasiswa baru tidak banyak berharap--rumor sudah menjawab b...