Hukuman

798 60 7
                                    

Setelah kepergian papi dan maminya, suasana rumah kembali dingin.

Zee yang melihat cici pertamanya selalu mendiamkannya, hatinya begitu teriris. Sakit saat pertanyaan nya tak dijawab oleh cicinya itu.

Sama seperti suasana sarapan tadi, makan malam pun dihiasi dengan keheningan.

Zee yang sadar cicinya masih marah, ia hanya diam. Tak mau memancing emosi cicinya itu.

Kali ini, Zee hanya makan sedikit. Selera makannya hilang. Ia pun langsung pergi menuju kamarnya.

"Zoy, dikit banget" ucap Gracia yang melihat makanan zee masih lumayan utuh.

"Ke atas dulu" Zee tak menjawab soal makanan, ia hanya ingin segera menjauh dan menenangkan diri di kamarnya.

"Abisin" ucap Shani dengan dingin.

Tak mau buat masalah lagi, Zee pun menuruti perintah Shani. Namun Zee tak menghabiskannya di meja makan. Ia membawa makanan itu ke kamarnya.

"Di atas" Ucap Zee yang langsung membawa piring dan gelasnya menuju kamar.

Gracia dan Christy pun hanya menatap kepergian Zee.

Di kamar, air mata Zee kembali menetes. Ia sudah tak tahan dengan situasi sekarang. Namun ia juga tak tahu harus buat apa supaya cicinya itu mau memaafkannya.

Makanan yang dibawanya tidak ia makan. Zee hanya duduk menghadap jendela sambil memeluk boneka dinonya.

"Zoyaa" panggil Christy didepan pintu kamar Zee.

Biasanya Christy langsung masuk ke kamar kembarannya itu. Namun kali ini ia tidak bisa karena pintu kamar Zee terkunci.

Zee yang mendengar itu hanya diam, tak ada niatan untuk membuka pintu.

"Maaf" lirih Christy di depan pintu saat pintu kamar Zee tak kunjung dibuka.

"Tidur yuk, besok kan sekolah" ucap Gracia sambil menarik lengan Christy menuju kamarnya.

Malam itu Christy tidur bersama Gracia. Christy juga menceritakan kepada Grcia suasana hatinya saat ini. Ia sebenarnya ingin sekali tidur bersama kembarannya itu.

Sementara Zee, ia tidur dengan perut kosong. Makanan semalam tidak ia sentuh sedikitpun.

05.00

Zee terbangun saat perutnya berbunyi. Melihat makanan di meja gamenya, iapun menghampiri dan mencicipi makanan tersebut.

"Em basi ya" Ucap Zee setelah merasakan asam pada makanya.

Zee pun keluar dari kamarnya sambil membawa makanan tadi malam. Ia berniat menggoreng telur atau makan roti untuk menghilangkan rasa lapar.

Saat memasuki dapur, ia melihat Shani sedang memakai apron.

"Pagi cici" sapa Zee pada cici pertamanya dengan muka bantalnya.

Shani hanya melirik sekilas, tak menjawab sapaan Zee.

Melihat perlakuan Shani, seakan ada jarum yang menusuk hati Zee. Air matanya kembali menetes. Namun Zee langsung menyekanya. Ia tak mau menangis di depan cicinya.

Zee yang awalnya ingin makan untuk mengganjal perutnya, ia urungkan. Zee hanya menaruh piring yang utuh dengan makanan dan gelasnya.

Zee pun langsung kembali ke kamar dengan langkah cepat tanpa mengeluarkan Sepatah katapun.

Di kamar, ia langsung mandi dan bersiap ke sekolah.

"Pagi" sapa Christy di meja makan yang sudah ada Gracia dan Shani.

SHIBATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang