HARI x / JAM 00:15
Aku akan berhenti sejenak dan membiarkanmu memroses semua informasi itu dulu.
Pada titik ini, semuanya bukan lagi permulaan.
Setelah titik ini, permainan jurit malam yang sesungguhnya akan dimulai.
Kita akan berkelana setelah ini, mendaki gunung dan melewati lembah, menerjang hutan dan menyelami lautan. Kita akan berpetualang setelah ini, melawan naga dan menyelamatkan tuan putri, membuka tabir dan membaca takdir.
Kita akan mati setelah ini, jadi aku harap kau sudah siap.
Karena kami sudah siap. Kami sudah memahami apa yang telah terjadi. Kami sudah memahami setiap situasi, dan setiap karakter yang akan kami kendalikan. Kami sudah memahami dunia tempat kami bereksperimen. Sekarang adalah waktunya untuk benar-benar menguji.
Kami sudah bertanya. Kami sudah mengamati. Sekarang kami akan mencoba.
Kami sudah siap untuk bermain.
Sekarang akan kuberikan sedikit gambaran akan apa yang terjadi setelah itu: lebih banyak pembunuhan brutal. Lebih banyak serangan. Banyak anak yang hilang saat menyendiri karena takut akan serangan-serangan skala besar yang terjadi, tetapi lebih banyak lagi yang terkonfirmasi mati. Dan 'terkonfirmasi' di sini maksudnya jenazahnya antara ditemukan setelah mati, atau orang-orang itu mati persis di depan mata yang lainnya. Orang-orang yang tersisa bahkan kesulitan mengatur jasad yang tersebar agar bisa diletakkan—atau syukur-syukur dikuburkan—secara layak, apalagi menghitung jumlah mereka.
Korban berjatuhan. Masih tidak ada harapan untuk mendapatkan bantuan dari luar.
Jenazah Toni dan Luna baru ditemukan setelah perjuangan panjang di parkiran. Leher Toni tampak seperti digorok terbuka, seperti Olivia, sementara leher Luna tampak seperti ditusuk dari depan. Kevin mengirim dua orang panitianya—Dzaki dan Si A, yang bernama Andini—untuk pergi ke Dusun Hijau. Ingat perempatan di sebelah Pendopo? Salah satu cabangnya mengarah ke lapangan parkir dan gerbang keluar, salah satu mengarah ke tenda panitia dan parkiran panitia, salah satu mengarah ke Pendopo, dan satu cabang lagi—yang mengarah ke hutan yang lebih lebat—sebenarnya mengarah ke Dusun Hijau, jika jalan setapaknya yang sangat panjang dan menembus hutan terus diikuti. Kevin berharap mereka bisa mencari bantuan sementara di situ.
Setelah dua setengah jam, keduanya belum kembali.
Pertanyaan kami: apakah kita bisa bertahan hidup?
Pengamatan kami sudah kaualami.
Percobaan kami akan dimulai dari sini. Permainan kami akan dimulai dari sini.
Jika kaukira ini parah, selamat. Jurit malammu baru saja dimulai.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurit Malam: Benteng Gelap
Horror"Selamat berjalan di tengah gelap. Kami menunggumu di ujung sana." BUKU 1 JURIT MALAM. Perkemahan sudah menjadi tradisi bagi Program Studi Psikologi, sehingga ketika mereka berangkat, para mahasiswa baru tidak banyak berharap--rumor sudah menjawab b...